Kali ni gua pengen share bagi temen temen semua kumpulan cerpen yang gua dan temen temen gua buat bareng di sekolah. semoga cerpen ni bermanfaat .................
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu
tugas bidang studi Bahasa Indonesia SMA 1 Batusangkar. Yang berjudul “Antalogi
Cerpen laventura Story “
Penulis menyadari dalam penyelesaian
karya tulis ini tidak terlepas dari
bimbigan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih kepada (1) Noflismen anas M.pd selaku guru pembimbing
yang mengarahkan penulis dalam pembuatan makalah ini (2) Orang Tua penulis yang
telah memberikan motivasi dan do’a kepada penulis (3) Ibu Syafriati Rasyid selaku
wali kelas penulis yang selalu memberikan dorongan untuk menyelesaikan makalah
ini (4) Rekan kelompok yang selalu memberikan bantuan dan semangat agar
terselesaikannya makalah ini (5) Semua teman-teman XI MIPA 5 yang senantiasa
memberi semangat, bantuan, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun pembahasan. Semua ini karena
keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis. Atas semua kelemahan dan
kekurangan tersebut, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi terciptanya kesempurnaan makalah ini.
Batusangkar, November 2015
Penulis M.iqbal syah
SMA 1 Batusangkar
Misteri di Toko
Perhiasan
Oleh :
Muhammad iqbal syah
Tempat tanggal lahir
Boy
adalah seorang detektif muda yang sangat berbakat dan terkenal. Dia selalu
memecahkan kasus dengan berbagai analisa-analisa yang sangat akurat. Boy
memiliki seorang teman yang sangat dekat yaitu Mega. Dia selalu menemani Boy
dalam berbagai kasus.
Sore
itu Boy pergi berlibur bersama Mega ke rumah neneknya di Aceh barat dengan
kereta eksekutif. Tetapi lagi-lagi sebuah kasus mengundang Detektif Boy untuk
memecahkannya. Saat berada di dalam gerbong makan untuk makan, Boy mendengarkan
percakapan antara pemilik tokoh perhiasan dengan managernya yaitu Pak Yusuf dan
Pak Dani. Mereka membicarakan tentang perampokan yang terjadi di tokohya,
tetapi perampoknya pergi tanpa mengambil apapun. Karena perampoknya kabur tanpa
mengambil apapun semua orang kagum dan menganggap Pak Yusuf lah yang
telah mengusir perampok itu.
Ditengah
tengah pembicaraan seseorang menyela pembicaraan mereka yaitu Pak Nof seorang Bupati
Aceh barat, “Tapi itu merupakan sebuah iklan yang sangat bagus, untuk kampanye
pemilihan Anda. Sungguh rencana yang sangat cerdas.” Kata Pak Nof. “Pak bupati,
apa yang Anda lakukan disini?” Tanya Pak Dani. Kemudian Pak Nof menjawab akan
berlibur ke Surabaya. Kemudian mereka semua melanjutkan pembicaraan meraka. Namun
pak Nof mencurigai kasus perampokan itu, ia menduga bahwa kasus itu merupakan
rekayasa. Pak Nof menemukan sebuah kejanggalan dalam kasus perampokan itu yaitu
mengapa seorang perampok takut dan kabur saat mendengar alarm dan mengatakan
sesuatu yang aneh ketika dia kabur. “sebelum penjahat itu melarikan diri, dia
bilang ‘ini berbeda sekali dengan apa yang kita sepakati'”. Detektif Boy merasa
kejadian seperti itu pernah terjadi, tetapi ia lupa kapan dan dimana kejadian
tersebut terjadi.
Kemudian
seorang wanita yang mencurigakan masuk kedalam gerbong makan untuk makan malam
“Benar benar Kebetulan yang mengerikan” ucap wanita itu, kemudian iya
membatalkan makan malamnya dan kembali ke kamarnya. Boy terus memikirkan kasus
tersebut, “Hey, Aku benar-benar ingat kasus seperti itu, dimana penjahatnya kabur
tanpa mengambil apapun” ucap Boy. “aku tidak ingat, mungkin itu hanya film yang
pernah kamu tonton” jawab Mega. “tidak itu terjadi sudah lama, mungkin sudah
lama sekali, saat aku masih kecil” ucap Boy dalam hatinya. Kemudian ia kembali
ke kamarnya untuk istirahat.
Boy
selalu mencoba mengingat-ingat kasus itu, ketika kereta melewati terowongan, Boy
teringat dengan sesuatu “Tembakan senjata dan teriakan bercampur dengan
kebisingan di dalam terowongan…” ucap Boy dalam ingatannya. Tiba-tiba suara
tembakan diikuti dengan teriakan terdengar di dalam kereta itu. Kemudian Boy
teringat lagi “Seperti binatang buas, ia menyelusuri koridor yang gelp…”.
Kemudian seseorang dengan masker lari di lorong depan kamar Boy. Saat Boy ingin
mengejarnya, orang itu membuka kamarnya dan menembak kedalam kamarnya
berkali-kali kemudian ia menembak kearah Boy, tetapi tembakan itu tidak
mengenai Boy. Boy melihat pintu kamar si pembunuh menutup, lalu Boy berlari ke
kamar itu, ternyata si pembunuh menembak kearah jendela kamar untuk melarikan
diri.
Boy mulai mengingat semua kasus ini, Kasus
yang sedang ia hadapi sekarang ini sama seperti cerita pada novel yang dibuat
oleh ayah Boy ketika Boy masih kecil, tetapi novel itu tidak pernah
diterbitkan. Saat Polisi memeriksa kereta itu, ternyata korban yang dibunuh
adalah Pak Yusuf. Ketika Boy hendak menelfon ayahnya tiba-tiba wanita misterius
yang ia lihat digerbong makan berada dibelakangnya. Lalu Mega memangil Boy
untuk memberi keterangan pada Polisi.
Saat
di sellidiki lebih lanjut ada kejanggalan dari kaburnya si pembunuh. “Biasanya
penjahat tidak meninggalkan senjatanya saat dia melarikan diri; Pistol memiliki
delapan buah peluru, sedangkan si penjahat hanya menembakan 6 peluru,
kemungkinan tembakan kearahku hanya untuk menakutiku, kemudian ia bersembunyi
di kamar lain; mengapa si pembunuh tidak mengunci pintunya, dengan mengunci
pintunya ia mendapatkan tambahan waktu untuk kabur; dan mengapa kasus ini mirip
dengan cerita Ayahku” pikir Boy saat melakukan penyelidikan. Setelah itu Boy
memeriksa setiap kamar di dalam kereta. Yang pertama adalah kamar isteri Pak Yusuf,
di kamar itu hanya terdapat Shotgun yang biasa dibawa Pak Yusuf untuk berburu.
Kedua adalah kamar manager toko perhiasan, pak Dani. Di kamarnya itu terdapat
peralatan memancing milik Pak Dani. Kemudian kamar seorang penumpang, di kamar
itu terdapat pedang untuk Kompetisi Kendo. Lalu kamar Pak Nof, di kamar itu
terdapat tas dan peralatan golf. Setelah itu kamar wanita yang Boy lihat di gerbong
makan, disana hanya terdapat tas tangan. Wanita itu mengatakan hanya ingin
pergi berkudaan jadi ia hanya membawa tas tangan.
Seorang
Polisi yang diperintahkan memeriksa terowongan datang dan memberi tahu
Inspektur bahwa di terowongan telah ditemukan mayat si pembunuh. Saat mayat itu
diperiksa terdapat luka benturan di kepala juga kumisnya adalah kumis palsu dan
rambut palsu. Ternyata mayat itu adalah perampok toko perhiasan yang tidak
mencuri apa-apa. Dia adalah salah satu dari tiga orang anggota komplotan
penjahat tapi salah satu anggotanya tewas karena overdosis dan lainya masih
menghilang. Karena pelakunya sudah ditemukan, polisi memerintahakan kondektur
kereta untuk memberangkatkan keretanya kembali.
Pagi
harinya Boy pergi ke kamar wanita misterius yang ia lihat di gerbong makan, ia
mengetuk pintu kamarnya. “apa kamu datang untuk mencariku?” Tanya wanita itu.
“ya, ada yang ingin aku beritahukan kepadamu… penyamaranmu cukup bagus” kata Boy.
“ha?” wanita itu kaget, “sebenarnya kamu datang kesini bukan untuk berkuda,
tapi untuk alasan lain kan?” kata Boy. “apa yang kamu katakan? Aku benar-benar
akan naik kuda” jawab wanita itu. “bodoh, bagaimana mungkin kamu bisa menaiki
kuda. Tunjukkan identitasmu yang sebenarnya, aku memang sudah curiga kepadamu,
Nyonya” kata Boy. “Baiklah, kaku sudah mengetahuinya. Kau hebat Boy” kata
wanita itu. “mungkin yang lainnya tidak akan menyadari, tapi kau tidak bisa
membohongi anakmu dengan mengganti gaya rambut dan warna lipstikmu” kata Boy.
“Padahal butuh waktu lama untuk menata rambut ini”. “lalu apa alasanmu menyamar
seperti itu?”. “Apa?! Kenapa aku menyembunyikan diriku? Aku sangat popular di
Negara ini”. “itu kan dulu sekali…”. “diamlah, aku kesini karena membaca surat
kabar tentang perampok yang mengatakan sesuatu yang aneh lalu kabur tidak
mengambil apa-apa”. “jadi memang benar…”. “ya sperti yang ditulis ayahmu…
perampok professional merencanakan perampokan, dan kata-kata yang diucapkan
perampok itu sebelum melarikan diri ‘seharusnya tidak seperti ini’ sama persis
dengan yang ditulis ayahmu 10 tahun yang lalu. tetapi ada perbedaan dari novel
itu, dalam novel yang dirampok adalah toko barang antik, buka toko perhiasan”.
“lalu apa yang terjadi selanjutnya?”. “kami menelpon toko perhiasan itu, kami
bertanya apakah pemilik toko perhiasan itu akan pergi berlibur dalam waktu lama
dengan menggunakan kereta? Karena dalam novel pemilik toko barang antik tewas
saat melewati terowongan”. “kenapa kau tidak menghentikan mereka?!”. “Bagaimana
aku bisa tau, saat kejadian itu aku sedang di kamar mandi”. “seharusnya ibu
mendiskusikannya dulu denganku!”. Mereka terus berdebat hinnga Boy bertanya mengenai
Trik yang digunakan pembunuh dalam novel.
Saat Boy
bertanya mengenai trik ternyata ayahnya lupa tentang trik itu, karena ayahnya
menulis novel itu 10 tahun yang lalu. Ayah Boy mengatakan bahwa novelnya dicuri
saat dibawa oleh penerbit, padahal baru bagian pertamanya saja yang sudah
selesai. Perampoknya adalah tiga orang komplotan yang dipimpin oleh pembunuh di
kereta tadi. Saat semuanya berkumpul di lobi untuk membahas tentang kasus
pembunuhan Pak Yusuf, seorang polisi datang memberikan informasi bahwa mayat
yang ditemukan itu jatuh dari kereta pada jam 4:10 WIB, waktu yang sama
saat para saksi melihat pembunuh itu masuk kedalam kamar. tetapi pecahan
kaca jendela kereta masih belum ditemukan, dan tim penyelidik menemukan sesuatu
yang aneh pada tubuh si mayat. Pada tubuh mayat terdapat sepotong lakban yang
menempel.
Ketika
mendengar itu, Boy langsung mengetaui tentang trik yang digunakan pembunuh
kemudian berlari menuju kamar si pembunuh lalu memeriksa kamar itu. Dia
teringat trik yang dibuat ayahnya “seorang anak berkaca mata dengan kaca mata
bingkai hitam tertawa dengan sombongnya, karena mengira dia sudah berhasil…”
kemudian ia berfikir kembali dan berusaha mencari bukti agar dia tidak salah
menyimpulkan kasus itu. Kemudian ibunya menyarankan untuk mengikuti jalan
cerita pada novelnya. Ibunya mengarang cerita kepada polisi persis yang ada
dalam novel. Setelah sampai di stasiun Boy dan Ibunya menjalankan rencana
mereka.
Ibunya
sebagai umpan berjalan perlahan, kemudian diikuti Boy dari belakang. Tetapi Boy
kehilangan jejak ibunya, saat mencari ibunya Boy melihat ibunya di sisilain rel
kereta, dan dibelakang ibunya ada seseorang yang mencurigakan. “Ibu,
dibelakangmu…!!” tetapi kereta menghalangi pandangan antara Boy dengan ibunya. Boy
segera berlari menuju ke sisi lain rel kereta. Ia tidak mungkin sempat untuk
meneyelamatkan ibunya, pembunuh itu sudah tinggal mendorong ibunya jatuh ke
dalam rel dan semuanya berakhir dengan darah. Tetapi ketika pembunuh itu ingin
mendorongnya, Ayah Boy datang dan menahan tangan pembunuh itu. Ternyata
pembunuh pemilik toko perhiasan itu adalah managernya sendiri yaitu Pak Dani.
Pak Dani membunuh si perampok dikamarnya dengan peralatan pancing yang
dibawanya.
Dengan
mengikat pada bagian ikat pinggangnya pak manager menggunakan benang pancing.
Lalu mengikatnya di jendela yang sudah dihancurkan. Dia memasukkan benang
hingga ke dalam kamarnya, salah satunya terikat dengan sesuatu yang ada di
dalam dan satunya lagi terikat pada knop pintu. Setelah semua siap dia menuju
gerbong loby dan menembak si pemilik toko perhiasan itu. Lalu lari ke kamar
perampok dan menembak jendela. Dan menembak kea rah detektif Boy dan lainnya.
Saat mereka berlindung dari tembakannya, dia berlari kearah tangga dan memotong
salah satu dari benang pancingnya. Lalu tubuh perampok yang telah dibunuhpun
jatuh dari kereta. Saat dia kabur, dan jatuhnya perampok pasti waktunya akan
sama. Itulah cara agar semua mengira pelakunya adalah perampok toko perhiasan.
Dia juga menempelkan benang pancing dengan selotip dibelakang pintu, dan
mengaitkannya. Dia mengikatkannya lagi pada benang pancing yang terhubung ke
tubuh perampok, saat benangnya dipotong, tubuh perampoknya akan jatuh dan
pintunya tertutup pada waktu yang sama. Karena beratnya tubuh, maka tali pun
akan ikut tertarik, lalu secara otomatis pintu akan tertutup. Buktinya di ikat
pinggang celana korban ada potongan selotip itu. Lalu Boy menemukan celana,
kaca mata dan topi yang sama yang digunakan si pembunuh di dalam tas manager.
Motif
pembunuhan yang dilakukan karena dia ingin balas dendam atas kematian teman
wanitanya dalam kelompoknya. Karena pemilik toko perhiasan itu pengedar
narkoba, temannya jadi overdosis dan tewas. Akhirnya si pelakunya menyerahkan
diri kepada polisi. Akhirnya detektif Boy dapat menikmati liburannya Di aceh
barat bersama dengan Mega.
Kerendahan Hati
Sesosok Malaikat
Oleh :
Annisa erdiyanti
Di tengah guyuran hujan seorang ibu yang
bernama Mina sedang merenungi nasibnya. Ia hanya seorang pembantu rumah tangga
dan hanya menghidupi anaknya seorang diri karena suaminya pergi entah kemana
dan tidak bertanggungjawab sedikitpun kepada anak istrinya. Anaknya bernama
Tina yang sekarang baru saja tamat SMP. Kini anaknya tina itu terancam akan
putus sekolah karena keadaan perekonomiannya. Yang ada di fikirannya saat ini
adalah ia tidak ingin anaknya bernasib sama seperti dirinya yang hanya seorang
pembantu rumah tangga.
Ia bekerja sebagai pembantu dirumah
seorang pengusaha yang sangat kaya raya dan sombong. Pada suatu ketika, ia
disuruh oleh majikannya untuk berbelanja sayur ke Pasar. Di tengah perjalanan
ia melihat ada sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sedang menerima murid
baru. Tanpaberfikir panjang ia pun langsung menuju ke sana. Setelah
mendaftarkan anaknya, salah seorang guru disana mengatakan bahwa besok
pengumuman penerimaan murid akan diberitahukan. “ Permisi pak, saya ingin bertanya,
berapa peluang anak saya untuk dapat diterima disekolah ini ?”, tanya bu Mina
kepada salah seorang petugas disana. “ Maaf sebelumnya bu, di sini sudah
terdaftar 450 orang siswa dan kami hanya akan menerima 250 orang siswa saja”,
jawab petugas tersebut. “ Baiklah pak, terima kasih, saya permisi dulu”,
ujarnya.
Setelah itu, bu Mina bergegas pulang
untuk memberitahukan kabar gembira tersebut kepada Tina anaknya. “ Tina, ibu
ada kabar gembira untukmu nak !”, ujar bu Mina. “ Kabar gembira apa bu ?”,
tanya Tina dengan penasaran. “ Tadi ketika ibu ke Pasar untuk membeli sayur,
ibu melihat ada sekolah yang akan menerima murid baru..” , ketika bu Mina belum
selesai berbicara Tina memotong pembicaraan ibu nya. “ Apa bu ? murid baru ?
apa ibu akan menyekolahkan Tina kembali ? apa Tina bisa sekolah lagi bu ?”,
tanya Tina dengan penuh harap. “ Iya nak, ibu belum selesai bicara, Jadi begini
tadi ketika ibu hendak ke Pasar untuk membeli sayur, ibu melihat ada sekolah
yang sedang menerima murid baru dan ibu mendaftarkan mu disana”, kata bu Mina
dengan lembut. “ Ibu serius ? lalu bagaimana bu ? apa artinya Tina bisa
melajutkan sekolah ? Tina ingin sekali bu “, ujar Tina dengan gembira. “ Belum
tentu nak, besok adalah hari pengumuman itu akan keluar karena dari 450 orang
anak hanya 250 orang yang akan diterima”, jawab bu Mina. “ Baiklah bu, Tina
akan berdoa agar dari banyak anak yang mendaftar disana Tina termasuk dalam
salah satunya”, kata Tina dengan penuh harap.
Dan kini tibalah hari yang ditunggu
oleh Tina dan ibunya, dengan penuh harap mereka melangkahkan kaki meninggalkan
rumah untuk menuju sekolah itu. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya
pengumuman itu keluar, betapa terkejutnya Tina dan ibunya karena
dari sekian
banyak anakk ia termasuk dalam anak yang beruntung yang dapat diterima disana.
“ Bu, Tina diterima bu, Tina dapat bersekolah kembali, Tina akan menjadi orang
yang sukses, Tina berjanji akam membuat ibu bangga melihat prestasi Tina
nantinya”, ujarnya dengan sangat bahagia. Ibunya sangat bersyukur karena walaupun hidup mereka tdidak
berkecukupan tetapi anaknya masih bisa bersekolah seperti anak-anak lainnya.
Keesokan harinya, bu Mina kembali
bekerja dirumah majikannya tersebut dan memberitahukan bahwa anaknya Tina bisa
melanjutkan sekolahnya kembali. “ Maaf nyonya, besok Tina akan bersekolah
kembali dan jika di izinkan besok pagi saya izin sebentar untuk
menyelesaikannya”, kata bu Mina dengan sopan. “ Apa ? Tina akan bersekolah ?
apa kau yakin menyekolahkan anakmu sedangkan hidup kalian saja tidak
berkecukupan !” Ujar majikannya denga sangat sombong. “ Iya nyonya, saya yakin,
karena anak saya Tina ingin sekali menjadi orang yang sukses nantinya dan saya
juga tidak ingin jika ia kelak nasibnya seperti saya”, jawab bu Mina. “ Lalu apakah
kau yakin dengan keputusanmu kalau kelak anakmu akan menjadi seorang anak yang
sukses dengan biaya yang kau berikan seadanya ? mana mungkin orang seperti
kalian bisa menjadi anak yang sukses, untuk makan saya susah”, kata majikannya
menghina. “ Iya nyonya, insyaallah saya yakin dengan keputusan saya ini”, jawab
bu Mina dengan penuh keyakinan. “ Baiklah, jika itu yang kau katakan aku bisa
apa, terserah padamu, yang jelas aku sudah memberitahumu”, ujarnya dengan
segala kebenarannya. “ Baiklah nyonya, kalau begitu saya permisi dulu”, dengan
keyakinannya, ia melangkahkan kaki untuk beranjak dari ruangan itu.
Hari sudah semakin petang, satu persatu
pekerjaannya sudah hampir selesai dan ia pun segera pulang ke rumah untuk
membantu Tina menyiapkan perlengkapan sekolah untuk dibawanya besok seperti
tas, buku, baju, dan segala macamnya. Setelah semuanya beres, mereka pun tidur
untuk menunggu datangnya hari esok.
Dan akhirnya, pagi yang ditunggu-tunggu
Tina pun tiba, ia begitu bersemangat karena hal yang selama ini di dambakannya
akhirnya terwujud.
Pagi itu, Tina bangun sangat pagi
sekali, bahkan sang surya belum ada menampakkan cahayanya. Sebelum mandi Tina
sholat subuh terlebih dahulu, ia sangat bersyukur atas rahmat yang telah
diberika allah swt kepada dirinya. Setelah sholat dan mandi ia pun segera
memakai seragam barunya. “ Kau terlihat sangat cantik memakai seragam itu nak
!” puji bu Mina terhadap Tina. “ Ah, ibu bisa saja, Tina kan akan berangkat
sekolah, ya harus kelihatan rapi dan cantik dong bu”, jawab Tina sambil
tertawa. “ ya sudah, ayo makan sana, ibu sudah membuatkan sarapan pagi spesial
untukmu”, ajak bu Mina. “ Baiklah bu,
tapi tina memasang sepatu dulu”, jawabnya.
Sesampainya disekolah, Tina masuk ke dalam kelas dan ibunya
mengurus pembiayaan sekolahnya. “ Permisi pak, saya ingin mengurus administrasi
anak saya”, ucap bu Tina kepada salah seorang guru. Setelah selesai mengurus
itu, bu Mina bergegas untuk pulang dan kembali menjalani kewajibannya sebagai
seorang pembantu dirumah majikannya.
Sesampainya disana, majikannya menyuruh
bu Mina untuk membuatkan teh untuknya . Sambil memberikan teh, majikannya itu
bertanya kepada bu Mina, “ Bagaimana tadi hari pertama sekolah Tina ?. “
Alhamdulillah nyonya semuanya berjalan lancar”, jawab bu Mina. “ Lalu bagaimana
dengan pembayarannya ?”, tanya nya lagi. Bu Mina menjawab, “ Alhamdulillah, sudah saya bayar nyonya”. Uang
dri mana olehmu ? membayar uang sekolah itu kan mahal, apalagi itu sekolah
swasta”, ujar majikannya. “ Saya masih memiliki tabungan nyonya, walaupun
pas-pasan tetapi masih cukuplah untuk membayar uang sekolah yang pertama ini”,
kata bu Mina. “ Baiklah kesinikan tehnya”, perintah majikannya itu. Mendengar
semua perkataan majikannya membuat bu Mina menjadi sedih, yang ada difikirannya
apakah benar hanya orang-orang yang kaya raya saja yang akan sukses apakah orang-orang sepertinya yang memiliki ekonomi
seadanya dan serba kekurangan itu tidak bisa ?, tapi ia sadar ia harus optimis
ditambah lagi dengan semangat Tina yang sangat tinggi untuk belajar dan
melanjutkan sekolahnya.
Hari demi hari terus berlalu, 3
tahun sudah dilalui oleh Tina dalam menempuh pendidikannya. Hinaan, cacian,
telah diterima dan semua itu dijadikannya cambuk untuk membuatnya menjadi lebih
giat dalam belajar, ia ingin membuktikan bahwa orang sepertinya pun bisa
menjadi orang yang sukses, semua hambatan dan rintangan telah dilalui oleh Ibu
malang itu bersama anaknya. Memang tak salah perjuangan yang dilakukan bu Mina
untuk mencari uang untuk biaya sekolah Tina tidak sia-sia, Tina selalu menjadi
juara kelas dan mendapat beasisiwa untuk kuliah di perguruan tinggi yang di
inginkankannya, sedangkan anak majikan bu Mina tidak mendapat beasiswa dan
sekarang ia sulit untuk masuk ke perguruan tinggi yang dia inginkan. Ternyata benar, semua allah yang
mengatur, tak ada yang mustahil di dunia ini, tak selalu orang yang hidup
dengan bergelimangan harta akan menjadi orang yang sukses, tetapi orang yang kekurangan
ekonomi pun bisa menjadi orang yang sukses. “ Ibu terima kasih karena
perjuangan selama ini telah membuat Tina menjadi orang yang sukses, Tina bisa
mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi yang Tina inginkan, walaupun ibu
selalu di hina tetapi ibu tidak mempedulikan itu”, ucap Tina pada ibunya. “ Iya
nak, itu semua ibu lakukan untuk masa depanmu”, ujar bu Mina.
Cinta Tak Harus Memiliki
Oleh : Auia savira
Tahun ajaran baru dimulai, pagi ini
sang surya nampaknya sangat semangat untuk menyinari sinarnya ke muka bumi,
sama hal nya dengan seluruh siswa SMA mekar sari pagi itu, tampak semangat
untuk mengikuti awal ajaran baru ini. Abel yang merupakan murid baru, pagi itu
tak sengaja bertabrakan dengan seorang siswa.
