Kumpulan cerpen ( By Iqbal & friend )





Kali ni gua pengen share bagi temen temen semua kumpulan cerpen yang gua dan temen temen gua buat bareng di sekolah. semoga cerpen ni bermanfaat .................














KATA PENGANTAR
          Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas bidang studi Bahasa Indonesia SMA 1 Batusangkar. Yang berjudul “Antalogi Cerpen laventura Story “
          Penulis menyadari dalam penyelesaian karya tulis ini tidak terlepas  dari bimbigan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada (1) Noflismen anas M.pd selaku guru pembimbing yang mengarahkan penulis dalam pembuatan makalah ini (2) Orang Tua penulis yang telah memberikan motivasi dan do’a kepada penulis (3) Ibu Syafriati Rasyid selaku wali kelas penulis yang selalu memberikan dorongan untuk menyelesaikan makalah ini (4) Rekan kelompok yang selalu memberikan bantuan dan semangat agar terselesaikannya makalah ini (5) Semua teman-teman XI MIPA 5 yang senantiasa memberi semangat, bantuan, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
          Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi maupun pembahasan. Semua ini karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman penulis. Atas semua kelemahan dan kekurangan tersebut, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi terciptanya kesempurnaan makalah ini.

Batusangkar,    November 2015

                                                                                     

    Penulis M.iqbal syah
SMA 1 Batusangkar
           










Misteri di Toko Perhiasan

Oleh    : Muhammad iqbal syah
Tempat tanggal lahir

Boy adalah seorang detektif muda yang sangat berbakat dan terkenal. Dia selalu memecahkan kasus dengan berbagai analisa-analisa yang sangat akurat. Boy memiliki seorang teman yang sangat dekat yaitu Mega. Dia selalu menemani Boy dalam berbagai kasus.

Sore itu Boy pergi berlibur bersama Mega ke rumah neneknya di Aceh barat dengan kereta eksekutif. Tetapi lagi-lagi sebuah kasus mengundang Detektif Boy untuk memecahkannya. Saat berada di dalam gerbong makan untuk makan, Boy mendengarkan percakapan antara pemilik tokoh perhiasan dengan managernya yaitu Pak Yusuf dan Pak Dani. Mereka membicarakan tentang perampokan yang terjadi di tokohya, tetapi perampoknya pergi tanpa mengambil apapun. Karena perampoknya kabur tanpa mengambil apapun semua orang kagum dan menganggap  Pak Yusuf lah yang telah mengusir perampok itu.

Ditengah tengah pembicaraan seseorang menyela pembicaraan mereka yaitu Pak Nof seorang Bupati Aceh barat, “Tapi itu merupakan sebuah iklan yang sangat bagus, untuk kampanye pemilihan Anda. Sungguh rencana yang sangat cerdas.” Kata Pak Nof. “Pak bupati, apa yang Anda lakukan disini?” Tanya Pak Dani. Kemudian Pak Nof menjawab akan berlibur ke Surabaya. Kemudian mereka semua melanjutkan pembicaraan meraka. Namun pak Nof mencurigai kasus perampokan itu, ia menduga bahwa kasus itu merupakan rekayasa. Pak Nof menemukan sebuah kejanggalan dalam kasus perampokan itu yaitu mengapa seorang perampok takut dan kabur saat mendengar alarm dan mengatakan sesuatu yang aneh ketika dia kabur. “sebelum penjahat itu melarikan diri, dia bilang ‘ini berbeda sekali dengan apa yang kita sepakati'”. Detektif Boy merasa kejadian seperti itu pernah terjadi, tetapi ia lupa kapan dan dimana kejadian tersebut terjadi.

Kemudian seorang wanita yang mencurigakan masuk kedalam gerbong makan untuk makan malam “Benar benar Kebetulan yang mengerikan” ucap wanita itu, kemudian iya membatalkan makan malamnya dan kembali ke kamarnya. Boy terus memikirkan kasus tersebut, “Hey, Aku benar-benar ingat kasus seperti itu, dimana penjahatnya kabur tanpa mengambil apapun” ucap Boy. “aku tidak ingat, mungkin itu hanya film yang pernah kamu tonton” jawab Mega. “tidak itu terjadi sudah lama, mungkin sudah lama sekali, saat aku masih kecil” ucap Boy dalam hatinya. Kemudian ia kembali ke kamarnya untuk istirahat.

Boy selalu mencoba mengingat-ingat kasus itu, ketika kereta melewati terowongan, Boy teringat dengan sesuatu “Tembakan senjata dan teriakan bercampur dengan kebisingan di dalam terowongan…” ucap Boy dalam ingatannya. Tiba-tiba suara tembakan diikuti dengan teriakan terdengar di dalam kereta itu. Kemudian Boy teringat lagi “Seperti binatang buas, ia menyelusuri koridor yang gelp…”. Kemudian seseorang dengan masker lari di lorong depan kamar Boy. Saat Boy ingin mengejarnya, orang itu membuka kamarnya dan menembak kedalam kamarnya berkali-kali kemudian ia menembak kearah Boy, tetapi tembakan itu tidak mengenai Boy. Boy melihat pintu kamar si pembunuh menutup, lalu Boy berlari ke kamar itu, ternyata si pembunuh menembak kearah jendela kamar untuk melarikan diri.

 Boy mulai mengingat semua kasus ini, Kasus yang sedang ia hadapi sekarang ini sama seperti cerita pada novel yang dibuat oleh ayah Boy ketika Boy masih kecil, tetapi novel itu tidak pernah diterbitkan. Saat Polisi memeriksa kereta itu, ternyata korban yang dibunuh adalah Pak Yusuf. Ketika Boy hendak menelfon ayahnya tiba-tiba wanita misterius yang ia lihat digerbong makan berada dibelakangnya. Lalu Mega memangil Boy untuk memberi keterangan pada Polisi.

Saat di sellidiki lebih lanjut ada kejanggalan dari kaburnya si pembunuh. “Biasanya penjahat tidak meninggalkan senjatanya saat dia melarikan diri; Pistol memiliki delapan buah peluru, sedangkan si penjahat hanya menembakan 6 peluru, kemungkinan tembakan kearahku hanya untuk menakutiku, kemudian ia bersembunyi di kamar lain; mengapa si pembunuh tidak mengunci pintunya, dengan mengunci pintunya ia mendapatkan tambahan waktu untuk kabur; dan mengapa kasus ini mirip dengan cerita Ayahku” pikir Boy saat melakukan penyelidikan. Setelah itu Boy memeriksa setiap kamar di dalam kereta. Yang pertama adalah kamar isteri Pak Yusuf, di kamar itu hanya terdapat Shotgun yang biasa dibawa Pak Yusuf untuk berburu. Kedua adalah kamar manager toko perhiasan, pak Dani. Di kamarnya itu terdapat peralatan memancing milik Pak Dani. Kemudian kamar seorang penumpang, di kamar itu terdapat pedang untuk Kompetisi Kendo. Lalu kamar Pak Nof, di kamar itu terdapat tas dan peralatan golf. Setelah itu kamar wanita yang Boy lihat di gerbong makan, disana hanya terdapat tas tangan. Wanita itu mengatakan hanya ingin pergi berkudaan jadi ia hanya membawa tas tangan.