“
aduuhh “ desahnya.“ hati-hati dong “ balas cowok tersebut. “ lo yang gak
liat-liat.“ bentak Abel. “ udah tau salah, malah ngebentak, dasar cewek aneh “
Mereka berdua pun saling memaki,
tanpa ada yang mau disalahkan. Abel pun dengan kesal langsung melanjuti
perjalanannya ke lokal karna merasa sudah sangat telat. Abel adalah salah
seorang murid baru pindahan dari Bandung sesampainya dilokal Abel pun meminta
izin masuk kepada gurunya dan untungnya guru yang mengajar mempersilahkan Abel
untuk masuk, kaena memaklumi Abel seorang siswi baru. Gurunyapun mempersilahkan
Abel untuk memperkenalkan dirinya kepada semua murid di lokal. ‘ nama saya
Abelia Nabila, teman semua bisa memanggil saya Abel, saya pindahan dari bandung
“ jelas Abel singkat. Abel pun mencari tempat duduk yang masih kosong. Betapa
terkejutnya dia melihat seseorang yang dari tadi juga sama terkejutnya dia
melihat seseorang yang dari tadi juga sama terkejutnya melihat dirinya. “ dasar
kenapa gue mesti selokal sama cowok gila ini “ katanya dalam hati.
Terpaksa , Abel pun duduk di
satu-satunya kursi yang masih kosong yaitu tepat disebelah meja si cowok tadi. Tetapi
selama pelajaran berlangsung cowok itu tak hentinya menatap kepada Abel, Abel memang
gadis yang cantik, tak heran jika mata Roland tak berkedip kepadanya. Abel pun
yang merasa canggung melihat Rolland sedari tadi memperhatikannya. Langsung
mebelalakkan mata kepadanya. “ ngapain lo?” bentak Abel “lo cantikk juga yaa“
sahutnya manis. Ada getaran yang menggelitik di hatinya ketika Rolland
menyebutnya cantik,
Bel pertama pun berbunyi, seluruh
siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang langsung ke perpustakaan untuk
melanjutkan mengasah otaknya, ada pula yang berlari ke wc, Abel yang sedari
tadi dilokal sudah merasa cacing diperutnya memukul-mukul perutnya langsung berjalan
menuju kantin.
Beberapa langkah menuju kantin, ada
seorang cewek yang menghampirinya. “ hey “ sapa cewek tersebut. “hey“ balasnya
menyapa.“ kenalin nama aku Vina “ sahut
cewek itu kembali dengan ramah. “hey Vina aku Abel “ balasnya pun takkalah
ramah.
Merekapun melanjutkan perjalanannya
ke kantin bersama. Mereka tampak akrab, diperjalanan Vina pun bertanya-tanya
pada Abel bagaimana kesan pertamanya menjadi seorang murid baru. Abel pun
menceritakan kejadian pagi tadi yang membuatnya sangat kesal gegara cowok yang
menabraknya tadi pagi. Sesampainya dikantin Abel dan Vina pun langsung memesan
pesanan masing-masing. Abel merasa sangat senang dapat berteman dengan vina. Mereka
tak bedanya seperti beo yang kehausan, tak ada hentinya bercerita. Selesai
makan bel pun berbunyi kembali menandakan jam istirahat telah usai. Abel dan Vina
pun kembali kekelasnya untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
Sesampainya dirumah, Abel merebahkan
badannya di tempat tidur, menatap langit-langit kamarnya dan memikirkan
kejadian yang telah terjadi seharian tadi disekolah barunya. Tetapi “ ah sial
mengapa tiba-tiba bayangan pria itu membayang-bayang “ gumamnya dalam hati.
Bayangan pria itu semakin menjadi dipikirannya. “ataukah aku menyukainya ?” pikirnya
sendiri. Dia tampan, dan Vina bilang dia juga anak pintar disekolah itu, tidak
salah juga kalau aku menyukainya.
Vina yang juga sampai dirumah
langsung merebahkan badannya, melepaskan letih yang dilalui nya disekolah tadi,
juga membayangkan apa yang terjadi disekolah tadi. Dia sanagt senang
mendapatkan teman baru seperti Abel. Tetapi mengapa ia selalu terpikirkan
kepada cerita Abel di kantin tadi. Dari cerita Abel, Vina mengetahui jika Abel
memiliki perasaan kepada Rolland. Abel terdiam, termenung menatap langit-langit
kamarnya, ia tak tahu harus berbuat apa, ia sudah lama memendam perasaan pada
Rolland namun saat ini ia juga berteman dekat dengan Vina.
Berawal Dari Bola
Karya: Arrahmi
Semua rasa ini berawal saat aku pertama kali
melihatnya saat nonton bola, seorang laki-laki dengan mata yang indah yang
seakan dalam hidupnya tak ada beban, yang ada hanya kebahagiaan. Dia tersenyum
kepadaku, laki-laki yang mampu membuat awan gelap dalam hidupku lenyap, dan
merubahnya menjadi pelangi yang indah. Aku tak mengerti apa yang ku rasakan
saat ini, mungkinkah aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Jika benar, maka
ini untuk pertama kalinya aku merasakan, jatuh cinta pada pandangan pertama. Sungguh
tak dapat dipercaya, aku benar-benar menyukainya secepat ini.
Setiap saat aku selalu terbayang dirinya, terlebih matanya. Mata itu benar-benar menghipnotisku dan membawaku masuk ke dalam dimensinya. Dimensi yang sebenarnya sudah lama aku nantikan, dimensi dimana tak ada beban sedikitpun, yang ada hanya bahagia, tawa, dan ceria. “ Dia memang tampan. Dia putih, lumayan kurus, tinggi dan mancung. Aku tidak memikirkan fisik, kebetulan saja dia terlihat perfect, aku benar-benar menyukainya, tidak, bukan hanya suka, aku mencintainya, sangat mencintainya” ucapku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri melihatnya yang sedang asyik mengobrol dengan temannya di lapangan bola itu, ini adalah pertemuan kedua kami.
Setiap saat aku selalu terbayang dirinya, terlebih matanya. Mata itu benar-benar menghipnotisku dan membawaku masuk ke dalam dimensinya. Dimensi yang sebenarnya sudah lama aku nantikan, dimensi dimana tak ada beban sedikitpun, yang ada hanya bahagia, tawa, dan ceria. “ Dia memang tampan. Dia putih, lumayan kurus, tinggi dan mancung. Aku tidak memikirkan fisik, kebetulan saja dia terlihat perfect, aku benar-benar menyukainya, tidak, bukan hanya suka, aku mencintainya, sangat mencintainya” ucapku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri melihatnya yang sedang asyik mengobrol dengan temannya di lapangan bola itu, ini adalah pertemuan kedua kami.
Mulki satria, atau yang biasa ku panggil mulki.
Dia adalah laki-laki pemilik mata pelangi itu dan hidung yang mancung yang ku
suka. Dia berbeda sekolah dengan ku, dia sekolah di sebuah SMA unggulan di
tempatku, kami berdua sama sama kelas 2 SMA. Sedangkan aku sekolah di sebuah sekolah
favorit. Sudah 2 pertemuan dia selalu tersenyum memandangku. Dia berteman
dengan salah satu teman SMP ku yang sekarang sekelas dengannya. Lalu teman SMP
ku berkata “mi sepertinya mulki menyukaimu” wajahku merah seketika , apa ini mimpi aku
pun mengatakan itu
Dan temanku itu berkata dia meminta pin bbm mu mi, apakah aku
boleh meberikannya, dan aku pun spontan menjawab , boleh,aku mau
Ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, dia juga mengagumi ku, ujar ku dalam hati.
Ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, dia juga mengagumi ku, ujar ku dalam hati.
Saat itu malam minggu,berdering hp ku ,ternyata
ada nge PING!!!,PING adalah awalan chat yang ada di BBM ,tak ku sangka ternyata
yang nge ping aku adalah mulki, cwok yang telah membuat hatiku berbunga-bunga.
Aku pun nge ping balik,dan dia mengajak ku kenalan dan banyak Tanya, aku sangat
senang chattingan dengan dia. Sejak pukul 8 malam kami cahttingan,skarang sudah
pukul 12, chat kami pun smakin seru, dan akhirnya aku pun ketiduran, paginya
dia kembali chat aku,
, Kami pun smakin hari semakin dekat , ternyata teman-teman dia
adalah teman skolah ku sekarang, dan aku pun mengetahui itu. Sejak dekatnya
dekan nya aku mrenjadi lebih semangat menjalani hari-hari ku. Kami saling
bertukar cerita, begitu pun dengan dia
Hari demi hari berlalu, tibalah saat ulang tahun ku, dia adalah orang prtama yang member ku slamat, aku sungguh tidak menyangka, aku sangat senang, .
Hari demi hari berlalu, tibalah saat ulang tahun ku, dia adalah orang prtama yang member ku slamat, aku sungguh tidak menyangka, aku sangat senang, .
Keesokan harinya teman ku mengajaku untuk pergi makan,tak ku
sangka ternyata dia ikut dengan teman ku untuk memberikan kejutan kepadaku .
dan aku diantarkan pulang olehmya, saat itu aku masih canngung,tapi gimana
lagi, aku segan untuk menolaknya
Dia adalah orang yang sangat baik sekali,pintar
dan sangat alim sekali, dia sering . dia juga dekat dengan teman-teman ku, lalu
dia bertanya kepada rani, apakah kalau dia nembak aku,aku bakal menerima dia,
Tidak lama kemudian rani menelfon ku dan menanyakan hal tersebut,
lalu aku menjawab , aku belum siap, ini sunggguh terlalu cepat. Pas itu saat
lah final bola sekolah ku dengan sekolah lain, dia juga ikut menonton,tetapi
kami tidak bertemu . saat itu pertandingan slesai pukul 06:30, aku sangat cemas
karrna tidak ada kendaraan untuk pulang, benar dugaan ku, aku pun kembali ke skolah, disana aku bertemu
dengan putri, putri adalah salah satu sahabat ku,
Tenang saja mi,kalau tidak ada kendraan pulang ku ke kost aku aja
dlu, saat itu mulki sms aku dan menanyakan aku dimana, aku pun menceritakannya
dan dia pun menawari aku tuk pulang bareng, tapi aku agak ragu krna udah
terlalu sore, tapi kalau aku tolak aku tidak tau pulangnya pakai apaan, dan
akhirnya aku merima ajaknnya
Sesampai dirumah sudah pukul 7, orang tua ku
menanyakan siapa yang mengantar ku pulang ,dan aku menjawab slah satu dari
teman laki-laki ku, ibuku sepertinya mulai curiga,kalau itu bukan teman biasa
ku. Tepatnya tanggal 14 mei dia mengajakku untuk pergi makan berdua aku awalnya
menolak,tapi dia menjemputku ke skolah,tentu aku segan untuk menolaknya, dan
kami pergi ke sebuah tempat makan,disana kami berecita sepertinya tidak ada
lagi kecanngungan diantara kami, disana aku juga bertemu dengan kakak kelas ku,
aku awalnya malu ,tapi aku berusaha untuk enjoy. Pada tanggal 17 mei angkatan
ku mengadakan pagelaran randai, dan aku mengundangnya untuk datang, di saat itu
ada seorang laki-laki yang begitu mencintai ku juga datang, dia adlah seniorku
yang sudah kuliah ,ternyata saat itu dia juga sedang berulang tahun,dia
mengajakku untuk brfoto bersama, aku sebenranya nggak mau taoi aku segan untuk
menolak
Disaat itu mulki melihat aku berfoto dengan
senior ku itu dan sepertinya dia cemburu,tapi dia menyembunyikannya, yang daang
banyak sekali dari skolah lain, teman2 skolah mulki juga banyak yang datang
untuk melihat pagelaran itu dan mereka melihat mulki duduk berdua dengan ku,
dan setelah pagelaran itu selesai untuk sekian kalinya mulki mengantarku
pulang. Pada tanggal 23 mei , sehari sebelum mulki pergi home stay, dia meminta
tolong aku untuk membelikan kado yang akan di tukar saat acara itu, dan aku
membantunya , kami janjian untuk ketemu dan saat itu mulki telat pulang skolah dan
aku pulang saja, lalu mulki menelfon ku menanyakan keberadaanku, dan dia mau ke
rumah ku untuk menjemput kado itu, awalnya aku sangat takut dimarahi orang tua
ku karna membawa teman cowok ku ke rumah,setelah aku bicarakan ternyata ibuku
tidak keberatan.
Aku bersiap siap menunggunya, hari sudah
menunnukkan pukul 05:30, itu sudah sangat sore,tapi dia juga belum datang, aku
takut kalau orang lain melihatnnya, lalu dia datang, dia bersalaman dengan
ibuku dan berkenalan ternyata mereka mudah skali dekat, mreka berdua bercerita,
tidak lama kemudian azab magrib berkumandang dan ibuku menyuruh dia untuk
sholat dulu, stelah slesai dia wudu ibu menyuruhnya untuk menjadi imam, aku
pikir dia menolaknnya, di saat itu rasanya aku menjadi wanita paling bahagia di
dunia, mendapatkan laki-laki baik dan alim, makin sayang sayang aku kepadanya,
lalu dia ijin pamit kepada aku dan ibuku, dan aku pun mengantarnya keluar.
Setelah samapai di rumah, aku memuji dan
memujinya terus, aku sangat kagum kepadanya. Waktu terus berjalan rasa cinta
antara kami makin dalam, 5 bulan sudah kami kenal dan saling mengisi satu sama
lain, pada tanggal 29 agustus kami kembali pergi makan berdua, saat itu kami
sangat kangen sekali karna sudah 1 bulan tidak bertemu, awalnya aku membatalkan
untuk pergi karna dia sangat lama , lalu dia menelfon ku dan akhirnya kami
pergi, aku heran knapa dia kali ini aneh seperti ada yang mau di katkan tapi
ragu untuk bicara.
Kami mengobrol seperti biasa, aku yang slalu
memulai topik karna sepertinya dia sedang ada yang difikirkannya, disana kami
sholat berjamaah, di saat itu lah aku merasa bangga punya laki2 seperti dia,
stelah itu dia mengantarku pulang. Dia sungguh sanagt aneh, sesampai di rumah
kami terus berlanjut chattingan, tiba2 dia berkata
“Mi ada sesuatu yang mau aku katakan”
Di saat itu aku berfikir ini aa yang akan terjadi,
Sabtu, 29 agustus 2015, tepatnya pukul 22:20
lewat WhatApps, ditanyakannya perasaanya kepadaku, aku gemetaran dan tak
menyangka,smua prasaan ku bercampur, akupun tak langsung menjawab, dan dia pun
sepertinya takut akan aku tolak, aku sungguh bahagia , rasanya aku mau terbang
ke langit ke 7.
Dan akhirnya aku menjawabnya. aku langsung memberitahukannya
kepada teman dekat ku,mreka sangat bahagia,
dan sepertinya mulki merasa bahagia
Mi kamu nggak ngerasa aneh? Dari tadi aku hanya diam,aku takut
menembak mu mi,aku takut akan kamu tolak , ujar mulki
Dan aku pun tertawa , aku sudah menduga, tapi mau gimana lagi
Setelah 5 bulan pdkt akhirnya kami jadian, aku
tidak menyangka, ini adalah pdkt ku yang terlama. Senang sedih sudah banyak
kami lalui bersama, akhirnya teman2 aku
dan teman2 dia tau kalau kami berpacaran, da meeka mendoakan kami agar kami
selalu bersama dan bahagia. Waktu demi waktu kami jalani dengan sama-sma
memberikan smngat motivasi dan landasan utama hubungan kami adalah kejuuran dan
kasih sayang dan cinta. Semoga kisah cinta kami terus berlanjut dan bahagia dan
harus slalu ku ingat kalau cinta kami berawal karna nonton bola, dan smoga
cinta kami selalu hitz seperti banyaknya penonton bola, AMINN J
Destiny
and imaginatinon
Oleh : Asri Tesi Ramadhani
XI MIPA 5
Kekuatan
yang paling besar dan kuat yang mampu
mengubah segalanya ialah kekuatan
“cinta”. Cinta dapat membuat orang buta
akan kenyataan yang ditakdirkan, dan cinta bisa membuat semua orang mempunyai
nyali yang besar untuk melawan takdirnya. Membuat cerita berakhir sesuai dengan
imajinasinya, tapi cinta yang tuluslah yang akan tetap hidup menerangi
kehidupan cintanya.
Disaat
semua orang tidak bisa menerima takdir, disaat itulah cinta akan membawa
kesabaran dan keikhlasan mengiringinya. Karena, tidak selamanya cinta bisa dimiliki,
dan cinta tidak bisa dilihat tapi hanya bisa dirasakan, dirasakan oleh hati
yang lembut dan bersih.
*
* *
Hanya
suara lembaran –lembaran kertas yang dibolak balik diiringgi beberapa anggukan
kecil, ditambah dengan sesekali tatapan tajam yang entah apa itu artinya. Suara detak jantung kupun akhirnya
menggalahkan bunyi detakan jarum jam di ruangan ini. Begitu hening, tapi
menegangkan. Membuat keringat dinginku berlari berpacu keluar dari dalam tubuhku,
membuat hampir seluruh pakaian yang kukenakan basah olehnya.
“Ngmm.....”
Deheman kecil itu berhasil memecahkan keheningan di dalam ruangan ini.
“Kamu
diterima”. sahutnya .
Kalimat
itu hampir saja membuka suaraku untuk ingin berteriak. Keringat dingin ku pun
akhirnya berhenti mengalir, dengan tidak
sadar deretan gigi putihku pun terlihat menghiasi wajahku. Seakan aku bisa
bernafas lagi, rasa gugupku pun seketika hilang. Hanya dengan aku mendengar sebuah
kalimat. Kalimat persetujuan.
“Selamat
ya.”
Suara
beserta uluran tangan itu juga berhasil memecahkan pikiranku. Sedikit gugup,
namun terus kupaksakan .
“Ya
terima kasih banyak bu, ibu telah mau menerima saya untuk bergabung dengan
ibu.” jawabku sambil tersenyum manis.
Tak
lupa aku membalas uluran tangan itu, aku bisa merasakan dari tubuh nya. Begitu
profesional. Yah, begitulah yang dapat ku banggakan dari lawan bicaraku ini
yang kini telah remi menjadi atasanku di perusahaan rumah mode milihnya “Rumah
Mode Gucci”.
“Oh
yah bu Maya, kapan aku bisa mulai bekerja di sini?” tanyaku dengan suara yang masih terdengar
sedikit gugup.
“Besok.”
jawabnya mantap.
“Kalau
begitu terima kasih sekali lagi, saya pamit dulu Bu Maya”.
“Silahkan”.
*
* *
Gadis
cantik itu terus fokus memilih beberapa dress yang ada di dalam lemarinya, yang
akan dikenakkannya di acara dinner malam ini bersama kekesih hatinya. Yap! Gadis
cantik ini adalah Valery, yang berstatus sebagai kekasih hatinya Tristan,
seorang pengusaha muda. Kini pilihannya telah jatuh kepada dress hitam selutut
hasil rancangannya sendiri. Dengan menggunakan sepatu hak tinggi bewarna senada
dan rambut yang dibiarkan terurai beserta make up tipis yang membuat semua
orang akan jatuh cinta dengan kecantikannya. Penampilan yang simple tapi
elegan.
“Tin! Tin
!....”
Suara klakson
mobil akhirnya memecahkan imajinasinya, dengan anggun ia keluar menuruni tangga rumah untuk menemui kekahsinya itu yang telah menunggu di
luar sana. Tap! Tak ada kata-kata yang keluar di dalam mulut Tristan saat
Valery dihadapannya, hanya decak kagum yang ada di dalam pikirannya dan dengan
segera ia membuka pintu mobilnya untuk Valery, memperlakukan Valery bak seorang
tuan putri malam ini dan melajukan mobil
mewahnya meninggalkan rumah Valery.
* * *
Tak
henti-hentinya Valery terus menceritakan kebahagiaan yang terus ia rasakan
kepada sahabatnya itu. Tanpa Valery sadari cerita kebahagiaannya itu membuat
rasa benci terhadap dirinya bertambah besar. Yah, itulah Franda. Sahabat Valery
sejak mereka SMA. Kini Franda mengikrarkan kebencian terhadap Valery. Bagaimana tidak sejak berita bahwa
Valery di terima diperusahaan rumah mode dan ia telah resmi menjadi designer,
ditambah dengan penuturan Valery bahwa ia telah dilamar oleh Tristan. Hati
Franda seakan ditusuk oleh ribuan sembilu yang tanpa ampun menyayat-nyayat
hatinya. Dan rasa kebencian itu seketika bergejolak di dalam hati Franda.
Kini
Franda memang benar-benar merasakan pahitnya hidup, yang bertolak belakang
dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh Valery. Seakan kebahagiaan itu memang
diciptakan hanya untuk Valery seorang, dan tidak akan pernah datang
menghampirinya. Ya, kini Valery menjadi orang teratas dalam urutan kebencian di
dalam hati kecilnya.
Setiap
Franda mencoba untuk ikhlas, namun seketika rasa keiriannya muncul rasa
bencinya menjadi tambah meluap terhadap Valery. Terlebih setelah Tristan memang
tidak mau meluangkan waktunya untuknya dan Tristan selalu lebih memilih
menghabiskan waktu bersama kekasih hatinya itu, dan kerena Tristan itulah
Franda sangat membenci Valery.
Semakin
lama, semakin besar. Kebencian itu akhirnya mengalahkan persahabatan yang telah dijalinnya sejak ia SMA. Tak bisa
ditahan Franda akhirnya berniat untuk melakukan ide piciknya itu. Membuat
cerita berakhir sesuai dengan
imajinasinya.
* * *
Ruangan
yang masih dihiasi oleh beberapa lembar-lembaran kertas bergambar rancangan
busana yang masih berserak-serakkan. Penuh keheningan. Ruangan yang biasanya
tempat untuk menyalurkan inspirasi yang menghasilkan ribuan karya yang sangat
indah dan memiliki nilai jual yang tinggi. Ruangan yang satu-satunya menjadi
saksi bisu tentang suatu peristiwa yang menjadi teka-teki. Ruangan seorang
gadis cantik 24 tahun. Ruangan yang kini penuh dengan garis-garis kuning. Ruangan
tempat Valery berkerja skaligus tempat Franda membuyikan lonceng kematian
terhadap Valery. Ruangan penuh tanda tanya.
*
* *
Tristan
masih tidak percaya dengan semua kejadian yang menimpahnya saat ini. Ia hampir
saja gila mendengar kabar bahwa Valery
tiada. Dia lebih gila mengetahui pelaku pembunuhannya. Dan dia lebih sangat
gila mendengar alasan pelaku membunuh kekasihnya itu.
“Maaaff...,aku
tidak sengaja Tristaan”.
Hanya
suara memilukan itu yang keluar dari mulut Franda, suara meminta belas kasihan.
Berulang kali Franda melontarkan kata maaf yang disertai isak tangis yang
keluar dari mulutnya dan air mata yang tak henti-henti membasuh wajah pucatnya
itu. Namun rasa benci dan kecewanya tidak bisa terobati lagi walaupun dengan
lautan air mata pun.
“Sekarang
apa yang ada di dalam imajinasimu sudah terwujud. Tapi ingat, takdir cinta
tidak bisa diubah walaupun dengan imajinasi yang tinggi dan dengan cara sepicik
apapun”.
Ucapan
datar Tristan yang penuh penekanan membuat erangan penyesalan Franda meledah.
Seakan erangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merasakan iba.
Namun,
berbeda dengan Tristan ia hanya menganggap erangan itu hanya sekedar angin yang
lewat. Melihat hal itu, Franda tidak tinggal diam ia terus berusaha untuk
mengapai tangan Tistan dan bahkan ia bersujud di kaki Tristan. Namun hasilnya
nihil. Dengan nada suara yang memiluhkan
Franda mencoba untuk mendapatkan maaf dari lelaki yang ia cintai ini.
“Sampai
kapan kamu memaafkanku? Sampai kapan? Sampai aku di penjara? Aku minta maaf,
aku tidak mau dipenjara Tristan. Tolong aku!”.
“Sampai. Valery.
Kembali!”. ucapan datar penuh penekanan.
Ucapan
itu membuat gelengan dan erangan menyakitkan keluar lagi di mulut Franda. Tak
lama Tristan mengeluarkan suara lagi.
“Besok
sidang putusan pertama di mulai. Jam 08.00. Kamu harus datang!”.
Hanya
ucapan datar penuh penekanan yang keluar lagi, sepertinya itu telah melekat
menjadi karakter di diri Tristan tepatnya sejak Valery tiada. Karena Tristan
tidak bisa lagi mengendalikan emosi dan amarahnya. Tampa pamit Tristan keluar
dari rumah laknat itu dengan kondisi matanya yang memerah sambil mengepalkan tangan .
* * *
“TOK!!... TOK...!! TOK!!”
Bunyi palu ketiga menandakan kasus
Valery selesai. Yah, akhirnya Franda dinyatakan bersalah dan akan dihukum seumur
hidup. Paling tidak itu telah membuat cela lega di hati Tristan. Tidak mau
berlarut-larut dalam kesedihan dan mencoba bangkit dalam keterpurukan, mencoba
ikhlas . Yap! Tristan akan berusaha untuk keluar dari bayang-bayang Valery,
karna ia tau hidupnya masih sangat panjang dan banyak mimpi-mimpi yang belum ia
capai. Dan kata imajinasi selalu di ingatnya bahwa “ imajinasi tidak selalu
bisa terwujud apabila imajinasi itu tidak di setujui oleh tokoh lain. Karena,
setiap tokoh mempunyai cara tersendiri untuk mewujudkan imajinasinya itu.
Berlapang dada itu lebih baik ”.
TUGAS
BAHASA INDONESIA
NAMA : CHYKA DWI LESTARI
KELAS : XI MIPA 5
Status
Tak Mencerminkan Moral
Burung-burung beterbangan dengan bebas. Rumput dan
pepohonan yang hijau membuat mata menjadi segar. Ditambah suara burung yang
menenangkan hati. Angin yang berhembus menyentuh padi-padi yang sudah
menguning. Membuat padi-padi itu menari ke kiri dan ke kanan. Semakin hari
semakin merunduk. Di balik semua itu, ada sosok Pak Ali yang pantang menyerah.
Bekerja di bawah sinar matahari yang menyengat dan bermandikan keringat. Demi
keluarganya.
Biasanya Pak Ali bekerja di bantu oleh Bu Tuti.
Namun, sudah beberapa minggu ini Bu Tuti sakit. Pak Ali dan Bu Tuti memiliki
anak perempuan bernama Rani. Setiap hari Rani selalu mengantarkan bekal ke
sawah untuk ayahnya.
“ ayah, aku membawakan bekal. Ayah makan dulu ya.”
“ terima kasih ya nak, bagaimana sekolahmu hari
ini?”
“semua baik, aku mendapat nilai yang bagus saat
ulangan.”
“ baguslah, kau memang pintar anakku”.
Rani adalah anak yang pintar di sekolah. Dia selalu
mendapat nilai yang bagus. Rani juga merupakan anak kesayangan gurunya di
sekolah. Selain memiliki otak yang pintar, dia juga memiliki budi pekerti yang
baik.
Pada malam hari, Rani selalu mempersiapkan peralatan
yang diperlukan saat sekolah. Rani menyetrika baju terlebih dahulu, lalu dia
mempersiapkan buku dan alat-alat tulisnya. Selain itu Rani juga membaca materi
yang akan dipelajarinya esok hari. Agar dia lebih memahami dan melebihi teman-temannya
yang lain.
Rani bangun pagi sekitar jam setengah 5. Rani dan
keluarganya selalu melaksanakan sholat subuh ke mesjid di dekat rumahnya.
Setelah itu Rani segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi sekolah. Sebelum
berangkat Rani selalu menyempatkan untuk sarapan pagi terlebih dahulu. Karna
Rani tidak mempunyai uang saku yang cukup untuk membeli makanan di sekolah.
Setelah semuanya selesai, Rani berangkat ke sekolah bersama teman dekatnya,
Ana. Ana tinggal di dekat rumah Rani. Mereka sudah berteman sejak kecil.
Rani dan Ana berangkat sekitar pukul stengah 7.
Karna rumah mereka cukup jauh dari sekolah. Mereka pergi degan bejalan kaki
menyusuri jalan kecil berbatuan yang belum tersentuh perhatian pemerintah sama
sekali. Selain itu, mereka juga harus menyebrangi sungai degan perahu kecil.
Namun, tidak mengurangi semangat mereka untuk menuntut ilmu.
Di sekolah, Rani orang yang pendiam. Berbeda dengan
Rani, Ana adalah orang yang keras dan berani. Ana selalu membela Rani jika ada
yang mengganggunya. Ana tidak suka melihat Rani yang disakiti oleh temannya
yang jahat. Pagi itu Dino yang tidak pernah senang melihat Rani
menjelek-jelekannya dengan cacian yang begitu menyakitkan.
“kau tidak pantas sekolah disini! Pergi sana!”
‘kenapa? Apa salahku?”
“aku tidak suka melihatmu di sini. Kau orang
miskin!”
“ kenapa kau begitu jahat kepada ku?”
“kau lebih pantas membantu ayahmu di sawah!”
Rani hanya bisa menangis, karna tidak berani melawan
perkataan Dino. Dino adalah anak orang kaya. Dino anak yang manja. Dino tidak
suka melihat Rani karna Rani selalu melebihi Dino. Rani lebih pintar dan lebih
disayangi gurunya. Dino iri kepada Rani.
“apa katamu? Tidak pantas? Semua orang berhak untuk
sekolah. Sekolah bukan hanya untuk orang kaya”. (Ana menghampiri Dino yang
sedang mencaci sahabatnya itu)
“kau tak usah ikut campur! Aku tidak ada urusan
denganmu!”
“jangan pernah menghina temanku lagi! Atau aku akan
melaporkanmu kepada Ibu guru!”
Ana selalu datang tepat waktu untuk membela Rani
saat bertengkar dengan Dino. Ana sangat sedih melihat temannya yang dihina
seperti itu. Ana berusaha menenangkan hati Rani.
Sesampainya di rumah setelah pulang sekolah. Rani
langsung mengantarkan makanan kepada ayahnya. Rani menceritakan kejadian yang
terjadi di sekolah. Pak Ali berusaha menghibur Rani agar tidak tersinggung oleh
perkataan Dino.
Keesokan harinya, seperti biasa Rani pergi bersama
Ana ke sekolah. Rani dan Ana akan ulangan biologi. Mereka sudah
mepersiapakannya sejak kemaren.
Setelah Ibu guru membagikan soal, Rani langsung
mngerjakan soal dengan serius. Namun, Dino terlihat gelisah. Dino tidak
mempersiapkan diri untuk ulangan. Dino berusaha mencontek jawaban teman di
sampingnya agar nilai Dino tidak jelek.
Satu jam berlalu, Ibu guru menyuruh semua siswanya
untuk mengumpulkan jawaban dan soal ulangannya. Ibu guru langsung memeriksa dan
membacakan hasilnya. Ternyata Rani dan Ana mendapat nilai tertinggi, dan yang
mendapat nilai terendah adalah Dino. Namun Dino tidak terima nilai Rani lebih
tinggi darinya. Karena tidak terima nilai Rani lebih tinggi darinya, Dino
memfitnah Rani kepada Bu Guru.
“aku melihat Rani melihat contekan Bu.”
“apa kau yakin Dino?’
“ya, aku benar-benar melihatnya tadi,”
Ibu guru mempercayai perkataan Dinio, lalu memarahi
Rani. Rani berusaha membela diri tapi Ibu guru tidak percaya lagi kepada Rani.
Sewaktu istirahat, Dino dan teman-temannya bermain
dan berlari-lari di depan kelas menuju ke arah tangga. Dino tiba-tiba hampir
jatuh, namun di sana ada Rani dan Rani langsung membantu Dino agar tidak jatuh.
Sejak saat itu Dino tersadar, Rani adalah orang yang
baik dan Rani juga tidak pernah jahat kepada Dino. Hanya Dino iri kepada Rani,
sehingga berbuat seperti itu. Lalu Dino meminta maaf kepada Rani. Dan
memberitahu kepada Ibu guru kenyataan yang sebenarnya bahwa Rani tidak pernah
melihat contekan saat ulangan. Namun, Dino lah yang mencotek saat ulangan
kemaren. Dino berjanji tidak akan menghina Rani lagi.Walaupun Rani adalah anak
dari seorang petani, tapi prilakunya lebih baik daripada Dino yang anak orang
kaya.
Akhirnya akan baik jika awalnya baik
Oleh : DERIZKI FAJRI
Di hari pengmuman hasil lamaran pekerjaan , Rola yang sangat
yakin sekali bahwa ia akan diterima di perusahaan asing itu. Dan ternyata
namanya tidak muncul di deretan orang
yang diterima di perusahaan asig tersebut. Kepala nya mulai penuh denga
bayangan cacian hinaan dari orang orang sekelilingnya yang telah menasehatinya
, karena melamar pekerjaan dengan mengeluarkan biaya yang sangat banyak atau
masuk dengan cara menyogok orang yang dipikirnya bisa memasukkan nya dengan
mudah ke perusahaan asing itu. Rola pun langsung berlarian keruangan tempat ia
melakukan transaksi haram sogok menyogok itu. Setelah mendobrak pintu perusahan
itu dengan kasarnya, ia tiba tiba jatuh lemah tak berdaya, orang yang ia cari
itu tak ditemukan dan ia berusaha bertanya pada orang yang ada di kantor
tersebut, dan ternyata orang yang dicarinya tersebut tak dikenal oleh siapapun,
dan saking paniknya Rola pun jatuh pingsan, dan ia dilarikan kerumah sakit.
Keluarga Rola pun dihubungi.
Tak lama kemudian keluarga Rola pun dating ketempat Rola
dirawat, keluarganya padahal sering memperingati Rola apalagi ibu Rola yang
sering mengatakan bahwa kalau awalnya baik, pasti hasilnya akan baik pula, tapi
rola tak mendengarkannya, Rola sangat menyesal atas apa yang telah ia lakukan
dan karena tidak menghiraukan kata ibunya itu. Rola sangat putus asa atas apa
yang telah dialaminya itu, ia hamper mengakhiri hidupnya itu , tapi ibunya
datang menemui Rola , ibu Rola sangat mengerti atas apa yang dialami anak
nya,Rola langsung memeluk ibunya dengan rasa yang penuh penyesalan, dan
ibunyapun membalas pelukan anaknya itu dengan penuh kasih sayang , sang ibu
menegakkan kepala Rola dan memberikan motifasi pada Rola , agar rola kembali
bangkit atas keterpurukannya itu,dan Rola pun menerimanya dengan baik dan ia
berjanji bahwa ia tidak akan mengulangi tindakan itu dan ia akan memegang teguh
perkataan ibunya yaitu “sesuatu yang diawali dengan yang baik baik pasti
hasilnya akan jauh lebih baik pula, dan sebaliknya apabila sesuatu itu dimulai
dengan yang buruk , pasti hasilnya akan lebih buruk”, ia berjanji akan
menanamkan prinsip itu dihatinya.Rola
memulai kembali hidupnya , ia belajar dari yang kecil kecil, ia yakin ia
akan berhasil di suatu saat nanti.
Dan disuatu hari terdengar kabar bahwa ada suatu perusahaan
membuka lowongan pekerjaan, Rola berusaha melamar diperusahaan itu, dan rola
sudah bertekat dihatinya bahwa ia akan memulai dengan yang baik baik. Sebelum
pergi untuk melamar pekerjaan , Rola pergi untuk meminta restu ibunya agar ia
berhasil dalam kesulitan yang akan ia jalani, dan ibunya berkata “semoga kau
selalu berhasil dalam segala urusan apapun nak, amiin”
Setelah lama menunggu hasilnya, akhirnya tibalah saatnya
untuk pengumuman hasil penerimaan karyawan baru di perusahaan itu, dan Rola pun
melihat hasil pengumuman itu, dan tak disangka sangka
Namanya tercantum di deretan orangorang yang diterima di
perusahaan itu, mungkanya yang gugup pucat seketika berubah menjadi wajah yang
senang tiada tara. Rola pun langsung bersujut ke bumi dan berterima kasih
kepada tuhannya dan langsung memperlihatkan kepada ibunya bahwa ia telah
berhasil diterima di suatu perusahaan yang rumayan sulit untuk dimasuki oleh
orang biasa. Sekarang Rola benar benar yakin atas apa yang telah ibunya katakan
kepadanya bahwa “sesuatu yang diawali dengan yang baik baik pasti hasilnya akan
jauh lebih baik pula, dan sebaliknya apabila sesuatu itu dimulai dengan yang
buruk , pasti hasilnya akan lebih buruk”. Ia akan selalu memegang teguh kalimat
itu dihatinya.
***
Oleh : fitri juanggri
Hari, minggu,
bulan, tahun mulai berganti. Namun hati dan cinta mereka belum juga dapat
disatukan. Begitulah Arya dan Senja hidup dengan kehampaan, keegoisan, serta lika-liku hidup yang mereka
hadapi semasa remaja.Mereka tidak dapat mengungkapkan perasaan mereka
masing-masing. Setelah mereka dewasa dan memiliki pekerjaan ,mereka
dipertemukan sang pencipta disebuah
tempat sebagai momen terakhir perjalan
cinta mereka.
***
Suara
hiruk pikuk terjadi diantara keramaian peserta dan panitia MOS. Disana terdapat
seorang siswi cantik ,lincah, dan pintar yang bernama Senja.Ia sedang dimarahi
oleh kakak seniornya Arya. Senja memakai sepatu pink dan rok yang terlalu
pendek, sehingga Arya memarahinya karena tidak mentaati peraturan.
“Apa kamu tau kesalahanmu?” Arya memelototi
matanya kepada Senja.
“Saya tau kak, maafin saya ”, sambil
menundukkan kepalanya .
“Kamu tau
nggak peraturan sekolah ini?”
Belum sempat Senja menjawab pertanyaan Arya,bel berbunyi
sebagai tanda adanya perkenalan guru-guru dengan siswa-siswi baru. Senja
merasa gemetaran setelah dimarahi Arya,sejak itu Senja membenci Arya. Tiga hari
sudah terlewati MOS berakhir, sebab itu
Senja merasa lega dan bebas. Akan tetapi ia agak merasa aneh dan salah tingkah
ketika ada seorang pria yang memandangnya tanpa berkedip,ternyata pria itu
Arya.Perasaan hati Senja merasa deg-deg’an ketika Arya memperhatikannya ,lalu pura-pura
berpaling ketika Senja melihat ke arahnya.
Suasana bersalam-salaman dan
bermaaf-maafan antara panitia dengan peserta MOS berlangsung haru.Namun ,paling mengherankan
ketika Senja bemaafan dengan Arya.Arya hanya bersalaman dengan memalingkan
wajahnya kesamping tanpa memandang wajah Senja ,seakan wajah Senja ‚“Bagaikan
wanita yang buruk rupa“.Diantara gerombolan siswa lain tampak keraguan dan
penuh pertanyaan di kalbu Senja.
“Mengapa dia menatapku begitu?“
‘‘Apakah ada yang dariku?‘‘.Tidak,tidak,tidak
mungkin pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan.
***
Hari-hari Arya memperhatikan Senja
dari kejauhan ,hatinya begitu bergejolak
ketika melihat Senja seakan ada bidadari yang jatuh dari langit.Disisi
lain ia ingin mengutarakan isi hatinya yang penuh kasih sayang dan penuh bintang untuk di
persembahkan kepada Senja.Mengingat kejadian di waktu MOS hati Arya.“Apakah
Senja mau menerimaku atau dia membenciku sejak kejadian itu“
***
Dijiwa lain parasaan tak menentu
juga dirasakan Senja yang makin hari makin heran melihat tingkah laku Arya.Walau diluarnya Senja
mengatakan Arya itu pemarah dan patut dibenci.Tak dapat disangka perasaan seorang wanita bagaikan sutera jika
diluarnya tampak kasar tetapi di hatinya sangat lembut Senja berperasaan tidak
menentu ketika ia tau Arya menatapnya walaupun dari kejauhan.Perasan itu
bertumbuh seiring berjalannya waktu serta menimbulkan benih-benih cinta di
dalam kalbu perampuan itu.Senja sangat menutupi perasaannya itu agar tidak
diketahui orang lain terutama Arya,karena jika diketahui orang lain ia pasti
akan malu dan takut ingkar janji .Senja dahulu pernah berjanji di hadapan sahabatnya Cakra bahwa dia tidak akan suka
apalagi jatuh cinta kepada Arya.Cakra berpesan agar Senja ‚‘‘jangan membenci
seseorang tanpa memahami diri orang
itu“.Itulah kata-kata yang tergiang dalam ingatan Senja.
Malam diterangi kelap-kelip
cahaya yang tampak di langit hitam di
iringi suara jangrik.Senja menatap kelap-kelip itu sambil membayangi wajah Arya
.Ditempat lain Arya juga memikirkan Senja.Mereka memikirkan hal yang sama satu
sama lain dari sebuah lubang berbentuk persegi yang dapat dibuka dan ditutup.
Keesokan harinya di sekolah Arya mau hubungannya dengan Senja membaik,dengan tekad baja yang tak bisa
dicegah siapapun Arya menghampiri Senja
lalu menceritakan bahwa ia tidak bermaksud untuk memarahi Senja di waktu
MOS dan ia ingin bertemanan dengan Senja .Mendengar pernyataan Arya ,Senja mau
memaafkan nya,Senja juga meminta maaf kepada Arya.Semenjak itu mereka sangat dimana ada Senja disitu ada Arya,
bak kata pepatah “Dimana Ada Gula Disitu Pasti Ada Semut“.Hal itu membuat Cakra
iri“Sejak Senja akrab bersama Arya ,Senja tidak memiliki waktu lagi bersamaku“.
Di tengah keramaian dan jiwa-jiwa hidup
yang berkeliaran di sebuah tempat yang menjadi pusat untuk melepaskan
lapar dan dahaga,di sana terdapat dua sejoli yang duduk berdampingan diiringi
suara canda mereka.Dalam keadaan itu datanglah seorang yang bergegas
menghampiri dua sejoli itu.
“Senja,kamu
kenepa telah melupakanku sejak kamu sudah temanan sama Arya?”.Senja pun terlonjak
kaget melihat Cakra,lalu Senja menceritakan ia tidak bermaksud begitu,ia hanya
tidak memiliki waktu bersama Cakra.Cakra merasa sakit hati kepada Arya dan ia
bertekad untuk memisahkan mereka dengan cara memfitnah Arya.”Senja kamu tau
nggak?,sebenarnya Arya bertemanan dengan mu karena ingin mempermainkan mu”.
“Apa?,itu
tidak mungkin,karena dia sudah minta maaf kepadaku dengan sungguh-sungguh,kamu
pasti bohong!”.
“Tidak,mengapa
aku bohong kalau kamu tidak percaya lihat sendiri nanti”.
Kebetulan sepulang sekolah Senja
melihat Arya bersama gadis cantik dan mereka berdua terlihat sangat dekat dan
akrab.Perasaan hati Senja bagaikan api yang sedang membara melihat kejadian
itu.Senja langsung meredakan gejolak hati itu dengan berfikir “untuk apa aku
cemburu,aku bukan siapa-siapa Arya.Tidak bisa dipungkiri lagi Senja memang
jatuh cinta pada Arya.Tapi melihat kejadian itu Senja merasa sedih,ternyata
Arya sudah menduakannya.Senja bertekad untuk melupakan Arya.
Di sekolah,setiap bertemu Arya,Senja
cuek dan tidak menjawab pertanyaan Arya serta menghindar dari semua ajakan
Arya.Arya bingung dan tidak tau ingin berbuat apa dengan perilaku Senja
akhir-akhir ini.Segala cara Arya lakukan untuk membujuk Senja agar dia
menceritakan masalahnya,tetapi Senja hanya diam.
***
Sekarang Arya sudah tamat dari
SMA,lalu ia akan melanjutkan sekolahnya ke PTN luar negri,sedangkan Senja masih
duduk di kelas tiga SMA.Hubungan Senja dan Arya tidak juga membaik sejak Senja
tidak mengacuhkan Arya pada waktu itu.Arya ingin melupakan Senja tetapi karena
Senja merupakan cinta pertama Arya,Arya tidak bisa melupakan Senja dan tetap
akan setia pada kata hatinya.Yang lebih menyakitkan hati Arya ketika Senja
sudah memiliki teman dekat yaitu Cakra,Arya berprasangka Senja sudah
melupakannya.Arya tidak ingin menganggu Senja dan memutuskan untuk pergi tanpa
berpamitan kepada Senja.
***
Sebenarnya Senja juga masih setia
kepada Arya,tetapi dia tidak ingin mengungkapkan perasaannya.Dan masih
bersikukuh akan sikapnya yang mengacuhkan Arya.Dalam lubuk hati Senja ia masih
menanti kabar dari Arya serta kemana Arya melanjutkan sekolahnya.Memang tidak
bisa kita berkehendak sendiri,Arya tidak akan
pernah lagi datang ke Senja pada saat itu.Senja menyesal atas segala
perbuatannya,ia telah mengambil keputusan sendiri tanpa mendengarkan penjelasan
Arya pada waktu itu.Apalah yang akan ia lakukan karena Arya sudah pergi dan tak
tau ada dimana.
***
Beberapa tahun kemudian Senja sudah
bekerja,dia mendengar kabar dari teman-teman alumni SMA bahwa Arya sudah lulus
di PTN luar negri dengan gelar yang tinggi.Sekarang ini arya sudah pulang dari
luar negri,kabar-kabarnya Arya pulang mengadakan acara perkawinan.Mendengar hal
itu terengguk lah jiwa Senja.Senja mengangguk dalam hati”hari berbahagia Arya
sudah datang aku harus mengucapkan selamat kepadanya dan meminta maaf atas
kesalahanku di waktu sekolah.Pada hari perkawinan yang didengarnya.Senja
memakai gaun yang sangat indah untuk menghadiri acara perkawinan
itu.Sesampainya Senja diacara itu suasana disana sangat meriah dan penuh canda
tawa.Senja berpikiran pasti Arya sangat tampan bersanding dengan pasangannya
itu.Anehnya Senja merasa heran ketika sampai di dekat pengantin,dia hanya
melihat pengantin perempuan saja yaitu orang yang ia lihat bersama Arya diwaktu
SMA,sedangkan pengantin pria nya tidak Arya.
Berjuta tanda tanya ada dikepala
Senja,maka ia bertanya kepada pengantin perempuan itu.”Hai,kenapa kamu tidak
berpasangan dengn Arya?”
“Apa?,oh tidak.....,Arya adik saya,mana mungkin saya menikah sama
dia,kamu siapa?”Senja terkejut karena selma ini dia menyangka itu adalah pacar
Arya,dan ternyata itu adalah kakak Arya.
Senja menjawab pertanyaan kakak
Arya sambil grogi”saaa..ya...,Senja kak,maaf ya kak,selama ini saya mengira
klau kakak adalah pacarnya Arya.
“Tidak apa-apa,kamu Senja yang
sering dibicarakan Arya itu kan?”.Belum sempat Senja menjawab pertanyaan
kakak,tiba-tiba Arya muncul di samping Senja lalu ia berkata”ia kak,dia Senja
yang sering Arya ceritakan sama kakak,cantik kan kak?”
“Iya,dia sangat cantik”puji kakak
Arya.
Wajah Senja yang manis bersemu merah
ketika Arya bekata begitu.Arya menarik tangan Senja dan Arya meminta izin
kepada kakaknya untuk bicara sama Senja.Arya mengajak Senja ke suatu tempat
yang sangat indah dan romantis.Dimana di sana terdapat lilin-lilin yang telah
disusun membentuk kata”SENJA I LOVE U”.Melihat itu,Senja sangat takjub dan
tidak dapat berkata apa-apa.
Disana,Arya mengungkapkan perasaannya
kepada Senja sambil mengenggam tangan Senja lalu menyelipkan sebuah cincin ke
jari manisnya dan berkata”maukah kamu menjadi pendamping hidupku?”
Senja menangis bahagia mendengar
perkataan itu,itulah yang ia tunggu-tunggu selama ini lalu ia mengangguk
menerima tawaran Arya.
“Gara-Gara
Tawuran”
Oleh :
Hesti afriani
Di
jalan Merdeka tepat pukul 14.00 WIB, Doni berjalan di atas trotoar dengan
perasaan gembira, untuk pulang ke rumah Doni langsung menyebrang jalan.
Sesampai Doni di tengah jalan, Doni melihat para remaja dari berbagai arah
saling membawa senjata dengan cengkraman yang tajam. Ternyata para remaja itu
akan melakukan aksi tawuran, Doni sangat cemas dan merasa takut karena aksi
tawuran sangat berbahaya dan sangat mengerikan. Tetapi Doni juga ingin melerai
aksi tawuran yang sangat mengerikan itu karena aksi tawuran adalah perbuatan
yang tidak baik dan akan sangat merugikan bagi orang-orang yang ikut serta
dalam aksi tawuran itu dan orang-orang disekitar.
Doni
langsung berlari dan bersembunyi di tempat yang aman. Setelah itu Doni bergegas
pulang dan selalu memikirkan kejadian itu terus menerus, lalu Doni berfikir
untuk melaporkan kejadian ini kepada guru nya esok hari di sekolah.
***
Setelah itu,guru memanggil anak-anak
tersebut, lalu bapak guru menanyakan dengan jelas kepada mereka setelah mereka
mengaku ikut aksi tawuran kemaren, bapak guru langsung memberi hukuman dan akan
melaporkan anak-anak tersebut kepada polisi. Anak-anak yang terlibat dalam aksi
tawuran sangat marah dan tidak setuju karena akan dihukum dan dilaporkan seenak
nya saja.