Seorang Polisi yang diperintahkan memeriksa terowongan datang dan memberi tahu Inspektur bahwa di terowongan telah ditemukan mayat si pembunuh. Saat mayat itu diperiksa terdapat luka benturan di kepala juga kumisnya adalah kumis palsu dan rambut palsu. Ternyata mayat itu adalah perampok toko perhiasan yang tidak mencuri apa-apa. Dia adalah salah satu dari tiga orang anggota komplotan penjahat tapi salah satu anggotanya tewas karena overdosis dan lainya masih menghilang. Karena pelakunya sudah ditemukan, polisi memerintahakan kondektur kereta untuk memberangkatkan keretanya kembali.

Pagi harinya Boy pergi ke kamar wanita misterius yang ia lihat di gerbong makan, ia mengetuk pintu kamarnya. “apa kamu datang untuk mencariku?” Tanya wanita itu. “ya, ada yang ingin aku beritahukan kepadamu… penyamaranmu cukup bagus” kata Boy. “ha?” wanita itu kaget, “sebenarnya kamu datang kesini bukan untuk berkuda, tapi untuk alasan lain kan?” kata Boy. “apa yang kamu katakan? Aku benar-benar akan naik kuda” jawab wanita itu. “bodoh, bagaimana mungkin kamu bisa menaiki kuda. Tunjukkan identitasmu yang sebenarnya, aku memang sudah curiga kepadamu, Nyonya” kata Boy. “Baiklah, kaku sudah mengetahuinya. Kau hebat Boy” kata wanita itu. “mungkin yang lainnya tidak akan menyadari, tapi kau tidak bisa membohongi anakmu dengan mengganti gaya rambut dan warna lipstikmu” kata Boy. “Padahal butuh waktu lama untuk menata rambut ini”. “lalu apa alasanmu menyamar seperti itu?”. “Apa?! Kenapa aku menyembunyikan diriku? Aku sangat popular di Negara ini”. “itu kan dulu sekali…”. “diamlah, aku kesini karena membaca surat kabar tentang perampok yang mengatakan sesuatu yang aneh lalu kabur tidak mengambil apa-apa”. “jadi memang benar…”. “ya sperti yang ditulis ayahmu… perampok professional merencanakan perampokan, dan kata-kata yang diucapkan perampok itu sebelum melarikan diri ‘seharusnya tidak seperti ini’ sama persis dengan yang ditulis ayahmu 10 tahun yang lalu. tetapi ada perbedaan dari novel itu, dalam novel yang dirampok adalah toko barang antik, buka toko perhiasan”. “lalu apa yang terjadi selanjutnya?”. “kami menelpon toko perhiasan itu, kami bertanya apakah pemilik toko perhiasan itu akan pergi berlibur dalam waktu lama dengan menggunakan kereta? Karena dalam novel pemilik toko barang antik tewas saat melewati terowongan”. “kenapa kau tidak menghentikan mereka?!”. “Bagaimana aku bisa tau, saat kejadian itu aku sedang di kamar mandi”. “seharusnya ibu mendiskusikannya dulu denganku!”. Mereka terus berdebat hinnga Boy bertanya mengenai Trik yang digunakan pembunuh dalam novel.

Saat Boy bertanya mengenai trik ternyata ayahnya lupa tentang trik itu, karena ayahnya menulis novel itu 10 tahun yang lalu. Ayah Boy mengatakan bahwa novelnya dicuri saat dibawa oleh penerbit, padahal baru bagian pertamanya saja yang sudah selesai. Perampoknya adalah tiga orang komplotan yang dipimpin oleh pembunuh di kereta tadi. Saat semuanya berkumpul di lobi untuk membahas tentang kasus pembunuhan Pak Yusuf, seorang polisi datang memberikan informasi bahwa mayat yang ditemukan itu jatuh dari kereta pada jam 4:10 WIB, waktu yang sama saat  para saksi melihat pembunuh itu masuk kedalam kamar. tetapi pecahan kaca jendela kereta masih belum ditemukan, dan tim penyelidik menemukan sesuatu yang aneh pada tubuh si mayat. Pada tubuh mayat terdapat sepotong lakban yang menempel.

Ketika mendengar itu, Boy langsung mengetaui tentang trik yang digunakan pembunuh kemudian berlari menuju kamar si pembunuh lalu memeriksa kamar itu. Dia teringat trik yang dibuat ayahnya “seorang anak berkaca mata dengan kaca mata bingkai hitam tertawa dengan sombongnya, karena mengira dia sudah berhasil…” kemudian ia berfikir kembali dan berusaha mencari bukti agar dia tidak salah menyimpulkan kasus itu. Kemudian ibunya menyarankan untuk mengikuti jalan cerita pada novelnya. Ibunya mengarang cerita kepada polisi persis yang ada dalam novel. Setelah sampai di stasiun Boy dan Ibunya menjalankan rencana mereka.

Ibunya sebagai umpan berjalan perlahan, kemudian diikuti Boy dari belakang. Tetapi Boy kehilangan jejak ibunya, saat mencari ibunya Boy melihat ibunya di sisilain rel kereta, dan dibelakang ibunya ada seseorang yang mencurigakan. “Ibu, dibelakangmu…!!” tetapi kereta menghalangi pandangan antara Boy dengan ibunya. Boy segera berlari menuju ke sisi lain rel kereta. Ia tidak mungkin sempat untuk meneyelamatkan ibunya, pembunuh itu sudah tinggal mendorong ibunya jatuh ke dalam rel dan semuanya berakhir dengan darah. Tetapi ketika pembunuh itu ingin mendorongnya, Ayah Boy datang dan menahan tangan pembunuh itu. Ternyata pembunuh pemilik toko perhiasan itu adalah managernya sendiri yaitu Pak Dani. Pak Dani membunuh si perampok dikamarnya dengan peralatan pancing yang dibawanya.

Dengan mengikat pada bagian ikat pinggangnya pak manager menggunakan benang pancing. Lalu mengikatnya di jendela yang sudah dihancurkan. Dia memasukkan benang hingga ke dalam kamarnya, salah satunya terikat dengan sesuatu yang ada di dalam dan satunya lagi terikat pada knop pintu. Setelah semua siap dia menuju gerbong loby dan menembak si pemilik toko perhiasan itu. Lalu lari ke kamar perampok dan menembak jendela. Dan menembak kea rah detektif Boy dan lainnya. Saat mereka berlindung dari tembakannya, dia berlari kearah tangga dan memotong salah satu dari benang pancingnya. Lalu tubuh perampok yang telah dibunuhpun jatuh dari kereta. Saat dia kabur, dan jatuhnya perampok pasti waktunya akan sama. Itulah cara agar semua mengira pelakunya adalah perampok toko perhiasan. Dia juga menempelkan benang pancing dengan selotip dibelakang pintu, dan mengaitkannya. Dia mengikatkannya lagi pada benang pancing yang terhubung ke tubuh perampok, saat benangnya dipotong, tubuh perampoknya akan jatuh dan pintunya tertutup pada waktu yang sama. Karena beratnya tubuh, maka tali pun akan ikut tertarik, lalu secara otomatis pintu akan tertutup. Buktinya di ikat pinggang celana korban ada potongan selotip itu. Lalu Boy menemukan celana, kaca mata dan topi yang sama yang digunakan si pembunuh di dalam tas manager.

Motif pembunuhan yang dilakukan karena dia ingin balas dendam atas kematian teman wanitanya dalam kelompoknya. Karena pemilik toko perhiasan itu pengedar narkoba, temannya jadi overdosis dan tewas. Akhirnya si pelakunya menyerahkan diri kepada polisi. Akhirnya detektif Boy dapat menikmati liburannya Di aceh barat bersama dengan Mega.





Kerendahan Hati Sesosok Malaikat
 Oleh  : Annisa erdiyanti
  Di tengah guyuran hujan seorang ibu yang bernama Mina sedang merenungi nasibnya. Ia hanya seorang pembantu rumah tangga dan hanya menghidupi anaknya seorang diri karena suaminya pergi entah kemana dan tidak bertanggungjawab sedikitpun kepada anak istrinya. Anaknya bernama Tina yang sekarang baru saja tamat SMP. Kini anaknya tina itu terancam akan putus sekolah karena keadaan perekonomiannya. Yang ada di fikirannya saat ini adalah ia tidak ingin anaknya bernasib sama seperti dirinya yang hanya seorang pembantu rumah tangga.
        Ia bekerja sebagai pembantu dirumah seorang pengusaha yang sangat kaya raya dan sombong. Pada suatu ketika, ia disuruh oleh majikannya untuk berbelanja sayur ke Pasar. Di tengah perjalanan ia melihat ada sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sedang menerima murid baru. Tanpaberfikir panjang ia pun langsung menuju ke sana. Setelah mendaftarkan anaknya, salah seorang guru disana mengatakan bahwa besok pengumuman penerimaan murid akan diberitahukan. “ Permisi pak, saya ingin bertanya, berapa peluang anak saya untuk dapat diterima disekolah ini ?”, tanya bu Mina kepada salah seorang petugas disana. “ Maaf sebelumnya bu, di sini sudah terdaftar 450 orang siswa dan kami hanya akan menerima 250 orang siswa saja”, jawab petugas tersebut. “ Baiklah pak, terima kasih, saya permisi dulu”, ujarnya.
         Setelah itu, bu Mina bergegas pulang untuk memberitahukan kabar gembira tersebut kepada Tina anaknya. “ Tina, ibu ada kabar gembira untukmu nak !”, ujar bu Mina. “ Kabar gembira apa bu ?”, tanya Tina dengan penasaran. “ Tadi ketika ibu ke Pasar untuk membeli sayur, ibu melihat ada sekolah yang akan menerima murid baru..” , ketika bu Mina belum selesai berbicara Tina memotong pembicaraan ibu nya. “ Apa bu ? murid baru ? apa ibu akan menyekolahkan Tina kembali ? apa Tina bisa sekolah lagi bu ?”, tanya Tina dengan penuh harap. “ Iya nak, ibu belum selesai bicara, Jadi begini tadi ketika ibu hendak ke Pasar untuk membeli sayur, ibu melihat ada sekolah yang sedang menerima murid baru dan ibu mendaftarkan mu disana”, kata bu Mina dengan lembut. “ Ibu serius ? lalu bagaimana bu ? apa artinya Tina bisa melajutkan sekolah ? Tina ingin sekali bu “, ujar Tina dengan gembira. “ Belum tentu nak, besok adalah hari pengumuman itu akan keluar karena dari 450 orang anak hanya 250 orang yang akan diterima”, jawab bu Mina. “ Baiklah bu, Tina akan berdoa agar dari banyak anak yang mendaftar disana Tina termasuk dalam salah satunya”, kata Tina dengan penuh harap.
          Dan kini tibalah hari yang ditunggu oleh Tina dan ibunya, dengan penuh harap mereka melangkahkan kaki meninggalkan rumah untuk menuju sekolah itu. Setelah cukup lama menunggu, akhirnya pengumuman itu keluar, betapa terkejutnya Tina dan ibunya karena