“Pak,
saya dan teman-teman saya ikut aksi tawuran untuk membela nama sekolah kita
yang diinjak-injak oleh anak sekolah sebelah, karna kami semua tidak setuju
kalau bapak menghukum dan melaporkan kami dengan sesuka hati bapak saja.”
Dan
bapak menjawab seribu alasan muridnya dengan tegas, “saya tidak mau tau alasan
manis kalian, yang jelas kalian sudah berbuat kekerasan dan perbuatan yang
sangat memalukan dan tidak mencerminkan nama sekolah ini!”
Setelah guru BK menjawab dengan tegas,
anak-anak tersebut memberontak dan tidak setuju atas jawaban bapak. Muridnya
itu membalas jawaban bapak.
“Saya
dan teman-teman saya susah payah dan bercucuran darah untuk membela nama sekolah ini, tapi kenyataanya apa? bapak
malah melaporkan kami kepada polisi, dimana letak pikiran dan hati nurani bapak
yang jernih tak ternodai itu?”
“Jangan
banyak alasan lagi, saya tidak mau mendengar sedikit pun kata-kata manis yang
kalian ucapkan dari bibir kalian yang penuh dengan drama.” ujar tegas bapak
guru.
“Bapak sudah salah menilai kami yang
telah berbuat apa yang seharusnya kami perbuat demi menjaga tempat belajar kami
sehari-hari. Kami melakukan ini supaya tempat kami belajar, tempat kami
bermain, dan tempat kami mengadu nasib ini aman dan tentram dan tidak ada lagi
yang menghina tempat kami ini.”
“Sudah
saya tegaskan sekali lagi bahwa saya tidak mau mendengar perkataan manis yang
pahit itu dari anak yang tidak punya tata karma yang baik dan seenaknya
melanggar kata-kata dan janji-janji tempat kalian belajar.” ujar bapak BK itu.
“Saya
dan teman-teman saya tidak pernah berfikir bahwa seorang guru tega melaporkan
muridnya yang tak bersalah ini kepada
polisi, saya juga tidak pernah berfikir bahwa siapa yang telah melaporkan aksi
tawuran kami kepada bapak yang mempunyai hati nurani tetapi tidak memakai
hatinya kepada murid nya yang telah berjuang, malah bapak yang berhati nurani
itu malah memakai emosi yang tertanam dan dengkul untuk berfikir.”
“Saya bilang saya sudah melakukan apa
yang benar menurut peraturan untuk murid yang perkataannya manis namun
menyakiti hati seorang guru. Saya bersyukur bahwa Doni, teman kalian telah
memberitahu saya, bahwa perbuatan murid saya yang tidak punya akal sangat
memalukan sekolah ini, dan saya tegaskan sekali lagi lebih baik kalian keluar
dari ruangan saya.”
“Baiklah dengan kaki yang ringan, hati yang senang,
pikiran yang jernih kami akan keluar dari ruangan yang berhawa neraka dan
ruangan yang telah mengubur cita-cita dan harapan kami.”
***
Rino dan teman-temannya pun keluar dari
ruangan BK tersebut, saat Rino dan teman-temannya pulang Rino langsung mencari
Doni temannya yang sudah tega melaporkan kejadian aksi tawuran.
“Doni,
saya mau bicara dengan kamu yang manis di depan tetapi menusuk di belakang.”
“Ada apa ya? Saya tidak punya waktu yang
kosong untuk mendengarkan ocehan orang yang sudah berlaku kejahatan, dan saya
harus segera pulang!” ucap Doni dengan sangat tegas.
“Kamu
tau akibat apa yang sudah kamu lakukan terhadap saya?”
“Saya
tidak pernah melakukan apapun kepada kamu dan saya haram melakukan apapun
kepada kamu!”
”Sudahlah
kamu jangan sok suci, berkata seperti kicauan burung yang tidak memiliki arti,
yang jelas kamu akan mendapatkan balasan yang lebih atas perbuatan yang telah
kamu lakukan!”
“Saya
mau pulang, saya tidak ada urusan dengan kamu Rino!”
“Kamu
harus rasakan penderitaan saya dan teman-teman saya rasakan.” Ujar Rino
“Minggir,
aku mau lewat!”
“Kamu
tidak akan keluar dari genggaman saya yang tajam ini yang akan membalas
perbuatan kamu yang keji itu!”
Dan secara tiba-tiba teman Rino pun
menusuk punggung Doni dari belakang, Doni pun sangat terkejut dan jatuh pingsan
dengan bercucuran darah yang sangat mengenaskan. Setelah Rino dan teman-teman
membunuh Doni, mereka langsung pergi dan kabur dari tempat kejadian.
Diperjalanan, Rino dan teman-temannya ditemui oleh polisi untuk ikut atas
perbuatanya terhadap Doni dan atas perbuatannya aksi tawuran itu.
Dan
Doni pun ditemukan oleh gurunya dan langsung dibawa ke rumah sakit, setelah
dokter berusaha memperjuangkan titik akhir nyawa Doni dan akhirnya Doni pun
tidak bisa diselamatkan. Setelah orang tuannya Doni mendengar kabar atas
meninggalnya Doni, orang tua Doni pun langsung berduka dan langsung melaporkan
kejadian ini ke polisi bahwa anaknya dibunuh oleh orang. Dan ternyata yang
membunuh nya memang benar Rino dan teman-temannya, dan orang tua Doni meminta
kepada pihak yang berwajib bahwa Rino dan teman-temannya itu agar dipenjara
seumur hidup. Tetapi kenapa pihak yang berwajib hanya memberi batasan waktu
penjara nya itu 3 bulan untuk Rino dan teman-temanya? Ada apa ini?
*selesai*
Oleh : Ilham Wahyudi amri
Dengan
serakanya manusia yang mengubahnya menjadikannya sebuah predator ulung yang selalu memakan
setiap yg di laluinya.takragu sesama kodrat harus melepas roh.begitula yang
menerjang negri tanjung yang semula daerah itu lapaknya para pedangang yang
berpangkat dinegrinya sendiri.namun semenjak CAMPENIH orang naif yang datang
dari ntah branta asalnya bagaimana cara mereka kesini munkin membesuk dari
pusat bumi.”makin lama makin merajalela makin lama makin kuat” itu lah serendah
kata bagi CAMPENIH.mereka menjamret apayang ada di mata cakrawalanya.apaboleh
buat kurannya alusita yang di miliki tak sebanding denga orang naif itu.keadaan
makin kacau di negri tajung yang malang ‘HAI KAPAN KAMI MENGHIRUP AKAN MENCIU AROMA PERDAMAIAN
KEMBALI SETELAH KALIAN MEREBUT HAK KAMI’ itulah isi hati dari umat yang
bermukim di tanjung.tak disangka seorang ibu harus melahirkan di situasi yang
mencakam” durdar dir dur” terdengar kina kemari takusai dari pagi hinga petang
hanya .utungla dengan doa yang selalu di doa kan sembari dengan usahayag
sepadan,ALLAH mengabulkanya hinga anak itu bernama ’zanki’dengan tak mampunya
tuk betahan puluhan ratusa bahkan ribuan orang pergi dari tanah kediamannya
untuk hijrah ke tempat yanngtak akan pernah mungkin di datangi CAMPENIH hati
busuk itu.ada yang kesana ,kesitu
***
Akhirnya
mereka sampai disuatu kawasa di tepi hutan mereka mencium aroma kedamaian dari
dalam kampung.dengan secercah semangat yang ada sekelompok kawanan yang
putusasa akhirnya ada semangat untuk hidup tak lupapula banyi mungil zanki
harus merasakan peri pada saat itu.kawasanitu taklai takbukan adalahkampung
supoyo warga yang melihat kawanan manusia ter ongoh ongoh berpakayan angak
kumal dan kurus ingin menghirup udara perdamaian yang ada di sana umat bingung
dibuatnya kepada siapa mau bertanya.tampa berpikir tujuh keliling dengan ringan
tangan mereka menyingsingkan lengan tuk menolong sesama mahluk tuhan mereka
membantu orang pelarianitu.dengan senanghati umat yang ada di supoyo mau
menerima orang pelarianitu .lama kelama an tejadi petukaran infomasi antar
warga baik orang supoyo dan tanjung.lambat laut meraka dibaluri dengan budaya
orang setempat.
***
zanki
kecil kini tunmbuh besar dan siap tuk siram ilmu yang segar dikepala nya .ilmu
tak tergantu pada usia dan usia tidak tergantung ilmu.yang pertamakali ditanam
kan ilmu oleh ayah nya adalah ahlak.walau tak ada sekolah untuk menuntuk ilmu secara pormal di
tempatitu tapi untungla dia masih memiliki seorang ayahnya maklum ia seorang
siak dulunya yangpandai dalam hal ibada.bocah kecil ini selau menghormati orang
tuanya.walau hidupnya banyak badai menghadang lautan kehidupan diterjang itu
yang sebenanya harus dilatih pada setiap diri.
ia sering dibawah ayahnya ke tempat
yang agak sunyi dengan maksud ilmu yang diterimanya maksimal.dunia memang fanah
danhanya tempat persingahan saja oleh karnya
iya bentegi dir inya dengan ilmu tasauf sehinga ia sangup memuad
idiologi sediri di usia yang masih belia.pria kecil teranguk sambil memadamkan
matanya selepas menerima ilmu dari ayanya tak seperti biasannya ia merenung
apa mungkin ia mecari tujuan hidupnya
mungkinsaja tak seperti biasanya begitu potongan kata demikata muncrat muncrat
di benaknya ‘keadaan tiak akan berubah
jika tidak yang melakukan perubahan itu’kata
kata apa ini dari mana kalian berasal,dia selalu bertanya setiap sisi dalam
kepalanya,apa yang harus kulakukan didalam keadaan tidak akan berubah jika
tidak ada yang merubahnya,sipakau tunjukan dirimu janganhnya berbicaraseperti penecut,akulah tujuan mu dan
kau harus melampaui ku ,dimanakau
tujuan aku merasa hilang bila jika tidak
ada yang mau melakukan perobahan yang kan mempertemukan kebenaran yang
abadi.aku tergamang melihat sebuah pintu besar yang tak mungkin terbangun megah
di dalam neoronku dak ada mahluk bernyawa menemaniku hanya aku dankau
tujuan,disana terpangpang gambaran aroma perdamaiyan yang ingin diluncurkan
bagi ham ba yang melakukan perubahan yang terbaik.aku harus bisa bangun dari
kepulan asap hitam tebal yang menghalagi ku dalam mengarung samudra kehidupan
yang ku arunggi sehinga kompas yang terbuat dari tujuan memberikan berubahan
besar dalam dunia ku.jauh dari kepulan asap hitam pekat itu terjadi aku akan
melakukan merubah keadaan itu.yang diselimuti doa yang didorong dengan tenaga semangat yang mengenjolak yang membangunkan
si raja tidur dari ranjangnya.Ia tancapkan sesemboyan itu di dalam kalbunya di
tengah-tengah cekungan besar di hatinya.
Tukang
siak adalah seonggok keahlian bapaknya,sehingga dia mantap menjalani hidup sesederhana
mungkin yang membuat kapal kehidupannya tidak oleng dalam menghadapi gelombang
dan hantaman karang yang sesekali dapat membuat ia risau dalam menghadapi aroma
kehidupan yang ia hadapi. ***
Suatu
yang tak terduga tanpa arahan atau pun pemberitahuan datang pada suatu masa
yang kelam,dengan iringan-iringan suara bergemuruh dan berketutuh merangkak
seperti angin yang menerjang kaki bukit.Sebuah bala yang datang di desa kecil
itu.Tak seorang pun tau kapan dan bagaimana tanah merah-merah itu sedikit
bercampur lumpur yang begitu menggelondong besar menuruni bukit yang agak
tinggi.Tak ragu gelondongan-gelondongan itu menggiling dan menutupi setiap yang
dilalui tak ada segan bagi mereka untuk menghancurkan di sekitarnya.Tak ada satu
kekuatan apapun hewan bernyawa untuk menahan tanah bergegas itu.Suasana makin
mencekam dibaluti awan hitam yang menangis dan mengeluarkan api.Isak tangis pun
keluar dari mata air di tugu,umat-umat yang melihat bala yang begitu akbar
melanda,menimbun,dan mendatarkan tempat hunian para kaum.Tak ada sedikit pun
yang bisa diselamatkan,kecuali nyawa yang melekat di dalam diri.
Tak
terfikir olehku Zanki malang itu dapat
membuat terowongan keselamatan baginya dalam bala tesebut,tak lama berselang
nada-nada tinggi sayup-sayup pelan ataupun keras hinggap ke kuping-kuping
pendengarnya yang member kode SOS gali dan gali.Dengan rasa sayang yang ada
pada saudara yang tersimpan dan menyuruh untuk gali.Harapan besar tapi disertai
hati yang sedih berpijak di tanah agak liat itu mulai membuka satu persatu
bagian dari tanah yang telah berhenti yang berselempang energi dengan kesedihan
yang bertahan lalu bertahan yang di bataasi dengan tangisan awan
hitam,menyelimuti setiap pikiran umat yang terpaku pada para pengali yang
bersedih hati mendayungkan cangkulnya.Perlahan demi perlahan ujung pangkul
menemukan titik terang yang menerangkan pasti ada onggokan-onggokan daging yang
bernyawa atau telah pergi ke sisi tuhannya.Satu persatu kerangka kaku sedikit
daging dikumpulkan dari perut bumi sehingga membuat gunung kecil dihamparan
para umat yang berdiri.Zanky yang melihat kakinya terbujur kaku terlentang di
atas bumi yang agak berair secara tak langsung Zanky kecil yang tak tau apa-apa
haru berpisah dengan mereka untuk waktu di dunia tak dipanggil dan tak dibawa,
mata air kecil menetesi pipinya, lututnya terhujat ke bumi yang memberi isyarat
bahwa ia tak terima bala dari tuhan itu. Tapi apa boleh buat jiwa mereka yang
pergi itu telah tenang untuk pergi kehadapan sang khalik. Bisa di majaskan nasi
berpulang ke pariuak
Berlama-lama
bersedih juga tak baik bagi kesehatan ntah kemana ia harus di asuh ntah kemana
ia pergi, yang terpikir olehnya memulai hidup baru tanpa kasih sayang dari
keluarganya, ia menyeru mengetutuh tak tahan lagi hidup di dunia. Berhari-hari,
berpekan hingga berbulan ia mengharapkan kasih sayang dari orang lain, maklum
ia telah di tinggal pergi oleh orang-orang yang mencintainya.
Ia
tersintak dari tidurnya yang mengkelamkan relung hatinya, akhirnya ia mengerti
apa rahasia tuhan yang di berikan kepadanya. Ia berkata pada dirinya
“jadi,apa-apa an yang aku lakukan selama ini. Ah.. bodoh” ia terdiam sejenak,
lalu meloncat seperti roket yang meluncur. “Tidak. Lalu apa artinya yang telah
aku lakukan slama ini tuk mengarungi samudra kehidupan ini. Jadi, apa artinya
gelombang besar yang menghempasku, lalu menenggelamkanku selama aku hidup ini.
Aku telah menjawab berbagai soal-soal kehidupan yang rumit, lalu aku jatuh
dengan rintangan yang melatiku ini. Lalu kenapa hal ini dapat merubuhkan
benteng kokoh yang bertahun-tahun aku bangun oleh kejadian ini, cepter-cepter
kehidupanku masih banyak, banyak ritme yang tak kusangka akan menanyaiku
disretai aroma kebahagiaan,tawa,sedih,tangisan, lalu kemenangan. Tampaknya ini
sangat menarik karena aku di beri pangkat pengalaman bila melalui deraan-deraan
kehidupan yang spekta kuler ini. Ini hidupku bukan hidup orang lain,ini duniaku
bukan dunia siapa-siapa. Mmmm.. jadi aku ini apa ? seorang pengecut yang takut
pada ketakutan,yang tunduk pada keadaan. Dengan menggunakan kekuatan waktu
akanku preteli bahasa-bahasa loyo itu untuk dibuang dalam hidupku”.Dia pun
segera berdiri tegak di atas pagu dan
berkata “akulah pelayar kehidupan yang tangguh” serunya pada diri,
menghentakkan kakinya tanpa heran ia
memijak .
***
Apakah
mungkin pelayar ulung itu dapat mengarungi lagi rentetan badai yang ia hadapi,
bisa jadi ia atau malah ia hancur diselimuti kegelapan dalam hati. Kini ia
telah menjelma menjadi matahari pagi yang segera menyonsong siang dengan
bahagia, reaksi ini mungkin di analogikan melalui bersamaan 2X90 atau 80X2 dan
apa mungkin 360X3 hanya dia yang akan menjawabnya, dengan meletakkan kompas
tujuannya ia segera bergegas ke pulau cita-citanya di balik samudra di balik
kriterianya yang tak di sebutkan di dalam peta pelayarannya. Semenjak itu, ia
menjadi motor penggerak yang menghangatkan orang-orang di sekitarnya.Seiring
dengan kekuatan waktu dijid demi dijid ia naiki untuk menjadikan hidup yang
lebih baik di antara yang terbaik, jantungnya terpompa lebih dari biasanya,oto
yang bekerja berbagai sendi-sendi tulang yang menggerakkan tubunya, mata yang
slalu menatap diiringi dengan doa bahwa ia akan melakukan perubahan . Zaman
terus berubah, kampung yang dulu kumuh kini disulap olehnya menjadi taman-taman
yang indah. Hidup mereka disana mulai
membaik.
Berita
kegembiraan yang datang dari tepi hutan berbaur menyebar. Tak disangka
pendengaran CAMPENHI mendengar dan menerima dengan baik berita tersebut. Dan
mereka tergiur untuk memiliki daerah kecil yang sejahtera. Mata CAMPENHI pun
hijau dan haus dengan 3G nya yang akan mengakses kekayaan kesegala
pelosok-pelosok daerah yang ia pijakkan. Ntah kapan CAMPENHI pernah puas
terhadap daerah jajahannya, tak cukup satu yang mereka mau hanya seribu, begitulah
CAMPENHI yang mewabah di lokasi pijakannya.
Zanki kecil
yang terlalu banyak mengecap pahit asamnay kehidupan yang lebih banyak dari
pada anak-anak seumurannya. Dengan kekuatan waktu ia rubah dirinya menjadi
lebih jernih dan bersih sehingga membuatnya berinkernasi menjadi pelayar
kehidupan yang tangguh yang menantang arah angin sehingga ia mengubah kekuatan
angin itu menjadi pengayuh kapalnya, tak penting seberapa besar gelombang yang
di hadapi, yang penting ialah bagaimana cara melawan gelombang besar itu
sehingga tak tertutupi mata hati.
Remaja
kecil itu telah tau inti kehidupan duniawi ini, siapa yang lebih kuat bekerja
dan memahami keadaan ialah pemenang. Kini ia menjadi peria yang semangat yang
tak ragu dalam menghadapi parah ombaknya, itulah saatnya untuk mengumpulkan
yang telah tertumpah walaupun ia tidak berasal dari daerah tersebut, tapi ia
menghargai tanah kebesarannya. Tak penting seberapa canggih senjata untuk
melawan namun perlu besarnya semangat untuk melawan kejahatan.
Denagn
cepat CAMPENHI menyusun langkah-langkah sistematis tuk melumpuhkan sejengkal
demi sejengkal daerah yang di bidik mereka. Seprti biasa warga di desa tidak
terima dengan kekejaman CAMPENHI berdarah dingin itu, seluruh pemuda sepakat
tuk melawan predator, namun tidak pendapat para sesepu desa, mereka malah
memilh dengan cara yang halus,tampaknya air akan mengalahkan api. Semangat yang
telah meluap-luap berkobar dalam jiwa yang ingin tukdihargai sejak tadi kini
mulai menurun. Sesepu menyeru buat apa perlawanan , tak terfikir oleh kalian
barapa besar dampak dari reaksi itu. Apakah kalian masih sayang pada orang yang
kalian sayangi, haruskah kami kaum tua yang bau tanah ini barkata kasar kepada
kalian. Peria Zanki yang di balut dengan baju semangat ziranya yang menutupi
badannya berdiri, “bukan maksudku lancang kepada mu tapi coba kau pikir apa
takutnya mati semua orang akan mati kan
kugemgam roh ini dengan nyaman dan tak ku siasiakan itu apakah kita mau
bersujut lantaran kita di injainjak matabat kita.fatur pun menuturkan pendapatnya
di siding yang amat tegang itu ‘sebelum kami pergi ke sisi NYA,lebih baik kami
membuat orang disekitar kami menjadi bahagia adakah salah melawan jika harga
diri di injak injak.aku selalu siap
sejak aku dilahirkan.camkan itu’.pemuda lain menegaskan dengan lantang’hidup
hanya sekali tak ada yang dua kali olehkarna itu bualah hidup itu bahagia’.kaum
sesepuh pun menjawab sambil tertegun mendengar perkataan para pemudah sejati
itu ‘ji ji jika itu harapan kalian lakukanlah jangan membuat kami ini kecewa
dan ingat lah nyawa itu berharga,lawanlah manusia monter yang kaparat itu
tampaampun karna tlah meinjak injak martabat kita,janglah pula sebelum menang
jika masih ada sisa nyawa bawalah dengan semangat torehkan sejarah kalian
semapukalia.kami di sini hanya dapat membantu kalia denga doa jangan pernah
takut tatap lah pelawanan mereka seperti elang nenatap cakrawala.’’pegilah para
perubah keadaan’’
***
BY;
;
Perubahan yang tak diduga
Oleh : Indah Triana Putri
Sabtu lalu siswa SMA Cendrawasih selesai melaksanakan ujian
semester, jam 12.00 WIB
terdengar bel sekolah berbunyi menandakan ujian berakhir. Setelah bel berbunyi, terdengar pengumuman dari aula “assalamualaikum wr.wb diberitahukan
kepada seluruh siswa agar berkumpul di aula“. Seluruh siswa pun melangkahkan
kaki ke aula sekolah dan meninggalkan ruang ujian masing-masing. Semua siswa
bertanya-tanya untuk apa mereka di kumpulkan di aula, rasa penasaran itu pun
akhirnya terbayar ketika kepala sekolah cantik itu mengumumkan tentang kegiatan
camping bersama
yang akan diadakan seminggu lagi, sekalian memberitahu apa saja yang perlu
dibawa oleh siswa, mendengar pengumuman itu ada yang bersorak gembira dan ada
yang menggerutu karena tidak suka dengan kegiatan seperti itu, karena ada yang
tidak setuju, terjadilah
perdebatan antar siswa. “sekian pengumuman dari ibuk, semua sekarang boleh
pulang“ di tengah-tengah perdebatan
terdengarlah suara merdu bu Sarah membubarkan para siswa. Mereka pun beranjak meninggalkan
ruangan besar satu pintu itu. Di gerbang sekolah terlihat beberapa siswa yang
masih memperdebatkan pengumuman tadi, di sana tampak ada 5 orang remaja yang
berdebat “kalian setuju nggak sih sama kegiatan camping-camping kayak gitu ? “ tanya Mia pada 4
temannya. “aku sih setuju-setuju aja“ jawab Ica. “aku juga setuju“ jawab Rio
dan Ari berbarengan. “hhhhmmm....gimana ya, kalau aku sih kurang setuju sama
kegiatan camping-camping kayak
gitu“ jawab Ani agak sedikit ragu. “nah...itu dia jawaban yang aku
tunggu-tunggu dari tadi, aku setuju tuh sama si Ani, ngapain sih kita camping-camping gitu, mending juga tidur di rumah“
jawab Mia begitu antusias. “dasar anak
manja kalian berdua‘’ ledek Ica. “biarin aja“ jawab Mia santai. “udahlah nggak
usah berdebat, toh setuju nggak setuju kalian harus ikut juga, ini kan kegiatan
wajib dari sekolah “jawab Rio menyudahi perdebatan itu.
Setelah
perdebatan itu selesai, mereka pun membicarakan tentang apa saja yang harus
dibawa untuk kamping, di tengah-tengah perdebatan terdengarlah suara yang memanggil
nama Mia, ternyata itu Ayah Mia yang memang menjemput anak manja itu setiap hari.
Mia pun berpamitan kepada teman-temannya dan berlalu meninggalkan gerbang
sekolah. Karena Mia sudah dijemput Ayahnya dan sekolah kelihatan sudah sepi
mereka berempat pun memutuskan untuk pulang.
Sesampainya
di rumah, Mia pun menceritakan tentang kegiatan kamping yang akan diadakan
minggu depan kepada Ayahnya, karena Mia sangat manja Ayahnya sedikit cemas
dengan kegiatan itu, tapi pria tinggi berkulit putih itu tidak melihatkan
kecemasannya pada Mia, tak lama kemudian anak manis itu beranjak meninggalkan Ayahnya.
Di ruangan yang cukup besar dan di penuhi oleh dekorasi serba pink itu Mia
merenung dan memikirkan bagaimana dia di alam bebas tanpa Ayahnya, cewek manis
ini memang sangat dimanja oleh Ayahnya karena sejak umur 2 tahun anak manja ini
telah kehilangan Ibunya. Mia masih merenungkan apa saja yang harus ia persiapkan untuk
kamping, ia berdiri dan membuka kotak besar berisikan baju-baju kesayangannya
yang terletak di kiri tempat tidurnya. Melihat lemarinya itu tak satu pun baju
yang bisa ia bawa ke perkemahan karena semua isi lemari itu adalah dress
selutut kesukaannya. Gadis itu tambah pusing memikirkan tentang kamping, ia
merasa lelah dan merebahkan tubuh mungilnya ke kasur empuk di belakangnya.
“Mia....Mia.....bangun
sayang...“ suara lembut nan merdu itu perlahan membangunkan
Mia dari mimpi indahnya. “Hhhhmmmm.......Ayah“ jawab gadis itu masih setengah
mengantuk. “sudah malam sayang, ayo turun kita makan malam dulu“ ajak Ayahnya
dengan lembut. “Iya Ayah, Ayah duluan
saja ke bawah Mia mau mandi sebentar “ jawab Mia. “Jangan lama-lama ya“ jawab
Ayahnya sambil mengecup kening anak kesayangannya itu dan berlalu meninggalkan
Mia di kamarnya.
Dengan
malas-malasan Mia bangun dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi, selesai
mandi Mia turun dan makan malam bersama Ayahnya, selesai makan malam Mia
mengatakan pada Ayahnya tentang baju-baju yang akan dibawa ke perkemahan, pria berkulit
putih itu mengerti apa
maksud anaknya dan mengatakan akan memberikan uang untuk membeli pakaian dan
kebutuhan Mia untuk kamping, Mia merasa senang dan berterimakasih sambil
mencium pipi pria yang sangat memanjakannya itu. Beberapa lama bercerita dengan Ayahnya Mia
melihat jam dan ternyata telah menunjukkan pukul 22.00 WIB, gadis itu pun pamit
untuk tidur kepada Ayahnya dan berlalu meninggalkan pria itu sendiri.
Keesokkan
paginya Mia bangun kesiangan dan terburu-buru pergi ke sekolah, pulang sekolah
seperti biasa si manja ini dijemput oleh Ayahnya, tapi bedanya hari ini ia dan
pria tinggi itu tidak langsung pulang, karena mereka pergi ke Mall untuk membeli semua keperluan Mia
untuk kamping, tak tanggung-tanggung gadis mungil itu menguras dompet Ayahnya,
setelah selesai membeli semua keperluannya, Mia mengajak Ayahnya makan ke resto
kesukaannya, setelah makan mereka pun pulang.
Hari
yang di takuti Mia pun datang, pagi itu Mia diantar Ayahnya ke sekolah, di
sekolah tampak orang sudah ramai dengan tas ransel yang besar, Mia pamit sambil
mencium tangan pria yang paling di sayanginya itu dan berlalu meninggalkan
Ayahnya di mobil, di gerbang Mia langsung bertemu dengan Ani, Ica, Rio dan Ari
yang memang telah menunggu Mia dari tadi. Keempat temannya terdiam melihat
penampilan Mia karena sangat berbeda dengan karakter cewek manja itu, “kenapa ?
ada sesuatu di wajah aku ? “ tanya Mia kebingungan dan merasa aneh. “kamu beda banget hari ini ngil“
komen Ari tanpa menghiraukan pertanyaan Mia. Ngil adalah nama panggilan buat
Mia di sekolah karena badan nya yang mungil dan wajah nya yang lucu. Mendengar kata-kata Ari Mia hanya diam
dan membalas dengan senyuman ringan.
Bus
mereka pun datang, semua siswa naik ke bus masing-masing, menempuh perjalanan
yang cukup jauh akhirnya mereka semua sampai ke tempat perkemahan yang telah
disiapkan oleh sekolah, tempatnya ternyata tidak separah yang dibayangkan oleh
Mia, tempatnya
ternyata terawat dan jauh dari hutan . “ yyuuuhhuuu.......akhirnya nyampe juga
“ sorak Ica penuh semangat. “ternyata tempatnya nggak terlalu kotor ya, tempatnya
terawat kayaknya deh“ kata Mia pada
teman-temannya. “Ya jelas terawat lah ngil, ini kan tempat perkemahan nasional, bukan sembarang tempat
kamping tau..“ balas Rio menjelaskan pada Mia. “Hhhmmm......“ Mia hanya terdiam
dan mengangguk-ngangguk.
“Baiklah
anak-anak, semuanya berkumpul ke tengah-tengah lapangan“ kata guru berkumis
yang tak pernah lupa dengan kaca mata bulat berantai yang menggantung di
lehernya, semua siswa pun berkumpul di lapangan, pak Indra membagi kawasan anak kelas 1, 2
dan 3. Setelah itu kami pun memilih tenda yang memang telah disediakan dan
didirikan oleh guru. Mia, Ica dan Ani memilih tenda di tengah-tengah. Mereka
pun meletakkan barang-barang di dalam tenda dan keluar untuk berkeliling, tak
terasa hari sudah sore mereka pun mengambil peralatan mandi dan pergi ke tempat
mandi seadanya yang telah di buat oleh guru dan panitia kegiatan.
Malam
pun tiba, suasana mulai mencengkram dan menakutkan, setelah makan malam
bersama-sama semua siswa kembali ke tenda masing-masing, jam telah menunjukkan
pukul 23.00 WIB, tapi mata Ani belum bisa tidur, sedangkan kedua temannya sudah
tertidur, Ani merasa ketakutan dan menangis, Mia yang mendengar tangisan Ani
pun terbangun dan berusaha menenangkan Ani, tak disangka gadis manja yang tadinya hanya
bisa merepotkan orang lain sekarang malah berubah lebih dewasa dan bisa
menenangkan temannya, sungguh perubahan yang begitu menakjubkan bagi Mia. Akhirnya gadis manja itu berhasil menenangkan
Ani, sekarang mereka kembali tidur dengan cukup nyenyak.
Keesokkan
paginya semua bangun dengan senyuman seperti sang surya yang menyinari pagi itu
dengan sangat cerah, pagi itu sebelum mandi semua siswa berkumpul untuk
melakukan senam pagi, ntah apa yang salah dengan Mia saat di perkemahan itu
tapi ia menjadi lebih dewasa dan tak mengeluh dengan yang nama nya olahraga
lagi, pagi itu Mia dengan semangat melakukan senam. Temannya yang melihat Mia
berubah merasa senang dan bangga pada si mungil itu. Setelah senam semuanya
mandi secara bergantian dan mulai melakukan kegiatan yang mereka suka, ntah itu
berkeliling, main games atau pun berfoto.
Hari
itu pun terasa tak begitu lama, karena Mia, Ica, Ani, Rio dan Ari bermain games. tak
terasa hari sudah siang, semua bersiap-siap untuk makan siang, saat makan siang
nasi Ica terjatuh melihat hal seperti itu Ica hanya pasrah dan tertawa kecut,
Ani yang di kenal sangat pelit itu tidak mau dan tidak berniat ingin membagi
makan siangnya dengan Ica. “Ya udah, kamu makan sama aku aja ya“ kata Mia
santai. “Makasih ya ngil, kamu banyak berubah di kamping ini“ jawab Ica kagum.
Mia hanya tersenyum manis pada Ica.
Malam
pun tiba, malam ini lah yang paling ditunggu saat kamping malam api unggun,
semua berkumpul untuk bernyanyi di sekeliling api unggun itu. Disaat-saat
seperti ini lah semua kedekatan terasa lebih berarti bagi Mia. kehangatan
bersama teman-temannya sangat berarti bagi Mia, inilah yang membuat Mia ingin
menjadi lebih baik. Malam telah larut, seluruh siswa beranjak ke tenda
masing-masing.
Pagi
pun tiba, pagi itu semua siswa bersiap-siap untuk pulang, semua mengemaskan
barangnya masing-masing. setelah selesai semua naik ke bus dan kembali ke
sekolah.
Nama:
Intan Kumala Dewi
Kelas:
XI. Mipa 5
Menulis
Cerpen
INDAHNYA
GUNUNG MERAPI
Setelah ujian semester
genap selesai, Dina pun mendapat libur panjang. Dina dan beberapa orang
sahabatnya berencana untuk pergi mendaki gunung merapi. Mereka berkumpul
disebuah kafe kecil, disana Dina dan sahabatnya merencanakan kapan waktu yang
tepat untuk pergi. Seorang sahabat Dina bernama Agus mengusulkan untuk pergi
pada saat cuaca cerah. Karena jika mereka pergi pada saat hari hujan maka jalan
akan sangat licin. Mereka pun setuju
jika mereka pergi pada saat cuaca cerah.
Mereka akan pergi setelah selesai melaksanakan ujian semester genap yang
hanya tinggal 1 haru lagi.
Ujian semester pun
selsesai. Mereka memutuskan mendaki gunung saat malam hari karena mereka
memperkirakan akan sampai dipuncak gunung saat sang surya mulai terbit. Selsesai
menyiapkan keperluan mereka langsung mulai mendaki gunung bersama-sama. Ketika
berjalan seperempat perjalanan mereka berhenti untuk beristirahat dan
melemaskan otot-otot mereka. Setelah beristirahat cukup lama, akhirnya mereka
melanjutkan perjalanan mereka. Namun, ketika mereka melewati jalanan yang
sangat curam Dina terpeleset dan hampir masuk jurang yang dalam dan untungnya
dia bisa diselamatkan karena berpegangan disebuah akar pohon yang sangat besar.
Dan seketika Dina berteriak mintak tolong dan sahabatnya mendengar teriakan itu
pun langsung menolong Dina. Sahabat Dina pun berusaha sekuat tenaga untuk
mengangkat Dina, dengan perjuangan yang cukup lama akhirnya Dina bisa
diselamatkan. Setelah Dina bisa diangkat terlihat jelas diwajahnya putih pucat
dia pun terlihat sangat lemas karena kejadian yang dialami tersebut. mereka
memutuskan untuk berhenti sejenak sambil mengobati luka Dian yang lumayan parah
dibagian kaki dan tangannya.
Tidak beberapa lama.
Dina dan sahabatnya segera melanjutkan perjalanan untuk mendaki gunung. Selama
diperjalanan Dina selalu dipapah oleh sahabatnya yang bernama Rina dan Agus
karena kakinya yang terkilir dan masih belum bisa berjalan dengan cukup baik.
Setelah mereka mendaki
tigaperempat gunung mereka kembali beristirahat, karena sangat kelelahan. Saat
mereka melihat jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB pagi jadi
mereka memilih istirahat dan makan untuk mengembalikan energy mereka yang sudah
banyak terkuras habis. Setelah mereka makan dan beristirahat sejenak mereka
segera melanjutkan kembali pendakian mereka. Namun setelah sampai di derah yang
terjal Dina meminta ditinggalkan kerena dia merasa akan membuat repot para
sahabatnya.
Tapi sahabatnya menolak
untuk meninggalkan Dina sendirian dan menginginkan Dina untuk ikut naik ke
puncak gunung karena mereka sudah memulainya bersama mengakhirinya pun harus
bersama. Walaupun itu memerlukan perjuangan yang sangat besar dengan bujukan
sahabatnya akhirnya Dina ikut juga walaupun itu dengan bantuan sahabatnya untuk
berjalan mendaki gunung. Beberapa saat kemudian Dina merasa kelelahan dia
meminta Rina dan Agus yang membantunya berjalan beristirahat di dekat pohon
besar yang ada disana.
Disanalah meraka baru
menyadari bahwa dua sahabatnya lagi yaitu Kiki dan Tio terpisah dari mereka.
Seketika Rina langsung kaget karena mereka terpisah dari sahabatnya. Agus pun
menyarankan agar Dina dan Rina tetap beristiraht didekat pohon besar itu,
sedangkan Agus sendiri akan turun kembali kembali ke bawah mencari dua
sahabatnya yang terpisah tadi dengn ditemani oleh Rino. Sebenarnya Dina tidak
ingin ditinggalkan dia pun ingin ikut mencari sahabatnya itu, tapi mau tidak
mau Dina harus tinggal ditempat itu karena keadaannya yang tidak memungkinkan
untuk ikut mencari Kiki dan Tio
Agus pun segera mencari
sahabatnya itu dengan melewati pepohonan besar dan semak belukar. Setelah
mencari cukup lama dan melewati medan yang curam Agus dan Rino pun berhasil
menemukan sahabatnya yang tersesat dan hampir saja sahabatnya itu memasuki
kawasan yang dilarang untuk para pendaki melewatinya
Mereka pun kembali
kedekat pohon besar dimana Agus menyuruh Dina dan Rina tadi beristirahat.
Melihat sahabatnya yang telah ditemukan Dina pun merasa bahagia. Merekapun
segera melanjutkan perjalanan mereka untuk mendaki gunung.
Sesampainya dipuncak
gunung mereka sangat lega dengan hembusan angin segar yang melegakan perasaan,
sepertinya tidak ada tempat yang lebih menyenangkan selain disini. Pemandangan
indah gunung yang berdiri kokoh, hamparan sawah hijau yang tertata rapi dan aliran
sungai dengan batuan besar dan kecil yang berserakan. Betapa indahnya
pemandangan dari atas ketika mereka berada diatas awan dan melihat langsung
kota dibawahnya.
Kebiasaan Membawa Apes
Oleh : Jefonni meffral
Sang fajar
pun perlahan-lahan muncul di langit menerangi sebuah kelompok manusia yang
diikat dengan janji suci dan dianugrahi satu orang anak yang bernama Neni,Neni
ini anak yang besifat tidak bias menerima kenyataan atau bisa disebut sombong
atau tidak tau malu,Pagi itu jarum panjang menuju angka 12 dan jarum pendek
menuju angka 7,bertanda mulai nya mencari ilmu untuk menentukan masa depan dan
menggapai cita-cita yang diinginkan nya.
Setibanya di
depan gerbang,Neni bertemu dengan sahabat nya,dan mereka menuju pintu
peperangan untuk menggapai cita-cita. Setibanya di dalam kelas,ada sekelompok
siswa yang sedang menceritakan hp keluaran terbaru yang harga nya sangat mahal.
Ayu sahabat Neni berkata “oiya besok aku mau beli hp keluaran terbaru itu
lohhh”,dan sahabat Neni satunya lagi juga berkicau “aku juga mau belii”
,sedangkan Neni hanya bisa diam dan mendengar kicauan-kicauan mereka saja.
Dikelas nya,
Neni adalah bendahara kelas, Neni eminta uang kas etip satu minggu sekali
sebesar 20.000. Nni memegng uang bgitu banyaknya. Krna selama ini, Neni
terbiasa meminja uang kas yang Ia pegang untuk keperluannya endiri dan
menggantinya kembali. Neni berfikir”kalau begitu, aku pinjam saja uang kas ini,
kan lumayan banyak, biasanya akan ku ganti uang ini”. Setelah beberapa jam dan
waktunya pulang Neni langsung pergi menuju konter HP dan membeli HP keluaran
terbaru itu.
Dan keesokan
harinya Neni memamerkan HP yang ia beli kemaren di depan teman-temannya, dan
teman-teman selokalnya tercengang melihat Neni memegang HP canggih itu. Hari
demi hari telah berlalu dan ternyata
uang ka yang dipinjam oleh Neni tak kunjung digantinya.
Pada hari
Senin, Wali Kelas Neni meminta uang kas untuk membeli perlengkapan kelas dan
uangnya lumayan banyak, lalu Wali Kelas Neni bertanya kepada Neni “Neni, uang
kas kelas masih adakan sama kamu?Ibu mminta agar kamu membeli perlengkapan
lokal! Neni terkejut dan terdiam lalu
Wali Kelas Neni merasa ada tidak beres dengan Neni. Kemudian, Wali Kelas Neni
bertanya kepadanya”Neni kamu kenapa? Uang kas nya masih uth kan?” Neni menjawab
dengan terbata-bata”uuuuuuangnya udah ku pakai untuk beli HP baru ini bu” Wali
Kelas Neni tercengang” kenapa kamu pakai uang itu untuk membeli HP ini? Kan ini
bukan hak kamu,sekarang kamu ibuk hukum membersihkan WC selama 2 bulan.
Karena Mimpi Itu
Oleh : Mardiyah hadiyati
Gadis itu terbangun di saat matahari tidur di peraduannya,
karena hanya mimpi yang sama, yang
membuatnya tak mampu berpikir, ”Mengapa diriku ini,apa yang terjadi, apakah ini
sebuah peringatan atau ancaman, hal ini membuat ku gila” gumam Zhela gadis
manis saat ia berbaring di atas gundukan kapuk berlapiskan kain. Dia tidak
tahan dengan semua yang terjadi pada dirinya, dia merasa kesepian.“ Untuk apa
aku hidup di dunia yang fana ini, aku ingin pergi ke tempat ayah dan ibu, aku
kesepian!” ujarnya setiap kali bermimpi.
Dia tidak mampu berpikir jernih.Gadis itu berusaha mengakhiri
hidupnya dengan meneguk cairan keras, saat itu juga terdengar suara ketukan pintu
yang keras. Zhela melangkah kearah pintu, secara perlahan-lahan Zhela membuka
pintu, ia melihat beberapa orang yang berdiri dihadapannya yaitu Paman
Kris,Vinny dan Venus anaknya.
Mereka melihat cairan yang di pegang di tangan Zhela, “Apa
yang kau lakusan Zhela, jangan lakukan itu!” ujar Paman kris. “Aku kesepian
paman , aku tak tahan dengan semua ini, aku ingin ke tempat ayah!” ucapnya
sambil belutut. “Berdirilah Nak, kau tidak sendiri , paman ada di sini untuk
menemanimu!” ucap pamannya. Karena ada paman dan sepupunya yang menemaninya, ia
merasa tenang dan tidak kesepian lagi.
Ditengan kelamnya malam ia terbangun. Gadis itu mengambil
segelas air dan meneguknya, kemudian ia kembali berbaring. Dalam tidurnya ia
bermimpi didatangi seseorang yang muncul dibalik sinar yang terang. ”Hiraukan
mimpimu sebelumnya,cermati kata-katanya, ungkapkan semuanya, buat yang jauh
disana bahagia!” katanya.Ia menghilang secara perlahan-lahan dan cahaya itu pun
sirna.
Gadis itu bangkit dari tidur yang melelahkan.Mentari secara
perlahan-lahan muncul di hadapan Zhela.Ia duduk diatas akar yang tersusun
memikirkan arti bunga tidurnya. Vinny muncul tiba-tibamengejutkan Zhela.
”Mengapa kamu melamun?” tanya Vinny. “Ahhh, tak apa-apa!” kata Zhela.Karena
Vinny memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dia terus berusaha membujuk Zhela
untuk mengutarakan semuanya.Zhela pun mengutarakan semuanya kepada Vinny.Vinny
mengambil secarik kertas dan sebatangpena. “Pecahkan semua ini, tulis
mimpi-mimpimu di atas kertas ini” ucap Vinny sambil memandang Zhela. Zhela pun
memejamkan mata dan mulai mengoyang-goyangkan pena tersebut. Perlahan-lahan ia
membuka mata dan melihat apa yang ditulisnya. Zhela memikirkan yang ditulisnya
dan pandangannya tertuju pada sebuah kotak.Ia membuka kotak tersebut, darahnya
tersentak melihat arloji pemberian ayahnya sebelum ia meninggal.
“Zhela ,Vinny ayo kebawah!” panggilan Paman Kris yang membawa
mereka ke meja makan. Vinny menceritakan apa yang terjadi pada Zhelakepada
Paman Kris. “Di mataku terbayang-bayang wajah ayah, mungkin ada sesuatu yang
tidak beres tentang kematian ayah!” semua yang ada di sana kaget.Venus langsung
meninggalkan mereka. ”Apa yang kau bicarakan Zhela ?” bentak Paman Kris. Zhela
berpikir panjang, “Ada yang tidak beres, apakah aku harus mengungkapkan
kematian ayah? “Apa yang kau bicarakan ini!,berjanjilah kepada ku, kau tak
mengungkapnya kembali, aku sudah kehilangan ayahmu dan tak mau kehilanganmu!”
katanya. Mendengar kata-kata pamannya membuat hatinya tersentuh. Gadis manis
itu berjanji kepada orang tua keduanya. Gadis itu kembali kekamarnya yang
berantakan.
Malam pekat tanpa rembulan, mendung yang menggantung di
langit kelam.Hujan yang menyembur dari langit, Zhela duduk disudut kamar,
termenung memandangi kaca jendela kamar yang basah tertimpa hujan. Kesahnya
berharap kepada hujan dan menitipkan sebait rindunya untuk yang jauh disana,
ayahnya.
Tangisnya pecah,air matanya mengalir perlahan-lahan di
sela-sela pipinya sambil memandangi arloji itu.“Pasti ada sesuatudi arloji ini”
ucap Zhela sambil memperhatikan arloji dari ujung ke ujung.Ia tidak menemukan
sesuatu yang aneh kecuali beberapa digit angka di bagian belakang arloji itu.
“Brangkas itu pasti ada hubungannya dengan arloji ini!” katanya.Ia tidak pernah
mengetahui ataumendengar tentang sebuah brangkas. Karena itu, Zhela berharsat untuk
mengungkap teka-teki ini, walaupun Zhela
dan Paman Kris sudah ada perjanjian.
Ketika fajar sidiq mulai menampakkan diri, Zhela datang
menemui orang terdekat ayahnya yaitu Paman Leo.”Brangkas” ucap Zhela.Paman Leo
terkejut, ”Apakah kau tidak
mengetahui tentang brangkas itu? Brangkas itu diruang bawah tanah rumahmu.”
Terdengar suara tembakan yang mengenai dada Paman Leo. Zhela terkejut dengan
apa yang dilihatnya.
Zhela melangkah menjauhi Paman Leo.Langkahnya penuh ketakutan
dan putus asa.“ada yang tidak ingin aku mengetahui semua ini, siapa yang
melakukan itu kepada paman leo. Mungkin yang membunuh paman Leo sama dengan
pembunuh ayah”.Gadis itu melihat arlojinya.Langkah demi langkah dia mengarah
pada ruang kerja ayahnya.“Apakah di sini ruangnya?” tanyanya dalam hati.Zhela
mencari sesuatu yang bisa membawanya ke ruang itu.Karena lelah mencari, Zhela
pun duduk dikursi kerja ayahnya. Zhela meneteskan air mata melihat foto
keluarganya dan melihat sebuah tombol di bawah foto tersebut .Zhela menghela nafas
panjang dan menekan tombol itu, secara perlahan-lahan terbukalah sebuah pintu
dibalik lukisan.Dengan langkah tergesa-gesa Zhela masuk ke dalam dan melihat
sebuah kotak penyimpanan yang lumayan besar.“ Apakah mungkin kata sandinya
adalah angka ini?” sambil melihat angka dibalik arlojinya.Zhela pun menekan
tombol sesuai dengan angka pada arlojinya.Mimpinya benar-benar nyata.Zhela
membuka secara perlahan dan tak menyangka ayahnya meninggalkan benda
peninggalan yang begitu banyaknya.Ia melihat sebuah tas yang pernah dibawa
ajudan ayahnya sebelum ia meninggal. Zhela membuka tas tersebut dan ternyata
isinya adalah sebuah rekaman.Gadis itu memutar rekaman tersebut, ia
mendengarkan kata demi kata dari rekaman tersebut. Ternyata ayah meninggal
bukan karena serangan jantung tapi dibunuh.
Paman Kris dan kedua anaknya datang, mereka melihat keponakan
kesayangannya menangis tersedu-sedu. “Mengapa kau menangis mendengarkan rekaman
itu?”tanya Paman Kris.Zhela terus menangis dan memutar kembali rekaman itu. Tak
diduga orang yang membunuh ayahnya adalah orang yang terdekatnya , Venus. Semua
orang kaget, Venus hanya tersenyum sinis. “Mengapa kau membunuh ayahku?” tanya
Zhela dengan nada yang keras. “ Aku ingin semua yang ada di dalam ruangan ini
dan aku benci pada kau Zhela!”ucapnya dengan mata yang liar. “kenapa kau benci
pada ku, apa kesalahan ku yang membuat mu begitu marah ku?” Tanya zhela,
“karena kau Ibuku dan Ibumu pergi meninggalkan ku, itu semua karena kau, andai
saja waktu itu kau tidak terjebak saat kebakaran , mungkin mereka berdua masih
hidup”. Ia melihat ke sekeliling ruangan tersebut. “Ini alasan mengapa aku
pindah ke sini, untuk mencari semua ini, aku telah telusuri semua ruangan di
rumah ini, termasuk kamar kau Zhela, tapi hasilnya tetap saja nihil!”ucapnya.
”Ada apa dengan kau Venus, apa yang kau
lakukan, mengapa kau bisatahu tentang peninggalan ini?” tanya Paman Kris
dengan nada keras. “Saat dikantor aku mendengar dia berbicara dengan ajudannya
tentang sebuah brangkasdiruang tersembunyi di rumah ini dan belum ada yang
mengetahui selain mereka bertiga, paman, ajudannya dan Paman Leo , itu
adalahalasan mereka aku bunuh. Aku memberikan racun kepada paman dan ajudanya”,
dengan wajah yang sedikit senang.“Aku membunuh mereka agar tidak terbongkar
semua rahasia ini, dan sekarang yang ingin aku bunuh adalah kau”, sambil
mengeluarkan sebuah revolver ke arah Zhela. Secara perlahan-lahan ia menarik
pelatuk revolver, terdengarlah sebuah suara tembakan yang keras.