dari sekian banyak anakk ia termasuk dalam anak yang beruntung yang dapat diterima disana. “ Bu, Tina diterima bu, Tina dapat bersekolah kembali, Tina akan menjadi orang yang sukses, Tina berjanji akam membuat ibu bangga melihat prestasi Tina nantinya”, ujarnya dengan sangat bahagia. Ibunya sangat bersyukur  karena walaupun hidup mereka tdidak berkecukupan tetapi anaknya masih bisa bersekolah seperti anak-anak lainnya.
         Keesokan harinya, bu Mina kembali bekerja dirumah majikannya tersebut dan memberitahukan bahwa anaknya Tina bisa melanjutkan sekolahnya kembali. “ Maaf nyonya, besok Tina akan bersekolah kembali dan jika di izinkan besok pagi saya izin sebentar untuk menyelesaikannya”, kata bu Mina dengan sopan. “ Apa ? Tina akan bersekolah ? apa kau yakin menyekolahkan anakmu sedangkan hidup kalian saja tidak berkecukupan !” Ujar majikannya denga sangat sombong. “ Iya nyonya, saya yakin, karena anak saya Tina ingin sekali menjadi orang yang sukses nantinya dan saya juga tidak ingin jika ia kelak nasibnya seperti saya”, jawab bu Mina. “ Lalu apakah kau yakin dengan keputusanmu kalau kelak anakmu akan menjadi seorang anak yang sukses dengan biaya yang kau berikan seadanya ? mana mungkin orang seperti kalian bisa menjadi anak yang sukses, untuk makan saya susah”, kata majikannya menghina. “ Iya nyonya, insyaallah saya yakin dengan keputusan saya ini”, jawab bu Mina dengan penuh keyakinan. “ Baiklah, jika itu yang kau katakan aku bisa apa, terserah padamu, yang jelas aku sudah memberitahumu”, ujarnya dengan segala kebenarannya. “ Baiklah nyonya, kalau begitu saya permisi dulu”, dengan keyakinannya, ia melangkahkan kaki untuk beranjak dari ruangan itu.
        Hari sudah semakin petang, satu persatu pekerjaannya sudah hampir selesai dan ia pun segera pulang ke rumah untuk membantu Tina menyiapkan perlengkapan sekolah untuk dibawanya besok seperti tas, buku, baju, dan segala macamnya. Setelah semuanya beres, mereka pun tidur untuk menunggu datangnya hari esok.
       Dan akhirnya, pagi yang ditunggu-tunggu Tina pun tiba, ia begitu bersemangat karena hal yang selama ini di dambakannya akhirnya terwujud.
       Pagi itu, Tina bangun sangat pagi sekali, bahkan sang surya belum ada menampakkan cahayanya. Sebelum mandi Tina sholat subuh terlebih dahulu, ia sangat bersyukur atas rahmat yang telah diberika allah swt kepada dirinya. Setelah sholat dan mandi ia pun segera memakai seragam barunya. “ Kau terlihat sangat cantik memakai seragam itu nak !” puji bu Mina terhadap Tina. “ Ah, ibu bisa saja, Tina kan akan berangkat sekolah, ya harus kelihatan rapi dan cantik dong bu”, jawab Tina sambil tertawa. “ ya sudah, ayo makan sana, ibu sudah membuatkan sarapan pagi spesial untukmu”, ajak  bu Mina. “ Baiklah bu, tapi tina memasang sepatu dulu”, jawabnya.
        


Sesampainya disekolah, Tina masuk ke dalam kelas dan ibunya mengurus pembiayaan sekolahnya. “ Permisi pak, saya ingin mengurus administrasi anak saya”, ucap bu Tina kepada salah seorang guru. Setelah selesai mengurus itu, bu Mina bergegas untuk pulang dan kembali menjalani kewajibannya sebagai seorang pembantu dirumah majikannya.
        Sesampainya disana, majikannya menyuruh bu Mina untuk membuatkan teh untuknya . Sambil memberikan teh, majikannya itu bertanya kepada bu Mina, “ Bagaimana tadi hari pertama sekolah Tina ?. “ Alhamdulillah nyonya semuanya berjalan lancar”, jawab bu Mina. “ Lalu bagaimana dengan pembayarannya ?”, tanya nya lagi. Bu Mina menjawab, “  Alhamdulillah, sudah saya bayar nyonya”. Uang dri mana olehmu ? membayar uang sekolah itu kan mahal, apalagi itu sekolah swasta”, ujar majikannya. “ Saya masih memiliki tabungan nyonya, walaupun pas-pasan tetapi masih cukuplah untuk membayar uang sekolah yang pertama ini”, kata bu Mina. “ Baiklah kesinikan tehnya”, perintah majikannya itu. Mendengar semua perkataan majikannya membuat bu Mina menjadi sedih, yang ada difikirannya apakah benar hanya orang-orang yang kaya raya saja yang akan sukses apakah  orang-orang sepertinya yang memiliki ekonomi seadanya dan serba kekurangan itu tidak bisa ?, tapi ia sadar ia harus optimis ditambah lagi dengan semangat Tina yang sangat tinggi untuk belajar dan melanjutkan sekolahnya.
           Hari demi hari terus berlalu, 3 tahun sudah dilalui oleh Tina dalam menempuh pendidikannya. Hinaan, cacian, telah diterima dan semua itu dijadikannya cambuk untuk membuatnya menjadi lebih giat dalam belajar, ia ingin membuktikan bahwa orang sepertinya pun bisa menjadi orang yang sukses, semua hambatan dan rintangan telah dilalui oleh Ibu malang itu bersama anaknya. Memang tak salah perjuangan yang dilakukan bu Mina untuk mencari uang untuk biaya sekolah Tina tidak sia-sia, Tina selalu menjadi juara kelas dan mendapat beasisiwa untuk kuliah di perguruan tinggi yang di inginkankannya, sedangkan anak majikan bu Mina tidak mendapat beasiswa dan sekarang ia sulit untuk masuk ke perguruan tinggi yang dia  inginkan. Ternyata benar, semua allah yang mengatur, tak ada yang mustahil di dunia ini, tak selalu orang yang hidup dengan bergelimangan harta akan menjadi orang yang sukses, tetapi orang yang kekurangan ekonomi pun bisa menjadi orang yang sukses. “ Ibu terima kasih karena perjuangan selama ini telah membuat Tina menjadi orang yang sukses, Tina bisa mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi yang Tina inginkan, walaupun ibu selalu di hina tetapi ibu tidak mempedulikan itu”, ucap Tina pada ibunya. “ Iya nak, itu semua ibu lakukan untuk masa depanmu”, ujar bu Mina.