Ternyata polisi yang lebih sigap mendahuluinya. Zhela tak
menyangka apa yang dilakukan sepupunya dan tak menyangka polisi datang disaat
yang tepat. “Aku tak
menyangka, anakku sendiri dalang semua ini”, kataPaman Kris.Mereka melihat
Venus berlumuran darah. “Maafkan aku, aku yang menelepon polisi, karena sudah
tahu semua ini, saat kau pergi ke kamar Zhela, kau gugup saat Zhela
menceritakan tentang ayahnya, aku curiga, akudiam-diam mengikutimu dari
belakang, maafkan aku” kata Vinny sambil menangis.
Karena berlumuran darah Venus dibawa kerumah sakit. Dan dia
ditahan dipenjara atas apa yang dia lakukan. Beberapa bulan dipenjara, ia tidak
tahan dengan semua yang terjadi pada dirinya, dia pun mengakhiri hidupnya
dengan cara yang tidak wajar.
Marriage Not Dating
Oleh: Nasya Saniyah Darma
Sayup-sayup
terdengar hiruk pikuk pesta keluarga di apartement sebelah. Tawa canda bahagia
mereka tidak akan mengalahkan kebahagiaanku pada hari ini. Sungguh tak sabar
aku dengan rencana
“Kau
dimana? Apa sudah sampai?” tanyaku.
“Ya,
baiklah. Aku segera kesana.” jawab Sabian singkat dan langsung menutup
telponnya.
Kelihatan
di cermin, berulang kali aku menata rambut sebahuku. Sambil menunggu kedatangan
Sabian. Seperti rasa bosan yang diungkapkan vla cake vanilla yang meleleh ke
tepian piring. Bersama helaan nafas yang membuat diriku yakin untuk setia
menunggu kedatangannya.
“Ting
tong!“
“Selamat
ulang tahun, Sabian. Ayo tiup lilinnya.” Kuberikan sebuah cake dengan lilin
spiral berwarna merah muda dan biru.
“Uhm..ya?”
“Kau
pasti tidak mengerti ya? Aku tau kau gugup.” ujarku tertawa geli sambil
mengelus pundaknya.
“Aku
ingin ke toilet.”
“Uhm..ok.”
Kembali,
helaan nafas menemani diriku yang setia menunggu. Memandangi langit-langit
ruangan. Berfikir kenapa ekspresi itu
yang muncul dari Sabian. Apa dia tidak menyukai pesta ini?
“Tok..tok..
Apa kau baik-baik saja? Kenapa lama sekali?”
“Ya,
sebentar.” jawab Sabian singkat.
“Baiklah.”
Jelmaan
awan yang kugantikan dengan balon-balon putih menghiasi langit ruangan. Lampu
orange redup dan lilin-lilin yang setia berdiri di pojok jendelanya. Ruang
makan yang telah kutata ala restoran klasik bernuansa romantic. Ditambah roses
yang menghiasi meja berbaris rapi membentuk lambang hati. Pesta sederhana untuk
Sabian. Tidak sabar ingin aku dan Sabian nikmati.
“Ting
tong!”
Lekas
kubuka pintu. Hadir sesosok priaberjas abu-abu. Kemeja dan begitupun jasnya
basah. Masuk begitu saja ke dalam apartement.
“Dimana
Sabian?”
“Hei!
Siapa kau?” Lelaki
berbadan lunglai itu tak menghiraukanku sedikit pun. Ia mengelilingi seluruh
sudut apartement bak orang mabuk. Ia mengancurkan cake vanillaku, mengacaukan
balon-balon, membuat meja makan berantakan. Pesta ini kacau. Tanda tanya
dipikiran bersinergi dengan amarahku. “Kalian sedang berpesta ya? Haha.
Lucu sekali. Untuk apa semua ini?” Tidak
tinggal diam. Aku mengambil sebuah botol kaca di dekat meja. Lelaki aneh yang
sedang mabuk itu lantas berlutut di depanku. Langsung aku memukulnya. Sudut
matanya menatapku geli. Ia langsung berdiri dan menyeka cairan merah di bawah
hidungnya. Lalu, ia berjalan dan mengetuk pintu kamar mandi. “Ken,
apa yang terjadi?” tanya Sabian yang baru saja keluar dari kamar mandi. “Haha.
Aku akan pulang. Kau bersenang-senanglah.” si pengacau itu berjalan keluar.
“Sabian,
apa dia temanmu?” tanyaku kesal. “Aku
tidak bisa membiarkan kawanku dengan keadaan seperti itu.” Sabian berlari
keluar mengejarnya. “Ta..tapi?”
Aku
hanya diam. Seperti lelucon. Sabian meninggalkanku sendiri begitu saja. Tanpa
pikir panjang, ku kirimkan pesan ‘maaf’ kepadanya. Malam semakin larut, lilin-lilin di
sudut ruangan berangsur padam, seolah malu dan memilih bersembunyi dibalik
langit hitam. Singkat sekali rasanya malam ini. Aku hanya duduk termenung
memandangi jendela. Aku mengirim banyak pesan dan menelpon Sabian berkali-kali.
Namun tak ada satu pun telepon yang dijawab apalagi pesan.
***
Muncul seribu tanda
tanya di benakku. Aku memutuskan untuk pergi menemui Sabian ke restoran
Perancis miliknya. “Dimana
Sabian?” “Dia
belum datang kesini hari ini.” jawab salah seorang pelayan. “Oh,
baiklah.” Aku
memesan segelas jus apel dan langsung pulang. Tetap dengan seribu tanda tanya
di benakku. Sembari mendorong sepeda, tiba-tiba aku melihat si pengacau malam
itu.
“Hei!
Dimana Sabian?”ujarku tegas. “Beraninya
kau memanggilku seperti itu.” “Dimana
Sabian?” “Baiklah.
Akan kujelaskan. Kau dan Sabian tak ada hubungan apa-apa kan? Jadi, mulai
sekarang Sabian ingin kau untuk tidak menemuinya lagi. Dia membencimu. Dan kau
bukanlah siapa-siapa.” tutur si pengacau. Aku langsung menyiramnya
dengan jus apel di tangan kananku dan pergi meninggalkan tempat itu. Rasa
kecewa bercampur pikiran tentang perkataan lelaki aneh tadi tumbuh menjadi
lamunan. Entah apa maksudnya. Aku mengirim pesan kepada Sabian ‘Apa semua itu
benar? Aku harap kita bertemu langsung. ‘
***
Begitu hari
selanjutnya, aku kembali datang ke restoran milik Sabian. Namun, dia seolah
menghilang.
“Hei, kau belum juga
mengerti ya? Sudahlah, lupakan saja dia.” Lelaki aneh itu muncul lagi di
hadapanku.
“Hei!
Kau tidak perlu mengurusku. Ini urusanku dengan Sabian.”
“Sabian yang menyuruhku
memberi tahumu.” Aku
langsung pergi meninggalkan tempat itu. Kemudian
hari aku kembali ke restoran milik Sabian. Aku melihat Sabian. Dia seolah ingin
menghindar. “Apa
semua itu benar?” tanyaku. “Ya, memang benar.”
jawabnya membuang muka. “Baiklah. Sekarang aku sudah
mengerti. Aku hanya perlu melihat matamu untuk mengerti semua ini. Ok.” Amarah,
kesal, kecewa, seluruhnya, dibendung air mata yang berusaha ditahan sudut
mataku. Aku langsung pergi meninggalkan tempat itu.
***
“Ting tong!” Lekas
kubuka pintu. Ada seorang petugas memberikan sebuah amplop coklat muda. ‘Surat
Panggilan Untuk Bersaksi’ Mengenakan
blazer hitam dan sepatu bootsku, aku siap untuk bersaksi di pengadilan.
“Apa benar kau
melakukan penganiayaan pada malam itu?” tanya Yang Mulia Hakim.
“Aku
memang sudah gila.” Tiba-tiba
seorang lelaki membuka pintu ruang sidang. “Aku
yang melakukannya.” sambil mengangkat tangan kanannya. Aku dituduh telah
melakukan penganiayaan terhadap kawan Sabian pada malam itu. Memang benar, aku
dan emosiku memukul kepalanya dengan botol anggur. Ya,dia Ken. Ia membayar
seluruh denda atas kelakuanku itu.
Ketika sedang berjalan di trotoar dekat
sebuah pusat perbelanjaan, tiba-tiba,
“Hei! Berterima kasihlah aku sudah
membayar denda itu.”
“Aku akan carikan uang untuk
mengganti seluruh uangmu.”
“Haha. Sudahlah. Kau masih
memikirkan Sabian ya?”
Aku tak menghiraukan.
“Apa kau ingin balas dendam
padanya? Aku bisa membantumu.”
Aku
diam saja. Benar, kebencian itu mulai muncul. Begitu aku ingin membuat dia menyesal.
“Baiklah,
aku akan membantumu.Sekarang aku ingin kau ikut ke rumahku. Menyamarlah seolah
kau menjadi kekasihku. Lakukan saja semua yang kau inginkan. Jadi, kita impas.
Aku akan membantumu untuk balas dendam pada Sabian.” Semenjak itu, aku dan Ken sengaja
mengumbar kedekatan kami. Bibinya Ken yang selalu menjadi mata-mata membuat aku
dan Ken lebih sering bersama. Begitupun rencana balas dendamku, rasa penyesalan
pada diri Sabian mulai tampak. Banyak
celaan dan konflik membuatku lelah dan berfikir, kenapa aku harus terlibat
bahkan menjadi pemeran utama dalam skenario bodoh ini. Begitu setiap harinya
aku ingin mengakui bahwa semuanya hanyalah akting, terutama pada keluarga Ken.
Demikian pula Ken. Dia hanya menginginkan hidup sendirian. Hanya itu. Dia benci
dengan pernikahan. Begitu tutur setiap amarah Ken. Sepertinya semua ini sudah
kelewatan batas.
***
Berawal
dari rasa khawatir. Hingga diriku merasa tidak baik-baik saja. Kebersamaanku
dan Ken, membuatku kami lupa bahwa semua ini hanyalah skenario. Kesungguhan itu
muncul sendirinya dariku, demikian pula Ken.
***
Enam
bulan kemudian, Ken melamarku. Kami mempersiapkan konsep pernikahan, fitting
baju, dan mengundang seluruh keluarga serta kerabat kami. Hari
pernikahanku dan Ken.Tamu-tamu sudah berada di taman lokasi pernikahan kami
yang berkonsep outdoor.
“Hai,
selamat ya. Ternyata kau juga sangat cantik. Tentu saja Ken begitu terpikat
dengan dirimu” ujar sesosok perempuan berambut coklat terang. Aku
penasaran. Siapa wanita ini? Kenapa sepertinya dia begitu mengenal Ken.
“Aku
banyak belajar dari Ken. Dia memang sangat spesial bagiku. Haha. Namun,
sekarang aku berhasil mendapatkannya. Baiklah, sampai jumpa diluar.” ujarnya
manis.
Aku
langsung pergi meninggalkan ruang make up untuk mencari Ken. Aku langsung
menemukannnya sedang berdiri di ujung teras beralaskan kayu.
“Siapa
perempuan itu? Kau yang mengundangnya?” ujarku pada Ken. “Apa maksudmu?”
“Apa
dia mantan kekasihmu?
“Benar.
Tapi aku sungguh tidak ada hubungan apapun dengannya. Ayolah semua tamu sudah
menunggu kita.” jawab Ken sambil menarik tanganku.
Dia
benar-benar tidak bisa dipercaya. Disaat seperti ini bahkan ada saja yang
membuat kami bertengkar. Lihat saja Ken, aku ragu padamu. Lihatlah aksi
terbaikku nanti.
Upacara pernikahan dimulai.
“Tunggu.”
kataku menghentikan Ken.
“Hei!
Apa yang kau lakukan?” Ken kaget.
Aku
melihat kepada seluruh tamu undangan. Aku melihat perempuan tadi duduk bersama
lelaki bule yang tampak sangat mesra dengannya. Aku menatap Ken, dan ia hanya
tertawa geli.
“Dia
Hyori. Dia baru saja menikah bulan lalu.” ujar Ken menganggapku lucu.
Hujan
lebat mengguyur lokasi pernikahan kami. Pernikahan kacau. Semua tamu pergi
menyelamatkan diri. Aku dan Ken panik. “Bagaimana
ini?” Sedih
dan terdiam sesaat. Walaupun tidak ada lagi tamu di lokasi pernikahan kami, Ken
tetap memasangkan cincin pernikahan di jari manisku. Moment yang membuatku
terharu bercampur tetes hujan di sudut mataku sambil memandangi lokasi
pernikahan ini. “Hahaha. Inilah kita. Kacau.”
The Power Of
Hijab
By :Novita Sari
Irdiyan
“Buukkkkk…” begitulah bunyi
pukulannya, seperti batu besar yang jatuh dari pesawat dan mengenai tangki
besar berisi cairan yang menyebabkan
tengki itu pecah dan mengeluarkan cairan kental berwarna merah dan
mengakibatkan lingkungan di sekitarnya terselimuti cairan kental tersebut.
Sonya pun berteriak dan berlari untuk mengejar anak SMA sebelah yang menggebuki
anak SMAnya, akan tetapi Sonya tidak berhasil mengikuti jejak nya dan
memutuskan untuk menolong temannya yang telah babak belur tadi dan membawanya
ke sekolah
***
Keesokan harinya Sonya menemui bang
Boy untuk memberitahukan kejadian kemaren.Ya ... bang Boy adalah mantan ketua
genk reman yang telah menunjuk Sonya
sebagai penerusnya untuk melindungi SMA mereka dari gangguan SMA sebelah yang
merupakan musuh bebuyutan mereka. Bang Boy memilih Sonya karena Sonya adalah
cewek tomboy berhijab yang pemberani yang waktu itu pernah menolongnya dari
kekalahan melawan SMA sebelah yang menyababkan ia terluka parah dan pingsan.
Oleh karena itu, bang Boy mempercayai Sonya sebagai penerusnya. Selain Sonya
itu cantik dan baik hati, bang Boy juga yakin kalau Sonya bisa mengatasi
masalah ini dan kelak Sonya bisa memperbaiki
kembali hubungan mereka dengan SMA sebelah yang telah retak selama 10 tahun
belakangan ini. Setelah Sonya memberitahukan kejadian itu, Sonya pun langsung
memasuki kelasnya dan tidak lama setelah itu seseorang mengantarkan surat dari
SMA sebelah kepadanya yang berisi
menyuruh Sonya untuk pergi ke lapangan bolakaki seorang diri dan bertujuan
untuk berdamai dengan SMAnya. Sonya pun langsung mengambil tas dan cabut
melalui tembok tinggi yang ada di belakang sekolahnya, tiba-tiba seseorang
berteriak memanggilnya dari belakang, Sonya pun berhenti dan melihat ke
belakang, ternyata Ronalah yang memanggilnya dari kejauhan, tapi Sonya tidak
menghiraukan dan melanjutkan niatnya untuk cabut dari sekolah. Sonya pun
memanjat tembok itu dan berhasil sampai di luar sekolah lalu melanjutkan
misinya ketempat yang dimaksud surat tadi.
Beberapa menit kemudian, Sonya
sampai di tempat itu dan tiba-tiba seseorang memukulinya dari belakang, Sonya
pun melihat ke belakang dan membalas pukulan orang tersebut lalu tiba-tiba
seseorang memukulinya lagi dari arah depan dan kemudian dia di keroyok oleh
orang-orang tersebut. Tanpa sepengetahuan Sonya, tiba-tiba bang Boy beserta
anak buahnya datang menolongnya, dan akhirnya mereka pun tawuran. Disaat mereka
tawuran, polisi pun datang sehingga mereka semua melarikan diri terkecuali
Sonya dan Arie. Polisi pun membawa mereka ke kantor polisi untuk di introgasi.
Sesampainya di kantor polisi.
“Kenapa kalian tawuran pada saat jam pelajaran
berlangsung dan masih memakai seragam sekolah ?” (polisi bartanya kepada mereka
dengan tegas), tapi mereka hanya diam dan tak berani menjawab. Polisi bertanya
lagi “kenapa hanya diam saja ?, baiklah kalau kalian tidak mau menjawab, saya
akan menghubungi orang tua kalian untuk menyelesaikan permasalahan ini”. Sonya
dan Arie pun memberikan nomor hp orang tua mereka dan polisi menghubungi kedua
orang tua mereka. Tidak lama setelah itu, kedua orang tua mereka pun datang dan
terkejut melihat anak-anak mereka yang telah babak belur. “Baiklah bapak dan
ibuk kami menyuruh bapak dan ibuk ke
sini bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan anak bapak dan ibuk. Tadi anak-anak bapak dan ibuk tawuran di jam
sekolah dan masih berpakaian sekolah. Karena itulah kami memanggil bapak dan
ibuk kesini.” Arie pun berkata “dia yang salah pak !”(mencoba membela diri), lalu
polisi menanyakan kebenarannya kepada Sonya, kemudian Sonya menceritakan
kejadian yang sebenarnya dan memberikan bukti kepada polisi tersebut, yang
menyebabkan Arie tidak bisa memungkiri kejadian yang sebenarnya. Akhirnya Arie
pun di proses oleh polisi. Setelah permasalahan itu selesai, Sonya dan orang
tuanya pun pulang ke rumah, dan Ibunya mengobati luka yang ada di tangan dan di
muka Sonya.
***
Keesokan harinya, di gerbang
sekolah semua orang menunggu Sonya, dan saat Sonya dating ia terkejut dan jadi
salah tingkah. Tapi, Sonya tetap menyembunyikannya dan seolah-olah tidak
mempedulikan mereka semua, Sonya tetap melanjutkan langkahnya untuk memasuki
sekolah. Akan tetapi, mereka semua bersorak dan terpesona dengan gadis tomboy
yang sudah berhasil membuat anak kepsek SMA sebelah di proses oleh pihak
kepolisian. Sonya pun terkejut dan seolah-olah tak percaya dengan apa yang ia
lihat. Tiba-tiba bang Boy pun keluar dari gerbang dan menuntun gadis tomboy
tersebut ke dalam sekolah sambil mengepalkan tanganke langit dan meneriaki nama
Sonya. Sonya pun merasa senang dan tak percaya kalau akan jadi seperti ini,
semuanya tak seperti yang ia bayangkan. Bang Boy sangat bangga atas apa yang di
lakukannya dan tak sia-sia rasanya bang Boy memilih Sonya sebagai ketua genk
reman penerusnya. Tapi, Sonya sadar bahwa perjuangannya belum selesai sampai di
sini. Karena misi yang sebenarnya akan ia lakukan adalah mendamaikan SMAnya
dengan SMA sebelah yang telah bermusuhan selama 10 tahun belakangan ini.
***
Beberapa minggu kemudian, Arie
kembali mengirim surat kepada Sonya, dan isinya sama dengan surat yang dulu ia
kirim. Sonya langsung menemui bang Boy
dan bilang kalau Arie kembali mengirim surat dengan maksud yang sama kepadanya.
Telinga bang Boy pun panas dan berkata “belum puas juga dia, masih saja ingin
melanjutkan tawuran. Padahal kemarin udah masuk penjara” (berkata dengan suara
yang lantang dan keras), Sonya pun menjawab “mungkin dia benar-benar ingin
berdamai,karena telah sekian lama bermusuhan”. Bang Boy pun membantah dan
berkata “gak mungkin, itu hanya omong kosong dia aja... Ya udah biar nanti aku
susun rencana untuk nolongin kamu”. “gak usah bang, insya Allah aku bisa
mengatasinya sendiri. Kalau seandainya abang datang dan tawuran lagi bisa-bisa
kita semua masuk penjara”. (meyakinkan bang Boy kalau dia bisa mengatasinya
sendiri), “kamu yakin bisa mengatasinya sendiri ?”.(bertanya kepada Sonya) “aku
yakin”.(meyakinkan bang Boy) “ya udah hati-hati ya, tapi kalau seandainya dia
nyentuh kamu apalagi ngeroyok kamu, mau nggak mau aku akan datang dan tawuran
lagi”. Sonya pun menjawab “ya bang, insya Allah aku nggak akan biarin itu semua
terjadi lagi.” (pergi meninggalkan bang Boy).
***
Beberapa menit kemudian, Sonya
sampai disana dan berdiri di tengah lapangan hijau seorang diri. Cuaca mendung
pun mulai menghampirinya perlahan-lahan, dan angin pun ikut serta untuk
menemaninya dalam pertemuannya kali ini. Angin yang terus melambai-lambaikan
hijabnya membuat ia merasa sedikit cemas, akankah permusuhan ini bias ia atasi
sekarang atau malah permusuhan ini akan berlanjut sampai kapan pun bahkan
sampai ia menutup mata dan menghembuskan
nafas terakhir. Sonya pun bergumam di dalam hatinya (tidak… tidak… permusuhan
ini harus selesai dan berakhir sekarang,
aku tidak mau permusuhan ini terus
berlanjut, Aku yakin permusuhan ini bisa di atasi).
Tidak lama setelah itu, Arie pun datang
dan menatapnya dalam-dalam. Petir yang mulai menyambar membuat titik-titik api
di dalam hatinya semakin besar dan terus berkobar yang membuat Arie ingin
segera membalaskan dendam yang telah tumbuh dan kini bersarang di hatinya. Arie
pun melayangkan pukulannya kepada Sonya sepert imelayangkan bola boling, dan
untungnya Sonya bias menangkis tangan Arie dan berkata “Santai man.. gak usah
marah gitu dong, hati boleh panas tapi kepala harus tetap dingin.” Arie pun
menjawab “udah… gak usah banyak bacot deh lo, kalau takut bilang aja..” Sonya
pun berusaha untuk meredakan amarah Arie dan berkata “bukannya gw takut. Tapi
jujur, gw gak mau lagi musuhan tanpa ada ujungnya. Jadi, gw mau sekarang kita
damai.” (mengulurkan tangannya). Arie pun menepis tangan Sonya dan berkata
“sampai dunia kiamat pun gw gak bakalan mau damai sama lo, sekalipun gw harus
menyerahkan nyawa gw untuk balas dendam, ingat itu!”. Dan Sonya pun menjawab
“oke, kalau itu yang lo mau. Kita lihat aja nanti, bias gak lo nepatin janji lo
itu”. Sonya pun pergi meninggalkan Arie yang tengah memendam rasa sakit hati
karena di tantang oleh gadis tomboy tersebut.
***
Namun, semuanya tak seperti yang
Arie bayangkan. Seminggu setelah kejadian itu, Arie di keroyok oleh preman
kolong jembatan yang ada di dekat rumah Sonya hingga babak belur. Sonya pun
melihat kejadian itu dan berlari untuk menolong Arie tanpa memperdulikan bahwa
Arie adalah musuhnya. “lo gak apa-apakan Rie ?”. Arie pun menjawab dengan
pandangan sinis “gw gak apa-apa kok, ngapain lo sok jadi pahlawan kesiangan?!”.
Sonya tersenyum dan berkata “gw cuman mau nolongin lo, gak ada maksud lain.
Tapi, kalau lo gak butuh gak masalah, gw pergi” (meninggalkan Arie dengan
perasaan kesal). Arie pun berusaha bangun dan berkata “yaudah, pergi sana.”
Preman yang mengeroyok Arie pun merasa kesal dan kembali memukul Arie hingga
Arie tumbang. Arie pun terjatuh dan berteriak kesakitan. Sonya yang mendengar
teriakan Arie pun memutarbalik badannya dan melihat salah satu dari preman tersebut mengeluarkan pisau untuk menusuk
Arie, tanpa berfikir panjang Sonya pun langsung menghadang laju preman tersebut
hingga pisau menancap di perutnya. Preman itu pun langsung lari ketakutan dan
meninggalkan mereka berdua.
Arie yang melihat Sonya tak
sadarkan diri dan berlumuran darah pun langsung menghampiri Sonya dan
membawanya kerumah sakit. Saat Arie melihat Sonya yang tengah kritis Arie pun
sadar bahwa ia telah keterlaluan kepada Sonya dan berkata “Sonya maafin gw ya,
gw udah bikin lo celaka dan masuk rumah sakit, tidak hanya itu gw juga udah
bikin lo babak belur dan di tangkap polisi. Ya.. walaupun gw yang masuk penjara
sih tapi, kan tetap aja gw salah. Gw sadar bahwa dendam gw itu bukan sama lo
tapi, kepada SMA lo. Jadi, Sonya gw mohon lo bangun dan jawab perkataan gw”
(sambil menangis dan menyesali perbuatannya).
***
Dua minggu berlalu, Sonya masih
terbaring lemah di rumah sakit dan selama itulah Arie menyadari bahwa selama
ini dia menyukai Sonya. Arie pun putus asa dan menyalahkan dirinya sendiri “gw
memang bodoh, kenapa gw bias melupakan perasaan gw selama ini dan terjebak
dengan dendam yang tidak ada hubungannya dengan gw, gw menyebabkan wanita yang
gw cintai terluka parah dan bahkan nyaris meninggal”. Arie pun memegang tangan
Sonya hingga air matanya jatuh ketangan Sonya. Tiba-tiba tangan Sonya pun
bergerak dan ia mulai membuka matanya, Arie terkejut danberkata “akhirnya lo bangun juga, gw minta maaf sama
lo, dan gw saying sama lo Sonya” (sambil tersenyum bahagia). Sonya membalas
senyuman Arie dan berkata “gw senang lo udah sadar, dan gw udah maafin lo dari
awal”.
Sejak saat itu, sekolah mereka pun
damai. Sedangkan Sonya dan Arie menjadi sahabat dekat dan seakan-akan tak
terpisahkan.
THE
END
Jawabnya ada
diUjung Langit
Oleh :
Rama nak bedrul
Didaerah yang kental akan budaya , terdapat suatu perlombaan yang
berjalan setiap tahunnya . akan tetapi di setiap tahunnya daerah yang melakukan
perlombaan sering kali terjadi pembunuhan , pembunuhan ini mengakibatkan banyak
orang enggan untuk mengikuti lomba ini walaupun hadiah lomba sangat
menggiyurkan. Pada waktu itu Roger yang terkenal sebagai kriminal yang kejam
merasa tertantang untuk menyelesaikan lomba ini karena membutuhkan nyali yang
kuat dan tentunya hadiah yang menggiyurkan tadi . Tak berselang lama kelompok
bajing loncat yang menguasai daerah tersebut mendengar ada seseorang yang tidak
takut akan perlombaan ini yakni Roger atau nama panjang nya Gol D Roger, mendengar berita ini Sikhi ketua dari bajing menyuruh anak buahnya untuk
membunuh Gol D Roger pada perlombaan ini “Hei anak-anak ku , aku ingin kalian
membunuh orang yang bernama Gol D Roger dan mengacaukan lomba ini”, anak buah
nya menjawab “Kenapa kita harus membunuhnya ayah ?” Sikhi pun menjawab “Kalian
pasti akan mengetahui nya nanti”.
2 hari sebelum lomba dimulai anggota bajing loncat sudah meletakkkan
ranjau untuk mengacaukan perlombaan dan tentunya membunuh Gol D Roger, tapi
Roger tidak akan kalah dengan semudah itu karena dia merupakan criminal yang
sangat kejam dan terkenal didunia, tetapi ketua dari bajing tidak mengetahui
hal itu, karena Sikhi hanya bias mengenali wajah dari kriminal-kriminal dunia.
1 hari sebelum lomba dimulai , persiapan emmbunuh Roger sudah tercapai
80% “Sepertinya malam ini kita akan berpesta” sahut Sikhi ketua dari bajing
tersebut, dilain sisi ternyata Roger juga membawa anak buahnya untuk memantau
perlombaan agar mendapatkan hadiah tersebut dengan mudah. Ketika Roger
bersiap-siap untuk mengikuti lomba besok, Roger dikejutkan dengan perkataan
anak buahnya yang mengatakan “Ketua…ke…kee..tua ternyata yang membuat
terjadinya kerusuhan dan pembunuhan merupakan tindakan dari kriminal rendahan
Sikhin dan anggotanya”, mendengar ini Roger menyuruh anak buahnya untuk
menyamar menjadi anggota kelompok Sikhi yang khas dengan baju putih,celana
biru,dasi biru dan topi, dalam melakukan penyamaran anggota Roger memberitahu
rencana Sikhi terhadap Roger kepada pemimpinnya itu, dan Roger merasa mantap
karena sudah mengetahui rencana-rencana Sikhi terhadap nya.
Pada hari lomba Sikhi menyuruh anggota nya bersiap diposisi
masing-masing “Kepada yang bertugas menjaga pos, bersipalah diposisi
masing-masing” , tak lama kemudian perlombaan dimulai dengan berlari sejauh
8km, pada saat berlari gangguan belum terlihat , tetapi ditempat penonton sudah
ada anggota Roger bersiaga untuk segala ancaman , sesampai di akhir etape yaitu
bersepeda sejauh 30km, sampai lah Roger difinish dan mendapatkan juara pertama
dengan hadiah tabungan senilai 500 juta rupiah.
Malam harinya Roger mulai berpikir tentang perlombaan tadi “Kenapa
bajing itu tidak mengincar kita tetapi peserta lain” ucap roger dalam hati, tak
lama Shanks mengejutkan Roger “kok ngelamun bos,padahal pesta ini untuk
kemenangan mu, tapi Roger menjawabnya dengan senyuman.
3 hari setelah lomba Roger mulai menghilangkan rasa ke ingintahuan nya
itu dan memutuskan pergi melanjutkan perjalanannya, tak lama setelah berkemas
terlihat lah Sikhi dan anak buahnya , kelompok Roger pun mulai bersiap bila ada
serangan dari anggota Sikhi, dan “Dorrr…” serangan pertama dari anggota Sikhi
dan anggota Roger pun juga melawan hingga peluru-peluru seperti hujan dan
perang pun tidak bisa dihentikan, namun Sikhi berteriak “DIAMM..!!!” semua pun
terdiam mendengar perkataan itu, tak lama kemudian keluar lah pengakuan dari
Sikhi “(menarik nafas) Hei Roger apakah engkau mengenal ku ?” Roger pun menjawab
“hmmm… Seperti nya tidak“ tanpa basa-basi Sikhi mengatakan bahwa dia sepupu
Roger “Hei Roger, inilah aku Gol D Shiki sepupumu” dengan bingung Roger
menjawab “Mungkin aku sudah lupa” tak lama mereka berdua berjabat tangan dan
tertawa bersama “hahahha sepertinya aku harus berpesta satu hari lagi” kata
roger.
Setelah pesta berjalan 22jam nonstop anggota dan Roger pun tertidur
pulas karena terlalu capek, tak lama SIkhi pun bangun untuk menangkap Roger dan
memenjarakan nya untuk diserahkan kepada Polisi karena Roger memiliki harga
buronan yang tinggi dan membuatnya orang paling dicari.
Pagi harinya Roger dan anggotanya terkejut karena terbangun sudah ada
dipenjara, tak lama bangun datang lah sikhi bersama anggota nya “Hahahha sudah
bangun engkau putri tidur, sebenarnya aku bukanlah sepupu mu hahaha ” Roger pun
membalas dengan wajah marah, “percuma engkau marah karena kau akan dieksekusi
besok hari oleh polisi maka berdo’a lah dari sekarang, hahahah” sahut Sikhi
Hari eksekusi pun datang semua anggota Roger menangis karena ketua yang
biasanya baik dan contoh bagi anak buahnya akan meninggalkan nya dengan cara
dipengal tetapi sebelum dieksekusi, seseorang warga berteriak “Hei Roger
diamana kau meninggalkan hartamu ?” Roger pun menjawab “Carilah hartaku, aku meninggalkan
nya diujung langit, maka bergegaslah menyarinya” akhirnya Roger dieksekusi dan
mati dalam keadaan senyum.
Kabar Roger dieksekusi dan meninggalkan hartanya disuatu tempat
menyebar dengan cepat, menggugah para pemburu harta untuk mencari harta tersebut.
Air mata pun satu persatu jatuh membasahi wajah yang penuh akan petualangan,
petualangan yang dilakukan dengan Roger maupun petualangan sendiri, air matapun
membasahi bak banjir bandang menyapu daratan, air mata ini bukan hanya
menangisi kepergian Roger akan tetapi petunjuk terakhir Roger bahwa harta itu
berada diujung langit.
Tugas Bahasa
Indonesia, oleh :
SHABRINA ANITHA
PUTRI
XI. MIPA 5
Menulis cerpen
Si
Jenius
Pagi itu seorang lelaki berwajah ganteng membuka dua bola matanya yang indah ketika
sang langit tampak terang menyinari bumi. Pancaran sinarnya yang menyilaukan mata makhluk ciptaan sang kuasa. Ia termenung
dengan kain rajutan benang kesayangannya. Seketika tatapan mata seorang lelaki
itu beralih ke benda yang ada di dinding kamarnya yang masih berputar pada
lintasannya. Tatapan buyar itu membuatnya tersentak dan berdiri dari tidurnya
semalam.
“Siaaalllll, Aku
telat!!!” teriak seorang lelaki ganteng. “Rifqi”. Yaaaa namanya Rifqi. Pagi ini Rifqi terbangun ketika wekernya berdering
tepat pada jam tujuh. Benda kecil itu sangat berarti dihidupnya, seumpama
ibunya yang membangunkan Rifqi disetiap pagi. Namun pagi ini Rifqi terbangun
ketika sang Surya telah menampakkan sinarnya. Rifqi berdiri dan bersiap-siap
untuk berangkat ke sekolah. Rifqi siswa sehalus benang sutra, sikapnya yang
patuh dan takut saat melanggar.
“Ma, Pa Aku berangkat dulu ya” sapa Rifqi pagi itu.
“Sarapan dulu sayang...”
balas Ibunya dengan lembut.
“Enggak deh ma, Aku udah telah nih ma” jawab Rifqi.
“Oooh iya hati-hati ya nak” sapa ayah Rifqi pagi itu.
Rifqi berangkat
dan tidak menyantap sarapan yang sudah ditata rapi oleh Ibunya. Aroma makanan
yang mengunggah selera itu pun tak disapanya.
Rifqi pergi dan meninggalkan kapal pecah yang membuat ibunya sangat
marah. Ia mengendarai mobil sport putih
dengan kecepatan tinggi. Selayaknya
tinggal di kota-kota besar, jalanan macet sudah menjadi tradisi disetiap pagi. Pagi itu dia akan belajar dengan guru killer
di sekolahnya. Guru yang seperti hantu
di mata semua siswa. Sosok jenius itu
sangat khawatir jika telat datang ke
sekolah. Bagi Rifqi hal ini tak wajar
dihidupnya. Seperti besi bersih yang
diberi warna, akan mencoreng namanya sebagai siswa yang patuh pada aturan
hingga menurunkan pamornya sebagai siswa jenius. Filosofi barupun terlukis dihidup Rifqi.
Ketika Rifqi
mengarahkan tatapan bola matanya yang indah ke tempat biasanya ia menuntut
ilmu, rasa khawatir itupun semakin mencekam.
Suara salam Rifqi menghentikan tatapan mata siswa lain yang sedang
menatap layar lebar putih di kelas itu.
Guru killer yang ada di benak Rifqi menoleh ke sosok jenius yang
berdiri di depan pintu ruangan kecil yang sangat berarti. Terdengarlah celotehan yang tak diinginkan Rifqi sebagai siswa teladan. Akhirnya bincangan itupun terhenti, kesalahan
Rifqi menuntunnya untuk membersihkan toilet di sekolahnya. Hukuman yang sangat mengesalkan bagi siswa
jenius itu.
Dengan rasa
bersalah, Rifqi melaksanakan perintah gurunya.
Ia melakukannya saat perut kosong.
Sering terdengar nada-nada tak berirama dari perutnya. Perutnya sangat keroncongan dan Rifqi juga
pernah dirawat di rumah sakit karena terserang penyakit magh. Dengan tidak berfikir panjang, siswa jenius
itu pergi ke kantin untuk mengisi perut.
Ini mimpi bagi siswa lain, tak mungkinlah sosok jenius itu di kantin
ketika jam pelajaran sedang berlangsung.
Selesai makan, dia kembali ke tempat yang menjadi neraka baginya di hari
itu. Ia mengucek-ngucek matanya,
terlihatlah sosok guru berbadan tegap dihadapannya, badannya gemetar seperti
getaran handpone. Dipikirannya,
si killer itu seperti bertanduk merah, emosinya yang semakin
menggebu. Karena pekerjaannya belum
selesai, guru killer itu menambahkan hukuman bagi Rifqi. Ia meminta Rifqi untuk membersihkan lapangan
upacara yang luasnya bisa menjadi sebuah perkampungan, tentu sangat luas! Hari
ini Rifqi tak lagi selembut sutera, Rifqi semakin kesal. Sekarang, ia bagaikan terjatuh dan tertimpa
tangga pula. Neraka dunia yang sedang
menghampirinya.
Benda berjarum
yang ada di tangan lelaki itupun terus berputar pada lintasannya, ruangan yang
sangat dekil itupun tuntas dibersihkannya.
Ia pun berlalu dan tak menghiraukan suara derapan kedua kakinya. Dua bola matanya yang indah menatap ke arah
tanah kosong yang sangat sepi tanpa sosok manusia yang lain. “ini neraka dunia ke dua dalam hidup ku!”. Lelaki bernyawa yang jenius itu menyapu tanah
kosong yang luas dengan kendaraan nenek sihir yang terikat puluhan lidi di
tangannya.
Terik matahari di
siang itu membuat tubuhnya basah, wajahnya yang sangat pucat membuat ia
menghentikan pekerjaannya. Rifqi
melangkah menuju tepi tanah kosong yang luas itu. Derapan sepasang sepatunya yang mengkilap itu
pun terhenti, ia jatuh dan pingsan.
Kejadian ini membuat Rifqi menjadi perhatian setiap orang di sekolah. Guru killer berbadan tegap itupun
cemas. Rifqi dibawa ke rumah sakit yang
jaraknya lumayan jauh dari sekolahnya.
Ayah dan ibunya datang dengan rasa khawatir melihat kondisi anaknya. Setelah Rifqi diperiksa dokter, Rifqi
sadar. Rifqi menceritakan semua kejadian
di sekolah tadi. Dengan tidak berfikir
panjang, ayah dari siswa jenius itu mendatangi guru killer di
sekolahnya. Suasana semakin
menegang. Ayah Rifqi kemudian menemui Lembaga Perlindungan Anak
untuk menindak lanjuti masalah ini.
“Ini sangat berlebihan!” kata ayah Rifqi dengan nada tinggi.
Guru itu hanya
diam dan tak mengakui kesalahannya.
Seakan lempar batu sembunyi tangan.
Emosi ayah Rifqi yang memanas membuat suasana semakin tegang. Singkat cerita guru itu dihentikan
mengajar. Duka tersembunyi bagi guru
itu. Namun ini suatu kebahagiaan bagi
siswa lain di sekolah Rifqi. Tak akan
ada lagi hukuman-hukuman tak wajar bagi siswa-siswa di sekolah itu. Di lain pihak ibu guru yang killer itu
tidak menerima hukuman yang dikenakan padanya.
Dan diapun melakukan pembelaan dengan menemui seorang pengacara yang ada
di kota. Pengacara tersebut bersedia dan
akan membantu untuk pembelaan terhadap guru killer tersebut.
Kejadian ini pun
berlalu sesaat. Ayah si jenius itu kembali ke tempat anaknya dirawat.
Butiran-butiran air mata terjatuh dari dua bola mata ibu Rifqi yang cantik,
begitu juga dengan ayahnya. Ayah Rifqi menghentikan langkah kakinya dan
menangis tepat di depan pintu kamar anaknya dirawat. Kondisi anaknya yang manja
itu pun semakin kritis. Dan semua orang
yang berada dirumah sakit itu semakin panik dengan kondisi Rifqi yang tiba-tiba
memburuk itu. Tapi untunglah setelah
menunggu selama satu jam dalam penanganan dokter ahli, akhirnya Rifqi siuman
dan masa kritis itu berhasil dilewatinya.
Tanpa disadari orang-orang yang berada di rumah sakit itu seperti
dipandu dan berucap “Alhamdulillah ya Allah”.
Hari ke hari
dilewati Rifqi di rumah sakit dengan kemajuan yang semakin membaik. Dan pada
akhirnya setelah masa perawatan kurang lebih lima hari, maka Rifqi pun
dibolehkan pulang. Sore itu semua teman-teman sekelas Rifqi ke rumah sakit dan
ikut mengantar Rifqi pulang ke rumahnya.
Semua teman-temannya berusaha untuk menghibur Rifqi dan banyak bercerita
tentang rencana kegiatan akhir sekolah nantinya yang bertepatan di akhir bulan
Juni. Seketika Rifqi bangkit dan mengangkat
kedua jempolnya dan berkata “Wow that’s we’re wating for, aren’t we? and I’ll
be the guide of that trip, because the destination
of the trip is my home bro”. Tentu…
tentu teman, kami semua sangat berharap akan keikut sertaanmu. Hari pun
beranjak malam dan teman Rifqi pun berpamitan sama Rifqi dan kedua orang
tuanya.
Muhabbad cinta
persahabatan
Oleh : shofiati
irbah
Burung-burung berkicau merdu,
diimbangi oleh suara gesekan dedaunan yang dihembus oleh angin dari ufuk Timur,
melengkapi pagi dan melengkapi hati Aisyah dan sahabatnya Anisa untuk pergi ke
sekolah. Mereka sudah lama bersahabat, Aisyah dan Annisa juga sering berangkat
kesekolah bersama-sama, seakan-akan mereka seperti saudara kandung. Tapi dua
sahabat ini sangat berbeda. Aisyah seorang gadis kaya, cantik dan tidak
sombong, sedangkan Anisa yang hanya gadis biasa namun sangat digemari oleh kaum
adam, dan sangat pintar, namun perbedaan diantara mereka itu tidak menjadi
penghalang persahabatannya, melainkan mereka saling melengkapi satu sama
lainnya.
Mulai dari kelas X-XI mereka selalu sekelas namun pada kelas XII mereka
pisah kelas, namun persahabatan mereka itu tidak berarti berpisah juga, malahan
dengan pisah kelas itu mereka semakin
dekat, mereka masih tetap pergi hunting, pergi makan dan menghabiskan waktunya
bersama-sama.
Pada suatu pagi di kelas Aisyah,
terdengar informasi bahwa akan ada seorang murid baru yang akan bergabung
dikelasnya, Aisyah penasaran siapakah
gerangan murid baru itu, Aisyah berbicara di dalam hati, dengan raut wajah yang
begitu penasaran sekali.
Bel tanda pelajaran akan segera
berbunyi, tak lama setelah bel berbunyi, terdengar suara seperti yang memuku
lantai, suaranya tak sama seperti biasanya,sekarang tidak hanya terdengar suara
Hyhill ibuk guru, tapi juga terdengar suara sepatu yang masih asing terdengar,
ternyata tak salah lagi itu ibu guru dengan seorang murid baru yang sangat
ganteng dan membuat semua murid wanita di kelas tersebut tidak terhenti
memandanginya, tanpa terkecuali Aisyah, dia merasakan cinta pada pandangan
pertama, perkenalan diripun dilakukan oleh murid baru yang memikat itu, dan
ternyata namanya adalah Radit.
Dua hari berlalu, Radit langsung
menjadi idola di sekolah tersebut, seluruh murid menggaguminya terkhususnya
kaum hawa. Anisa sahabat Aisyah diam-diam juga menyukai Radit, akan tetapi dia
tidak mau menunggapkannya, hanya menyimpannya di dalam hati sebagai beban yang
sangat berat demi menjaga hati sahabatnya Aisyah.
Jam istirahat, Radit pergi makan
ke kantin, disaat makan, dia melihat cewek cantik yang membuatnya langsung
jatuh hati padanya, yah dia adalah Annisa cewek yang paling cerdas di sekolah
itu, melihat kecantikan Annisa Radit
berniat untuk berkenalan dengan cewek cantik itu. Dia begitu setia memandangi
hingga satu titik bayangan ini tak terlepas.
Bel masuk pun berbunyi Radit dan
teman-temannya masuk ke kelas, sesampai di kelas radit menanyakan cewek yang
dia lihat tadi kepada teman sekelasnya, dan ternyata Radit bertanya kepada Aisyah yang tak lain dan tak bukan adalah
sahabat Anisa cewek yang dicari-cari Radit, ternyata radit tidak salah tanya , dia
bertanya kepada orang yang tepat. Radit memberikan ciri-ciri cewek yang dia
lihat tadi kepada Aisyah, dan Aisyah menjawab “ ohh…. Itu adalah sahabatku,
namanya Annisa, dia adalah sahabat terbaikku”. Ujar Aisyah, emanya kenapa kamu
menanyakan tentang sahabatku? Tanya Aisyah lagi. “ oh tidak , tidak apa-apa,
aku hanya menggaguminya saja, apa kau menggaguminya? Aisyah terkejut mendengar
pernyataan yang dilontarkan oleh Radit,
karena Aisyah juga mengggumi Radit. Tanpa ada perkataan lagi, Aisyah pergi
meninggalkan Radit dengan perasaan kecewa, dengan wajah bertanya-tanya, Radit
terdiam melihat perilaku Aisyah yang tiba-tiba meninggalkannya disaat dia
menanyakan perempuan yang dia kagumi.
Bel pulang berbunyi, Aisyah
segera menghampiri Annisa ke kelasnya, karena tidak sabar ingin mengatakan apa
yang terjadi di kelas tadi. Sampai di kelas Anisa, Aisyah segera memanggil Anisa dengan nada
yang tinggi, karena tidak biasanya Aisyah berkata seperti itu, Anisa pun
bingung melihat tingkah Aisyah begitu aneh, Anisapun bergegas menghampiri
Aisyah, “kamu kenapa memanggil aku
seperti itu?” ujar Anisa “ aku sakit hati padamu” ujar Aisyah. “ sakit
hati? Emang apa salahku hingga kau sakit hati kepadaku?” Aisyah menjawab dengan
wajah yang begitu marah” aku sakit hati karena orang yang aku sukai ternyata
menyukaimu”. Anisa terkejut “ apa? Maksud kamu Radit?” siapa lagi kalau bukan
dia, orang yang aku impi-impikan untuk menemani hidupku, tapi sekarang dia
menyukaimu, sahabatku sendiri” sambil membelkangi Aisyah dengan perasaan yang
sangat kesal. “ Ais nggak mungkin aku menggambil orang yang kamu sukai, lagian
aku juga tidak suka dengan dia” sebenarnya di dalam hati (Anisa berkata
sebenarnya aku juga menyukainya Ais, karena kamu begitu mencintainya,
biarkanlah aku menggorbankan perasaan ku ini demi sahabat yang paling aku
cintai). Mendengar perkataan Anisa Aisyah sangat senang, karena ternyata dia
tidak menyukai cowok impiannya itu, yaitu Radit.
Hari demi hari Radit berusaha
untuk mendekati Anisa, tapi Anisa tidak
pernah merespon apa yang dilakukan Radit. Setiap malam minggu Radit mengirimkan
bunga dan selembar surat dengan tertuliskan I LOVE YOU setiap minggunya, namun
apa yang dilakukan Radit tidak pernah di acuhkan Anisa, Anisa sebenarnya pengen
membalas apa yang dikirim Radit, tapi karena sahabatnya begitu mencintai Radit,
oleh karena itu Anisa berusaha untuk menutup hatinya untuk Radit walaupum
terasa berat. Dilain sisi Aisyah yang begitu mencintai Radit berusaha mendekati Radit,namun apa yang
dilakukan Aisyah tidak pernah di respon oleh Radit karena di dalam hati radit
hanya ada Anisa.
Suatu hari ketika Radit mengirim
bunga dan selembar surat kepada Anisa, karena sudah begitu banyak Radit mengirimnya, Anisa bersedia menerima
kiriman Radit dan mereka juga janjian untuk ketemuan di taman belakang sekolahnya.
Hari yang ditunggupun datang,
dengan hati yang begitu bahagia,karena dia bisa bertemu dengan orang yang dia
sayangi, Radit mempersiapkan pertemuan
itu dengan sebaik-baiknya untuk menyatakan rasa yang dimilikinya, 15 menit pun
berlalu, Anisa berjalan menghampiri Radit,melihat Anisa dari kejauhan Radit
langsung berdiri untuk menunggu kedatangan Anisa , melihat situasi disekitar
taman yang berbeda dari biasanya Anisa menyakannya kepada Radit “ Radit ada apa
ini? Kok taman ini begitu indah dari pada yang biasanya” dengan wajah tersenyum Radit menjawab sambil
memegang tangan Anisa “ Sa aku ingin
mengungkapkan perasaanku kepadamu” tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan yang
tak lain adalah suara teriakan Aisyah karena melihat sahabatnya berpengangan
dengan cowok impiannya, mendengar teriakan Aisyah,Anisa melepaskan tangannya
dari genggaman Radit. Aisyahpun menghampiri mereka dengan deraian air mata
sambil berkata “ kau kejam, kau bilang kau tidak menyukainya, tapi kenyataanya
? di belakangku kau bermesraan dengan orang yang kau tau bahwa aku menyukainya,
sahabat macam apa kau itu? Kejam sekali” setelah berbicara seperti itu Aisyah
pergi meninggalkan mereka, “ tunggu Ais, aku mau jelasin semuanya ke kamu, ini
tak seburuk apa yang kau lihat Isy” berlari mengejar Aisyah.