Cinta Tak Harus Memiliki
Oleh   : Auia savira

            Tahun ajaran baru dimulai, pagi ini sang surya nampaknya sangat semangat untuk menyinari sinarnya ke muka bumi, sama hal nya dengan seluruh siswa SMA mekar sari pagi itu, tampak semangat untuk mengikuti awal ajaran baru ini. Abel yang merupakan murid baru, pagi itu tak sengaja bertabrakan dengan seorang siswa.
“ aduuhh “ desahnya.“ hati-hati dong “ balas cowok tersebut. “ lo yang gak liat-liat.“ bentak Abel. “ udah tau salah, malah ngebentak, dasar cewek aneh “
            Mereka berdua pun saling memaki, tanpa ada yang mau disalahkan. Abel pun dengan kesal langsung melanjuti perjalanannya ke lokal karna merasa sudah sangat telat. Abel adalah salah seorang murid baru pindahan dari Bandung sesampainya dilokal Abel pun meminta izin masuk kepada gurunya dan untungnya guru yang mengajar mempersilahkan Abel untuk masuk, kaena memaklumi Abel seorang siswi baru. Gurunyapun mempersilahkan Abel untuk memperkenalkan dirinya kepada semua murid di lokal. ‘ nama saya Abelia Nabila, teman semua bisa memanggil saya Abel, saya pindahan dari bandung “ jelas Abel singkat. Abel pun mencari tempat duduk yang masih kosong. Betapa terkejutnya dia melihat seseorang yang dari tadi juga sama terkejutnya dia melihat seseorang yang dari tadi juga sama terkejutnya melihat dirinya. “ dasar kenapa gue mesti selokal sama cowok gila ini “ katanya dalam hati.
            Terpaksa , Abel pun duduk di satu-satunya kursi yang masih kosong yaitu tepat disebelah meja si cowok tadi. Tetapi selama pelajaran berlangsung cowok itu tak hentinya menatap kepada Abel, Abel memang gadis yang cantik, tak heran jika mata Roland tak berkedip kepadanya. Abel pun yang merasa canggung melihat Rolland sedari tadi memperhatikannya. Langsung mebelalakkan mata kepadanya. “ ngapain lo?” bentak Abel “lo cantikk juga yaa“ sahutnya manis. Ada getaran yang menggelitik di hatinya ketika Rolland menyebutnya cantik, 
            Bel pertama pun berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang langsung ke perpustakaan untuk melanjutkan mengasah otaknya, ada pula yang berlari ke wc, Abel yang sedari tadi dilokal sudah merasa cacing diperutnya memukul-mukul perutnya langsung berjalan menuju kantin.
            Beberapa langkah menuju kantin, ada seorang cewek yang menghampirinya. “ hey “ sapa cewek tersebut. “hey“ balasnya menyapa.“ kenalin nama aku  Vina “ sahut cewek itu kembali dengan ramah. “hey Vina aku Abel “ balasnya pun takkalah ramah.
            Merekapun melanjutkan perjalanannya ke kantin bersama. Mereka tampak akrab, diperjalanan Vina pun bertanya-tanya pada Abel bagaimana kesan pertamanya menjadi seorang murid baru. Abel pun menceritakan kejadian pagi tadi yang membuatnya sangat kesal gegara cowok yang menabraknya tadi pagi. Sesampainya dikantin Abel dan Vina pun langsung memesan pesanan masing-masing. Abel merasa sangat senang dapat berteman dengan vina. Mereka tak bedanya seperti beo yang kehausan, tak ada hentinya bercerita. Selesai makan bel pun berbunyi kembali menandakan jam istirahat telah usai. Abel dan Vina pun kembali kekelasnya untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
            Sesampainya dirumah, Abel merebahkan badannya di tempat tidur, menatap langit-langit kamarnya dan memikirkan kejadian yang telah terjadi seharian tadi disekolah barunya. Tetapi “ ah sial mengapa tiba-tiba bayangan pria itu membayang-bayang “ gumamnya dalam hati. Bayangan pria itu semakin menjadi dipikirannya. “ataukah aku menyukainya ?” pikirnya sendiri. Dia tampan, dan Vina bilang dia juga anak pintar disekolah itu, tidak salah juga kalau aku menyukainya.
            Vina yang juga sampai dirumah langsung merebahkan badannya, melepaskan letih yang dilalui nya disekolah tadi, juga membayangkan apa yang terjadi disekolah tadi. Dia sanagt senang mendapatkan teman baru seperti Abel. Tetapi mengapa ia selalu terpikirkan kepada cerita Abel di kantin tadi. Dari cerita Abel, Vina mengetahui jika Abel memiliki perasaan kepada Rolland. Abel terdiam, termenung menatap langit-langit kamarnya, ia tak tahu harus berbuat apa, ia sudah lama memendam perasaan pada Rolland namun saat ini ia juga berteman dekat dengan Vina.
















Berawal Dari Bola
Karya: Arrahmi

Semua rasa ini berawal saat aku pertama kali melihatnya saat nonton bola, seorang laki-laki dengan mata yang indah yang seakan dalam hidupnya tak ada beban, yang ada hanya kebahagiaan. Dia tersenyum kepadaku, laki-laki yang mampu membuat awan gelap dalam hidupku lenyap, dan merubahnya menjadi pelangi yang indah. Aku tak mengerti apa yang ku rasakan saat ini, mungkinkah aku jatuh cinta pada pandangan pertama? Jika benar, maka ini untuk pertama kalinya aku merasakan, jatuh cinta pada pandangan pertama. Sungguh tak dapat dipercaya, aku benar-benar menyukainya secepat ini.

           Setiap saat aku selalu terbayang dirinya, terlebih matanya. Mata itu benar-benar menghipnotisku dan membawaku masuk ke dalam dimensinya. Dimensi yang sebenarnya sudah lama aku nantikan, dimensi dimana tak ada beban sedikitpun, yang ada hanya bahagia, tawa, dan ceria. “ Dia memang  tampan. Dia putih, lumayan kurus, tinggi dan mancung. Aku tidak memikirkan fisik, kebetulan saja dia terlihat perfect,  aku benar-benar menyukainya,  tidak, bukan hanya suka, aku mencintainya,  sangat mencintainya”  ucapku dalam hati sambil senyum-senyum sendiri melihatnya yang sedang asyik mengobrol dengan temannya di lapangan bola itu, ini adalah pertemuan kedua kami.

Mulki satria, atau yang biasa ku panggil mulki. Dia adalah laki-laki pemilik mata pelangi itu dan hidung yang mancung yang ku suka. Dia berbeda sekolah dengan ku, dia sekolah di sebuah SMA unggulan di tempatku, kami berdua sama sama kelas 2 SMA. Sedangkan aku sekolah di sebuah sekolah favorit. Sudah 2 pertemuan dia selalu tersenyum memandangku. Dia berteman dengan salah satu teman SMP ku yang sekarang sekelas dengannya. Lalu teman SMP ku berkata  “mi sepertinya mulki menyukaimu”  wajahku merah seketika , apa ini mimpi aku pun mengatakan itu
Dan temanku itu berkata dia meminta pin bbm mu mi, apakah aku boleh meberikannya, dan aku pun spontan menjawab , boleh,aku mau
Ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, dia juga mengagumi ku, ujar ku dalam hati.

Saat itu malam minggu,berdering hp ku ,ternyata ada nge PING!!!,PING adalah awalan chat yang ada di BBM ,tak ku sangka ternyata yang nge ping aku adalah mulki, cwok yang telah membuat hatiku berbunga-bunga. Aku pun nge ping balik,dan dia mengajak ku kenalan dan banyak Tanya, aku sangat senang chattingan dengan dia. Sejak pukul 8 malam kami cahttingan,skarang sudah pukul 12, chat kami pun smakin seru, dan akhirnya aku pun ketiduran, paginya dia kembali chat aku,
, Kami pun smakin hari semakin dekat , ternyata teman-teman dia adalah teman skolah ku sekarang, dan aku pun mengetahui itu. Sejak dekatnya dekan nya aku mrenjadi lebih semangat menjalani hari-hari ku. Kami saling bertukar cerita, begitu pun dengan dia
              Hari demi hari berlalu, tibalah saat ulang tahun ku, dia adalah orang prtama yang member ku slamat, aku sungguh tidak menyangka, aku sangat senang, .
Keesokan harinya teman ku mengajaku untuk pergi makan,tak ku sangka ternyata dia ikut dengan teman ku untuk memberikan kejutan kepadaku . dan aku diantarkan pulang olehmya, saat itu aku masih canngung,tapi gimana lagi, aku segan untuk menolaknya

Dia adalah orang yang sangat baik sekali,pintar dan sangat alim sekali, dia sering . dia juga dekat dengan teman-teman ku, lalu dia bertanya kepada rani, apakah kalau dia nembak aku,aku bakal menerima dia,
Tidak lama kemudian rani menelfon ku dan menanyakan hal tersebut, lalu aku menjawab , aku belum siap, ini sunggguh terlalu cepat. Pas itu saat lah final bola sekolah ku dengan sekolah lain, dia juga ikut menonton,tetapi kami tidak bertemu . saat itu pertandingan slesai pukul 06:30, aku sangat cemas karrna tidak ada kendaraan untuk pulang, benar dugaan ku,  aku pun kembali ke skolah, disana aku bertemu dengan putri, putri adalah salah satu sahabat ku,
Tenang saja mi,kalau tidak ada kendraan pulang ku ke kost aku aja dlu, saat itu mulki sms aku dan menanyakan aku dimana, aku pun menceritakannya dan dia pun menawari aku tuk pulang bareng, tapi aku agak ragu krna udah terlalu sore, tapi kalau aku tolak aku tidak tau pulangnya pakai apaan, dan akhirnya aku merima ajaknnya

Sesampai dirumah sudah pukul 7, orang tua ku menanyakan siapa yang mengantar ku pulang ,dan aku menjawab slah satu dari teman laki-laki ku, ibuku sepertinya mulai curiga,kalau itu bukan teman biasa ku. Tepatnya tanggal 14 mei dia mengajakku untuk pergi makan berdua aku awalnya menolak,tapi dia menjemputku ke skolah,tentu aku segan untuk menolaknya, dan kami pergi ke sebuah tempat makan,disana kami berecita sepertinya tidak ada lagi kecanngungan diantara kami, disana aku juga bertemu dengan kakak kelas ku, aku awalnya malu ,tapi aku berusaha untuk enjoy. Pada tanggal 17 mei angkatan ku mengadakan pagelaran randai, dan aku mengundangnya untuk datang, di saat itu ada seorang laki-laki yang begitu mencintai ku juga datang, dia adlah seniorku yang sudah kuliah ,ternyata saat itu dia juga sedang berulang tahun,dia mengajakku untuk brfoto bersama, aku sebenranya nggak mau taoi aku segan untuk menolak

Disaat itu mulki melihat aku berfoto dengan senior ku itu dan sepertinya dia cemburu,tapi dia menyembunyikannya, yang daang banyak sekali dari skolah lain, teman2 skolah mulki juga banyak yang datang untuk melihat pagelaran itu dan mereka melihat mulki duduk berdua dengan ku, dan setelah pagelaran itu selesai untuk sekian kalinya mulki mengantarku pulang. Pada tanggal 23 mei , sehari sebelum mulki pergi home stay, dia meminta tolong aku untuk membelikan kado yang akan di tukar saat acara itu, dan aku membantunya , kami janjian untuk ketemu dan saat itu mulki telat pulang skolah dan aku pulang saja, lalu mulki menelfon ku menanyakan keberadaanku, dan dia mau ke rumah ku untuk menjemput kado itu, awalnya aku sangat takut dimarahi orang tua ku karna membawa teman cowok ku ke rumah,setelah aku bicarakan ternyata ibuku tidak keberatan.

Aku bersiap siap menunggunya, hari sudah menunnukkan pukul 05:30, itu sudah sangat sore,tapi dia juga belum datang, aku takut kalau orang lain melihatnnya, lalu dia datang, dia bersalaman dengan ibuku dan berkenalan ternyata mereka mudah skali dekat, mreka berdua bercerita, tidak lama kemudian azab magrib berkumandang dan ibuku menyuruh dia untuk sholat dulu, stelah slesai dia wudu ibu menyuruhnya untuk menjadi imam, aku pikir dia menolaknnya, di saat itu rasanya aku menjadi wanita paling bahagia di dunia, mendapatkan laki-laki baik dan alim, makin sayang sayang aku kepadanya, lalu dia ijin pamit kepada aku dan ibuku, dan aku pun mengantarnya keluar.

Setelah samapai di rumah, aku memuji dan memujinya terus, aku sangat kagum kepadanya. Waktu terus berjalan rasa cinta antara kami makin dalam, 5 bulan sudah kami kenal dan saling mengisi satu sama lain, pada tanggal 29 agustus kami kembali pergi makan berdua, saat itu kami sangat kangen sekali karna sudah 1 bulan tidak bertemu, awalnya aku membatalkan untuk pergi karna dia sangat lama , lalu dia menelfon ku dan akhirnya kami pergi, aku heran knapa dia kali ini aneh seperti ada yang mau di katkan tapi ragu untuk bicara.
Kami mengobrol seperti biasa, aku yang slalu memulai topik karna sepertinya dia sedang ada yang difikirkannya, disana kami sholat berjamaah, di saat itu lah aku merasa bangga punya laki2 seperti dia, stelah itu dia mengantarku pulang. Dia sungguh sanagt aneh, sesampai di rumah kami terus berlanjut chattingan, tiba2 dia berkata
“Mi ada sesuatu yang mau aku katakan”
Di saat itu aku berfikir ini aa yang akan terjadi,
Sabtu, 29 agustus 2015, tepatnya pukul 22:20 lewat WhatApps, ditanyakannya perasaanya kepadaku, aku gemetaran dan tak menyangka,smua prasaan ku bercampur, akupun tak langsung menjawab, dan dia pun sepertinya takut akan aku tolak, aku sungguh bahagia , rasanya aku mau terbang ke langit ke 7.
Dan akhirnya aku menjawabnya. aku langsung memberitahukannya kepada teman dekat ku,mreka sangat bahagia,  dan sepertinya mulki merasa bahagia
Mi kamu nggak ngerasa aneh? Dari tadi aku hanya diam,aku takut menembak mu mi,aku takut akan kamu tolak , ujar mulki
Dan aku pun tertawa , aku sudah menduga, tapi mau gimana lagi

Setelah 5 bulan pdkt akhirnya kami jadian, aku tidak menyangka, ini adalah pdkt ku yang terlama. Senang sedih sudah banyak kami lalui bersama,  akhirnya teman2 aku dan teman2 dia tau kalau kami berpacaran, da meeka mendoakan kami agar kami selalu bersama dan bahagia. Waktu demi waktu kami jalani dengan sama-sma memberikan smngat motivasi dan landasan utama hubungan kami adalah kejuuran dan kasih sayang dan cinta. Semoga kisah cinta kami terus berlanjut dan bahagia dan harus slalu ku ingat kalau cinta kami berawal karna nonton bola, dan smoga cinta kami selalu hitz seperti banyaknya penonton bola, AMINN J










Destiny and imaginatinon
Oleh : Asri Tesi Ramadhani
XI MIPA 5

Kekuatan yang  paling besar dan kuat yang mampu mengubah segalanya  ialah kekuatan “cinta”. Cinta dapat membuat orang  buta akan kenyataan yang ditakdirkan, dan cinta bisa membuat semua orang mempunyai nyali yang besar untuk melawan takdirnya. Membuat cerita berakhir sesuai dengan imajinasinya, tapi cinta yang tuluslah yang akan tetap hidup menerangi kehidupan cintanya.
Disaat semua orang tidak bisa menerima takdir, disaat itulah cinta akan membawa kesabaran dan keikhlasan mengiringinya. Karena, tidak selamanya cinta bisa dimiliki, dan cinta tidak bisa dilihat tapi hanya bisa dirasakan, dirasakan oleh hati yang lembut dan bersih.

* * *

Hanya suara lembaran –lembaran kertas yang dibolak balik diiringgi beberapa anggukan kecil, ditambah dengan sesekali tatapan tajam yang entah apa itu artinya.  Suara detak jantung kupun akhirnya menggalahkan bunyi detakan jarum jam di ruangan ini. Begitu hening, tapi menegangkan. Membuat keringat dinginku berlari berpacu keluar dari dalam tubuhku, membuat hampir seluruh pakaian yang kukenakan basah olehnya.
“Ngmm.....” Deheman kecil itu berhasil memecahkan keheningan di dalam ruangan ini.
“Kamu diterima”. sahutnya .
Kalimat itu hampir saja membuka suaraku untuk ingin berteriak. Keringat dingin ku pun akhirnya  berhenti mengalir, dengan tidak sadar deretan gigi putihku pun terlihat menghiasi wajahku. Seakan aku bisa bernafas lagi, rasa gugupku pun seketika hilang. Hanya dengan aku mendengar sebuah kalimat. Kalimat persetujuan.
“Selamat ya.”
Suara beserta uluran tangan itu juga berhasil memecahkan pikiranku. Sedikit gugup, namun terus kupaksakan .
“Ya terima kasih banyak bu, ibu telah mau menerima saya untuk bergabung dengan ibu.”  jawabku sambil tersenyum manis.
Tak lupa aku membalas uluran tangan itu, aku bisa merasakan dari tubuh nya. Begitu profesional. Yah, begitulah yang dapat ku banggakan dari lawan bicaraku ini yang kini telah remi menjadi atasanku di perusahaan rumah mode milihnya “Rumah Mode Gucci”.
“Oh yah bu Maya, kapan aku bisa mulai bekerja di sini?”  tanyaku dengan suara yang masih terdengar sedikit gugup.
“Besok.” jawabnya mantap.
“Kalau begitu terima kasih sekali lagi, saya pamit dulu Bu Maya”.
“Silahkan”.

* * *

Gadis cantik itu terus fokus memilih beberapa dress yang ada di dalam lemarinya, yang akan dikenakkannya di acara dinner malam ini bersama kekesih hatinya. Yap! Gadis cantik ini adalah Valery, yang berstatus sebagai kekasih hatinya Tristan, seorang pengusaha muda. Kini pilihannya telah jatuh kepada dress hitam selutut hasil rancangannya sendiri. Dengan menggunakan sepatu hak tinggi bewarna senada dan rambut yang dibiarkan terurai beserta make up tipis yang membuat semua orang akan jatuh cinta dengan kecantikannya. Penampilan yang simple tapi elegan.
“Tin! Tin !....”
Suara klakson mobil akhirnya memecahkan imajinasinya, dengan anggun  ia keluar menuruni tangga rumah untuk  menemui kekahsinya itu yang telah menunggu di luar sana. Tap! Tak ada kata-kata yang keluar di dalam mulut Tristan saat Valery dihadapannya, hanya decak kagum yang ada di dalam pikirannya dan dengan segera ia membuka pintu mobilnya untuk Valery, memperlakukan Valery bak seorang tuan putri malam ini dan  melajukan mobil mewahnya meninggalkan rumah Valery.

* * *

Tak henti-hentinya Valery terus menceritakan kebahagiaan yang terus ia rasakan kepada sahabatnya itu. Tanpa Valery sadari cerita kebahagiaannya itu membuat rasa benci terhadap dirinya bertambah besar. Yah, itulah Franda. Sahabat Valery sejak mereka SMA. Kini Franda mengikrarkan kebencian terhadap  Valery. Bagaimana tidak sejak berita bahwa Valery di terima diperusahaan rumah mode dan ia telah resmi menjadi designer, ditambah dengan penuturan Valery bahwa ia telah dilamar oleh Tristan. Hati Franda seakan ditusuk oleh ribuan sembilu yang tanpa ampun menyayat-nyayat hatinya. Dan rasa kebencian itu seketika bergejolak di dalam hati Franda.

Kini Franda memang benar-benar merasakan pahitnya hidup, yang bertolak belakang dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh Valery. Seakan kebahagiaan itu memang diciptakan hanya untuk Valery seorang, dan tidak akan pernah datang menghampirinya. Ya, kini Valery menjadi orang teratas dalam urutan kebencian di dalam hati kecilnya.
Setiap Franda mencoba untuk ikhlas, namun seketika rasa keiriannya muncul rasa bencinya menjadi tambah meluap terhadap Valery. Terlebih setelah Tristan memang tidak mau meluangkan waktunya untuknya dan Tristan selalu lebih memilih menghabiskan waktu bersama kekasih hatinya itu, dan kerena Tristan itulah Franda sangat membenci  Valery.
Semakin lama, semakin besar. Kebencian itu akhirnya mengalahkan persahabatan  yang telah dijalinnya sejak ia SMA. Tak bisa ditahan Franda akhirnya berniat untuk melakukan ide piciknya itu. Membuat cerita berakhir  sesuai dengan imajinasinya.


* * *

Ruangan yang masih dihiasi oleh beberapa lembar-lembaran kertas bergambar rancangan busana yang masih berserak-serakkan. Penuh keheningan. Ruangan yang biasanya tempat untuk menyalurkan inspirasi yang menghasilkan ribuan karya yang sangat indah dan memiliki nilai jual yang tinggi. Ruangan yang satu-satunya menjadi saksi bisu tentang suatu peristiwa yang menjadi teka-teki. Ruangan seorang gadis cantik 24 tahun. Ruangan yang kini penuh dengan garis-garis kuning. Ruangan tempat Valery berkerja skaligus tempat Franda membuyikan lonceng kematian terhadap Valery. Ruangan penuh tanda tanya.

* * *

Tristan masih tidak percaya dengan semua kejadian yang menimpahnya saat ini. Ia hampir saja gila mendengar kabar bahwa  Valery tiada. Dia lebih gila mengetahui pelaku pembunuhannya. Dan dia lebih sangat gila mendengar alasan pelaku membunuh kekasihnya itu.
“Maaaff...,aku tidak sengaja Tristaan”.
Hanya suara memilukan itu yang keluar dari mulut Franda, suara meminta belas kasihan. Berulang kali Franda melontarkan kata maaf yang disertai isak tangis yang keluar dari mulutnya dan air mata yang tak henti-henti membasuh wajah pucatnya itu. Namun rasa benci dan kecewanya tidak bisa terobati lagi walaupun dengan lautan air mata pun.
“Sekarang apa yang ada di dalam imajinasimu sudah terwujud. Tapi ingat, takdir cinta tidak bisa diubah walaupun dengan imajinasi yang tinggi dan dengan cara sepicik apapun”.
Ucapan datar Tristan yang penuh penekanan membuat erangan penyesalan Franda meledah. Seakan erangan itu membuat siapa saja yang mendengarnya merasakan iba.
Namun, berbeda dengan Tristan ia hanya menganggap erangan itu hanya sekedar angin yang lewat. Melihat hal itu, Franda tidak tinggal diam ia terus berusaha untuk mengapai tangan Tistan dan bahkan ia bersujud di kaki Tristan. Namun hasilnya nihil. Dengan  nada suara yang memiluhkan Franda mencoba untuk mendapatkan maaf dari lelaki yang ia cintai ini.
“Sampai kapan kamu memaafkanku? Sampai kapan? Sampai aku di penjara? Aku minta maaf, aku tidak mau dipenjara Tristan. Tolong aku!”.
“Sampai. Valery. Kembali!”. ucapan datar penuh penekanan.
Ucapan itu membuat gelengan dan erangan menyakitkan keluar lagi di mulut Franda. Tak lama Tristan mengeluarkan suara lagi.
“Besok sidang putusan pertama di mulai. Jam 08.00. Kamu harus datang!”.
Hanya ucapan datar penuh penekanan yang keluar lagi, sepertinya itu telah melekat menjadi karakter di diri Tristan tepatnya sejak Valery tiada. Karena Tristan tidak bisa lagi mengendalikan emosi dan amarahnya. Tampa pamit Tristan keluar dari rumah laknat itu dengan kondisi matanya yang memerah  sambil mengepalkan tangan .

* * *

“TOK!!... TOK...!! TOK!!”
Bunyi palu ketiga menandakan kasus Valery selesai. Yah, akhirnya Franda dinyatakan bersalah dan akan dihukum seumur hidup. Paling tidak itu telah membuat cela lega di hati Tristan. Tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan dan mencoba bangkit dalam keterpurukan, mencoba ikhlas . Yap! Tristan akan berusaha untuk keluar dari bayang-bayang Valery, karna ia tau hidupnya masih sangat panjang dan banyak mimpi-mimpi yang belum ia capai. Dan kata imajinasi selalu di ingatnya bahwa “ imajinasi tidak selalu bisa terwujud apabila imajinasi itu tidak di setujui oleh tokoh lain. Karena, setiap tokoh mempunyai cara tersendiri untuk mewujudkan imajinasinya itu. Berlapang dada itu lebih baik ”.









TUGAS BAHASA INDONESIA
NAMA : CHYKA DWI LESTARI
KELAS            : XI MIPA 5

Status Tak Mencerminkan Moral
Burung-burung beterbangan dengan bebas. Rumput dan pepohonan yang hijau membuat mata menjadi segar. Ditambah suara burung yang menenangkan hati. Angin yang berhembus menyentuh padi-padi yang sudah menguning. Membuat padi-padi itu menari ke kiri dan ke kanan. Semakin hari semakin merunduk. Di balik semua itu, ada sosok Pak Ali yang pantang menyerah. Bekerja di bawah sinar matahari yang menyengat dan bermandikan keringat. Demi keluarganya.
Biasanya Pak Ali bekerja di bantu oleh Bu Tuti. Namun, sudah beberapa minggu ini Bu Tuti sakit. Pak Ali dan Bu Tuti memiliki anak perempuan bernama Rani. Setiap hari Rani selalu mengantarkan bekal ke sawah untuk ayahnya.
“ ayah, aku membawakan bekal. Ayah makan dulu ya.”
“ terima kasih ya nak, bagaimana sekolahmu hari ini?”
“semua baik, aku mendapat nilai yang bagus saat ulangan.”
“ baguslah, kau memang pintar anakku”.
Rani adalah anak yang pintar di sekolah. Dia selalu mendapat nilai yang bagus. Rani juga merupakan anak kesayangan gurunya di sekolah. Selain memiliki otak yang pintar, dia juga memiliki budi pekerti yang baik.
Pada malam hari, Rani selalu mempersiapkan peralatan yang diperlukan saat sekolah. Rani menyetrika baju terlebih dahulu, lalu dia mempersiapkan buku dan alat-alat tulisnya. Selain itu Rani juga membaca materi yang akan dipelajarinya esok hari. Agar dia lebih memahami dan melebihi teman-temannya yang lain.
Rani bangun pagi sekitar jam setengah 5. Rani dan keluarganya selalu melaksanakan sholat subuh ke mesjid di dekat rumahnya. Setelah itu Rani segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi sekolah. Sebelum berangkat Rani selalu menyempatkan untuk sarapan pagi terlebih dahulu. Karna Rani tidak mempunyai uang saku yang cukup untuk membeli makanan di sekolah. Setelah semuanya selesai, Rani berangkat ke sekolah bersama teman dekatnya, Ana. Ana tinggal di dekat rumah Rani. Mereka sudah berteman sejak kecil.
Rani dan Ana berangkat sekitar pukul stengah 7. Karna rumah mereka cukup jauh dari sekolah. Mereka pergi degan bejalan kaki menyusuri jalan kecil berbatuan yang belum tersentuh perhatian pemerintah sama sekali. Selain itu, mereka juga harus menyebrangi sungai degan