Keesokan harinya Aisyah tak lagi
menjemput Anisa untuk pergi sekolah, mereka tak sama seperti dulu lagi, yang
biasanya berteman dekat bagaikan para warna pelangi di angkasa, sekarang telah
menjadi kegelapan beracun yang memendam rasa sakit hati yang amat berat. Tak
sengaja di depan gerbang sekolah mereka berbarengan berjalan ke arah kelas,
setelah lama berjalan mereka baru menyadari bahwa mereka berbarengan berjalan,
dengan hati penuh bersalah, Anisa langsung memegang tangan Aisyah dan berkata “
maafkan aku Ais aku tak bermaksud merebut Radit darimu , aku ingin menjelaskan
semuanya kepadamu” “ hisskkk, aku tak perlu penjelasan dari orang yang dulu aku
anggap sahabat terbaiku, tapi malah menjadi iblis yang membunuh sahabatnya
sendiri” kata Aisyah keras sambil menghentakan genggaman Anisa dan langsung
berlari ke kelasnya. Dengan perasaan yang sangat sedih, Anisa berjalan menuju kelasnya yang berada di
samping kelas Aisyah.
Tepat pukul 10.00 WIB bel
istirahatpun berbunyi, Anisa langsung bergeser menuju kelas Aisyah untuk
kembali menjelaskan apa yang sebenarnya yang terjadi dan berharap mereka bisa
menjadi sahabat lagi, “ Aisyah aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Radit, aku
hanya merasa segan dan aku menemuinya untuk menjelaskan kalau aku tidak ada
perasaan apa-apa kepadanya” tegas Anisa. Parrr suara pukulan meja yang di pukul
Aisyah dengan penuh emosi “ tak usah pura-pura baik di depanku, siapa sih yang
nggak suka sama cowok yang gantengnya melebihi orang lain, dasar munafik, kau
tak lebih dari seekor anjing yang berkeliaran di tempat sampah” hinaan Aisyah
dan keluar meninggalkan Anisa yang terdiam mendengar ucapan Aisyah, dengan
perasaan yang sangat sedih bercampur menyesal.
Cuaca sore itu mendung dengan angin sepoi-sepoi yang
membuat bulu kuduk merinding dan suara gesekan dedauanan menemani Anisa
berjalan pulang sekolah menuju rumah, “ siapa itu?” tanya Anisa di dalam hati
sambil melihat dan mendekati seorang
cowok yang berdiri di depan gerbang sekolah, seperti ada yang
ditunggunya, ternyata cowok itu adalah Radit yang sengaja menunggu Anisa untuk
menyelesaikan masalah kemaren di taman dan melanjutkan niatnya untuk
mengungkapkan isi hatinya secara langsung ke Anisa
Anisa terhentak dan menjadi
sangat binggung harus berjalan atau tidak ke gerbang itu, dengan melawan kata
hatinya yang ingin dekat dan bebicara
dengan Radit, Anisa berbelok arah dan pulang lewat gerbang belakang
sekolah yang jaraknya sangat jauh.
Melihat Anisa pergi menjauhinya, Radit mengejar Anisa dan memegang tangannya, “ aku mencintaimu, aku
ingin bersamamu selamanya, tak peduli mau bagaimanapun masalah pada saat ini “
ucap Radit mengungkapkan isi hatinya yang sudah lama ingin diungkapkan secara
langsung, Anisa terdiam, pipinya memerah yang diiringi kerutan dikeningnya
seperti berfikir suatu hal yang besar,
Anisa juga mencintai Radit, tetapi ia juga tidak mau mengikuti
kemauannya yang membuat persahabatanya
dengan Aisyah terputus. Hmmm hufff, Anisa menarik nafas, “maaf Radit aku tidak
bisa, aku tidak mencintaimu sama sekali, aku juga tidak suka dekat denganmu”
balas Anisa dengan mata mulai berkaca-kaca, kemudian pergi meninggalkan Radit.
“ Anisa tunggu...” aaaaaaa teriakan Radit kecewa dan rasa sakit hati.
Hari demi hari telah berlalu,
luapan emosi Aisyah terus melebihi batas normal, sampai terfikir debenaknya
untuk memburuk-burukan sahabanya ke orang lain. Pada saat jam istirahat, Aisyah
makan di kantin bersama teman-temannya,
“ kalian tau tidak,sama Anisa? Pusat penyaluran zakat keluarganya aku” tanya Aisyah ke teman-temanya sambil meminum
segelas jus lemon. “Oow Anisa sahabat
kamu itu?” teman Aisyah berbalik tanya “ iya, tapi sebenarnya dia bukan sahabat
aku, dia hanya orang yang dibantu oleh keluarga ku, seluruh hidupnya dibiayai
oleh keluargaku karena kasihan dan aku berteman dengannya karena aku ibah, akan
kemiskinan dia, dan satu lagi yang perlu kalian tau, dia hidup di keluarga yang
tidak beres, ayahnya hanya bisa mabuk-mabukan dan ibunya hanya seorang pelacur,
kalian fikirkan saja bagaimana anaknya kalau orang tuannya seperti itu” kata
Aisyah dengan wajah yang sangat senang
karena bisa membalaskan sakit hatinya. Hahaha mereka tertawa terbahak-bahak
tanpa mereka sadari bahwa mengunjing dan memfitnah itu adalah dosa dan sangat
di benci oleh Allah.
Pandangan demi pandangan orang
terus memburuk kepada Anisa, cemoohan dan cacian ikut menyertai perih hidup
Anisa, badaipun setiap hari hadir menghampirinya dan air mata turun bercucuran
jatuh membasahi pipinya, tapi alangkan kuatnya Anisa, ia tetap sabar menghadapi
semua itu, dengan hati yang sangat remuk ia tetap berprasangka baik kepada
orang yang telah menyakitinya, itu dikarenakan ia sangat menyayangi sahabat
sejatinya itu, walau Anisa rela melakukan apa saja demi Aisyah, tetapi tidak
dihargai oleh Aisyah, karena Anisa yakin di setiap kesabaran dan kejujuran
Allah akan memberikan yang terbaik baginya dan berharap bisa bersama dengan
Aisyah seperti dulu lagi.
Pukul 06.30 Anisa langsung
berangkat ke sekolah dan menunggu Aisyah di depan gerbang untuk menjelaskan
kembali masalah yang sebenarnya terjadi
dan sekaligus meminta maaf kedapa Aisyah. Tidak lama Anisa menunggu Aisyah di
gebang sekolah, Aisyah datang diantarkan orangtuanya, setalah Aisyah turun dari
mobilnya, Anisa langsung menghampiri dan memegang tangannya, seraya berkata “
aku minta maaf Ais , aku telah membuat kamu marah , aku tidak ada hubungan
apa-apa dengan Radit, dan demi kamu dan persahabatan kita aku akan menjauhi
Radit, juga tak akan meladani dia bicara lagi”
“ hmmm, iya aku maafin kamu, tapi mulai sekarang kita cuma teman biasa
saja, bukan sahabat seperti dulu lagi, ya sudah aku pergi dulu, bosan aku
melihat wajahmu” ujar Aisyah sambil tersenyum benci meninggalkan Anisa, dan
kembali Anisa terdiam dan kali ini dia berusaha tersenyum dengan keadaan yang
ada seraih berkata di dalam hatinya” aku akan selalu sabar dan akan selalu
mempertahankan persahabatan kita ini , dan takkan terputus hanya karna orang
yang baru kita kenal “.
Karena kekecewaan yang sangat
besar Raditpun menemui Aisyah dan
berkata kepadanya bahwa dia mencintai Aisyah dan memintanya menjadi
pasangan hidupnya, tanpa berfikir panjang Aisyah menerima permintaan Radit dan
akhirnya mereka menjalin hubungan, dibalik itu Anisa hanya tersenyum melihat
sahabatnya bahagia , walau hatinya sangat sakit, namun demi sahabatnya, Anisa
merelakan itu semua.
Hari demi hari dilalui Radit dan
Aisyah berdua, mereka selalu bersama, dimanapun dan kapanpun itu, suatu hari
Aisyah tidak ikut dengan Radit untuk pergi ke kantin karena dia disuruh oleh
guru mengisi data, dan Radit pergi bersama
teman-temannya, di saat tugas yang di berikan guru itu selesai Aisyahpun
menghampiri Radit ke kantin, dan di tengah perjalanan Aisyah mendengar
pembicaraan Radit dengan teman-temannya , “ sebenarnya aku sangat mencintai Anisa , aku juga sangat
ingin bersamanya dan ingin mengakhiri
hubungan ku dengan Aisyah karena aku sebenarnya sama sekali tidak menyukainya,
aku fikir dengan aku dekat dengan Aisyah akan membuat Anisa cemburu, tapi
nyatanya tidak, dan setelah aku putus dengan Aisyah nanti aku akan berusaha
lagi untuk mendekati Anisa lagi” ujar Radit ke teman-temannya, mendengar
perkataan Radit tersebut, Aisyah terdiam , Aisyah sudah sangat menyayanggi
Radit, dia juga sadar bahwa persahabatnya juga terputus karena egoisnya, dengan
air mata yang membasahi pipinya,Aisyah menghampiri Radit yang sedang berbicara
dengan teman-temannya “aku sudah mendengar semuannya, sekarang lebih baik
hubungan kita sampai di sini saja, dan jika kamu sangat mencintai Anisa, aku
tidak peduli lagi “ ucap Aisyah dengan air mata yang mengairi pipinya, kemudian
pergi meninggalkan Radit dan teman-temannya.
Anisa.... Anisa... Anisa ..Aisyah
berlari beruraian air mata menghampiri Anisa, dan kemudian Aisyah memeluk
dengan eratnya, melihat Aisyah menangis, Anisa bertanya kepada Aisyah “ kamu
kenapa? Kenapa kamu nagis? Siapa yang membuatmu seperti ini? Bilang ke aku Ais,
biar aku kasih pelajaran orang yang
membuat kamu seperti ini” dengan wajah bersalah Aisyah menjawab pertanyaan
Anisa “ tak ada yang jahat kepadaku Sa, aku mau minta maaf kepadamu” “ minta maaf?” wajah Anisa yang
bertanya-tanya “ maafin aku Sa, aku banyak salah kepadamu, aku hanya
mementingkan ego ku saja, dan aku juga mengiginkan kita seperti dulu lagi,
dengan sekarang aku ikhlas kamu bersama dengan Radit, orang yang sangat aku
cintai, tetapi hatinya hanya tertuju padamu Sa, dia hanya menyayangi dan
mencintaimu saja Sa” kata Aisyah sambil menagis di pelukan Anisa
Anisa melepaskan pelukan itu dan
menghapus air mata Aisyah, kemudian
tersenyum dan berkata “ aku dulu memang mencintai Radit, tapi sekarang sudah
tidak lagi, aku telah ikhlas dan aku hanya ingin kita bersahabat seperti dulu
lagi, aku tidak ingin kita terpisahkan karena ego kita masing-masing dan karena
seorang cowok yang baru kita kenal beberapa bulan lalu”
Dari luar kelas, dengan sedikit
hati-hati dan perasaan kecewa Radit mengintip pembicaraan dua sahabat itu,
hingga dia berfikir bahwa tidak mungkin dia memaksakan kehendaknya dengan
merusak persahabatan orang lain, lalu Radit menenagkan hatinya, dan kemudian berjalan
menjauhi kelas itu, berharap hatinya akan kembali tenang dengan melupakan cinta
yang dimilikinya.
Anisa dan Aisyah pun
akhirnya kembali bersama dan kompak
kembali tanpa ada yang bisa mengganggu mereka, karena kunci kesetiaan itu
adalah hati kita masng-masing.
“Berjuang dan Pergi”
Oleh :
Tesya mulia saver
Genta berhasil menapakkan kakinya di
puncak gunung Semeru, dataran tertinggi di pulau Jawa. Ia pun bergumam
“Ini
adalah negeriku, negeri yang kaya dengan hasil alam dan dengan seluruh keindahannya.
Negeri yang setiap hari ku nikmati udaranya, airnya dan juga tanahmya. Di
negeri ini aku tumbuh dan berkembang. Akan tetap ku jaga keindahanmu, wahai
negeriku”
Genta merupakan seorang putra bangsa
yang mengabdikan diri untuk negeri yang sangat dicintainya, Indonesia. Ia
merupakan seorang aktifis lingkungan hidup yang sangat menghargai nilai dari
sebuah keindahan.
***
“Uhuk..
Uhuk..” terdengar suara batuk Ayah Genta.
“Semakin
hari kabut asap ini semakin tebal saja, padahal semalam hujan sudah turun
sangat lebat” kata Ayah Genta.
“Benar,
Ayah. Jika tidak segera ditangani, kabut asap ini bisa memakan korban. Kasihan
sekali, jika ada orang yang mati perlahan karena bencana ini” balas Genta
“Negeri
yang sangat memprihatinkan. Ketika semua rakyat menjerit dan menderita, mereka
hanya sibuk memperkaya diri sendiri” lanjut Ayah Genta, sambil mematikan
televisi.
“Negeri
kita memerlukan gebrakan, Ayah” jawab Genta dengan tegas.
“Ayah
akan memperjuangkan hak-hak rakyat untuk hidup aman dan damai di negaranya
sendiri” balas Ayah Genta.
“Tapi
Ayah, kini saatnya generasi muda lah yang harus bergerak. Lebih baik Ayah diam
dirumah saja” balas Genta.
“Tak
apalah nak, ini terlalu berbahaya bagimu nak. Jalanmu masih panjang, Genta”
jawab Ayah.
“Tapi
Ayah..” bantah Genta, lalu terdiam.
“Ayah
akan baik-baik saja, kamu tidak perlu mengkhawatirkan Ayah. Percayalah” Ayah
Genta mencoba meyakinkan anaknya sambil menepuk bahu Genta dan terlukis sebuah
senyuman penuh percaya diri diwajahnya diantara kerutan yang sudah tampak
karena sang Ayah sudah hampir berkepala tujuh.
***
Disaat terjadinya pemberontakan, Ayah
Genta berada dibarisan paling depan, dan menjadikan dirinya sebagai tameng,
yang siap melindungi orang-orang yang ada dibelakangnya, jika tiba-tiba sebuah
timah panas datang atau apapun itu, yang mengancam keselamatan mereka yang bisa
kapanpun menembus barisan sang pemerhati masyarakat tanpa pernah mereka duga.
Tanpa sepengetahuan Ayahnya, Genta juga mengikuti gerakan pemberontakan
dibarisan belakang, sambil mengawasi Ayahnya. Aparat keamanan dikerahkan untuk
melindungi orang-orang kaya ber-uang yang menamai dirinya sebagai orang
terpandang dengan title pemimpin. Aparat keamanan mencoba untuk membubarkan
barisan pemberontakan, namun tak kunjung membuahkan hasil. Hingga akhirnya,
sebuah peluru tepat mengenai kepala Ayah Genta. Ayah Genta terjatuh, dengan
darah yang mengucur dari sebuah lubang dikepalanya. Genta terkejut karena
menyaksikan penembakan sang Ayah dengan mata kepalanya sendiri. Genta langsung
berlari ke tempat Ayahnya, dan memeluk sang Ayah
“Ayah....”
teriak Genta.
“Maafkan
Ayah, nak. Ayah tak bisa menemanimu untuk waktu yang lebih lama lagi. Maafkan
Ayah” kata Ayah Genta dengan suara tersendat-sendat.
“Genta
yakin Ayah masih kuat, Genta yakin Ayah bisa bertahan” jawab Genta dengan penuh
harapan.
“Sepertinya
Ayah tak sanggup lagi menahan rasa sakit ini, nak” balas Ayah Genta.
“Tapi
Ayah, Genta masih membutuhkan Ayah, Genta masih butuh bimbingan Ayah, Genta
masih membutuhkan kehadiran Ayah disisi Genta, yah” jawab Genta, dengan air
yang mengalir dari sudut matanya dan membasahi pipinya.
“Kamu
sudah dewasa, nak. Kamu sudah bisa memilih jalanmu sendiri Genta. Akan ada
banyak orang yang akan kamu temui diluar sana, yang lebih dari Ayahmu ini, nak”
lanjut Ayah Genta dengan suara yang semakin hilang.
“Tapi
Ayah, asalkan Ayah tau, sosok Ayah tak bisa digantikan oleh siapapun. Ayah
harus tau itu, Genta sangat menyayangi Ayah. Ayah..” sambung Genta
terisak-isak.
“Asyhaduallailahaillallah,
waasyhaduannamuhammadarrasullah” terdengar kalimat syahadat keluar dari mulut
Ayah Genta. Ayah Genta menghembuskan napas terakhir didalam dekapan anaknya.
Genta terdiam melihat Ayahnya yang saat ini sudah tak bernyawa.
“Aku
kira, aku hanya akan kehilangan udara segarku.
Aku kira, aku hanya akan kehilangan langit
biruku.
Aku kira, aku hanya akan kehilangan langit
malam indahku yang penuh bintang dan
dihiasi rembulan.
Tapi, sekarang kalian pun dapat melihat, Aku
juga kehilangan sosok berharga yang menginspirasi hidupku, sosok yang selalu
berusaha membangkitkanku disaat aku jatuh dan terpuruk, dialah Ayah. Yang saat
ini sudah terbujur kaku dalam dekapanku. Mengapa orang yang bertujuan baik,
malah disalahkan? Mengapa? Kalian tidak suka? Bukan begini caranya. Berbuat
seenaknya dengan semua yang kalian punya” gumam Genta, yang membuat mata yang
menyaksikan peristiwa itu ikut terharu.
“Sudahlah,
wahai anak muda. Kembalilah kerumahmu, kuburkan jasad Ayahmu yang sudah kaku
itu. Semuanya akan kembali seperti semula, dan kau tidak perlu ikut campur
dengan masalah ini. Pergilah..” kata seorang pejabat yang baru saja keluar
dari tempat perlindungannya.
“Apa
katamu? Semua akan kembali seperti semula? Kamu salah, pecundang. Mungkin udara
segarku, dapat kau kembalikan. Mungkin langit biruku, dapat kau kembalikan.
Mungkin langit malam berbintangku, juga dapat kau kembalikan. Tapi kau tidak
bisa mengembalikan Ayahku. Tidak akan bisa, pecundang?” balas Genta dengan
tegas.
“Pencundang
kau bilang? Saya ini bukan orang sembarangan, saya punya seribu kaki tangan
yang bisa saya perintah untuk menghabisi kau, kapanpun yang saya mau. Asalkan
kau tau itu” balas pejabat itu dengan nada suara yang tinggi disertai emosi.
“Memang,
kau memang pecundang. Memang seperti itu kenyataannya. Disaat rakyat ini
menjerit dan menderita, apa yang kau lakukan? Kau hanya sibuk memperkaya dirimu
sendiri, bukan. Hahaha.. lucunya negeri ini. Orang yang berbuat baik, sekarang
malah jadi korban” jawab Genta meremehkan pejabat itu.
“Sudahlah,
semua kata-kata kau itu hanya omong kosong. Pengawal, habisi orang ini, agar
dia dapat menyusul Ayahnya, ke neraka” perintah pejabat tersebut.
Seketika Genta segera berlari sambil
menggendong mayat Ayahnya.
“Ayah..
Aku akan tetap bejuang, Ayah” gumam Genta.
Tak berselang lama setelah itu,
sebuah timah panas melesat dengan cepat, menembus kulit dan daging kaki Genta.
Tapi Genta tetap berlari dengan langkah tertatih.
“Biarkan
saja dia lari, dia tidak akan bisa bertahan. Lihat saja, dia telah kehilangan
banyak darah. Sebentar lagi dia juga akan mati. Lebih baik segera kembali”
sahut seorang pengawal kepada pengawal lainnya. Mereka pun pergi
***
“Aku
akan tetap berjuang, aku pasti bisa. Aku masih kuat, Ayah. Aku akan buktikan
pada mereka, jika aku bukan orang lemah yang bisa dihabisi semudah itu” Genta
membulatkan tekad diatas makam Ayahnya.
Semakin hari, kabut asap semakin
tebal hingga menimbulkan korban jiwa. Hal ini membuat Genta sebagai seorang
aktivis lingkungan berpikir lebih keras. Telah banyak cara yang Genta cobakan
tapi hampir semua tak membuahkan hasil. Hingga akhirnya, Genta menyerah dengan
keadaan.
“Hah...
aku memang tak bisa memperbaiki semua” kata Genta kepada dirinya sendiri sambil
menghempaskan tubuhnya yang lelah diatas tumpukan kapas berbentuk persegi
panjang yang empuk dilengkapi kain bermotif polkadot.
Dalam pikirannya yang kosong,
perlahan Genta pun berpindah ke alam mimpinya. Didalam mimpinya, Genta didatangi
oleh sang Ayah. Ayahnya berpesan:
“Anakku
Genta, bangkitlah nak. Ayah yakin kamu bisa mengatasi semua masalah ini.
Belajarlah dari kegagalanmu yang sebelumnya. Karena, pengalaman adalah guru
yang terbaik. Genta yang Ayah kenal bukanlah Genta yang mudah berputus asa
seperti ini. Genta yang ayah kenal adalah Genta yang tak Gentar menghadapi
setiap kesulitannya. Berjuanglah Genta, bukankah Genta sudah berjanji kepada
Ayah untuk terus berjuang. Meskipun Ayah sudah tiada, Ayah selalu mengawasimu.
Ayah selalu menjagamu Genta. Sekarang bangunlah, mulailah bekerja, mulailah
berjuang untuk kepentingan orang banyak. Banyak yang membutuhkanmu diluar sana.
Bangunlah Genta, bangun..”
Seketika Genta pun terbangun dari
alam mimpi yang memberinya inspirasi dan motivasi dari sang Ayah. Ayah yang
selalu membangkitkannya ketika ia merasa sangat terpuruk.
“Belajarlah
dari kegagalan, karena kegagalan adalah guru yang terbaik. Hmm.. sekarang aku
tau apa yang harus aku lakukan” gumam Genta ketika ia tersadar.
Akhirnya Genta berhasil membuat kabut
asap yang menutupi keindahan negerinya benar-benar hilang. Genta sekarang
dikenal oleh semua orang sebagai orang yang sangat berjasa yang bekerja dengan
tangannya sendiri dari titik terbawah hingga akhirnya ia mencapai titik puncak
kesuksesan.
“Terima
kasih, Ayah. Ini semua berkat jasamu, hingga aku bisa menjadi seperti ini”
pintanya sambil mengirimkan untain do’a untuk Ayahnya.
Tiba-tiba datang seorang lelaki
separuh baya yang menghampiri Genta sambil menepuk bahu Genta, pertanda bangga.
Genta terkejut.
“Sekarang
kau sudah sukses nak, aku tak menyangka hal ini bisa terjadi” ucap lelaki itu
kepada Genta.
“Ohh..
yaa.. semuanya memang tak terduga” balas Genta
“Tunggu,
sepertinya aku mengenalmu” sambung Genta. Genta pun terdiam sejenak.
“Bukankah
kau seorang pecundang yang telah membunuh Ayahku?” lanjut Genta.
“Ternyata
kau masih ingat. Bukan aku yang membunuh Ayahmu, tapi pengawalku” jawab lelaki
itu.
“Kau
ataupun pengawalmu, itu sama saja. Mereka bekerja atas perintah mu” balas Genta
dengan nada suara tinggi mengingat pedihnya kenangan masa lalu ketika
kahilangan Ayahnya.
“Sudahlah,
Genta. Semua itu masa lalu. Masa lalu biarlah berlalu, marila kita menatap masa
depan. Aku ingin kau bergabung dengan perusahaanku, kita akan bekerja sama. Aku
akan membayar jerih payahmu dengan harga yang fantastis, berapapun yang kau
minta akan ku beri” tawar lelaki itu kepada Genta.
“Hah..
ternyata kau masih sama seperti dulu. Dulu kau bilang, kau yang akan
mengembalikannya seperti semula, tapi lihat sekarang akulah yang
mengembalikannya, dengar itu aku..”
balas Genta merendahkan lelaki itu.
“Kau
pikirkan baik-baik Genta, kesempatan tak datang dua kali. Lebih baik kau
bergabung saja denganku, kau yang mengembalikan semua atau aku, itu sama saja.
Yang penting semuanya telah pulih, bukan” bujuk lelaki itu.
“Kesempatan
tak datang dua kali, cuih.. kesempatan kau yang tak datang dua kali pengecut”
jawab Genta dengan tawa lepas.
“Apa
maksudmu Genta? Apa yang akan kau lakukan?” tanya lelaki itu penuh kebingungan.
“Kesempatan
mu untuk hidup, tak datang dua kali, itu maksudku. Aku akan melakukan hal yang
sama seperti yang telah kau perbuat kepada Ayahku” jawab Genta untuk
menjelaskan yang membuat lelaki itu semakin bingung dan ketakutan.
Lelaki itu semakin terpojok, ia tidak
tau harus berbuat apa dan lari kemana. Perlahan Genta mengeluarkan sebuah
pistol dari saku celananya.
“Selamat
jalan pengecut. Menderitalah di neraka sana” kata Genta dengan senyum
sumbringah.
“Jangan
Genta, Jangan lakukan itu.. Jangan Gen..taa”
Sebuah timah panas bersarang tepat
dikepala lelaki itu, Ia pun tewas dengan kondisi bersimbah darah dan lubang
bekas tembakan di kepalanya. Kondisi yang sama seperti yang terjadi pada Ayah
Genta.
“Hahaha...
Sekarang aku puas. Selamat tinggal, pengecut” sahut Genta sambil berlari lalu
pergi.
-The End-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar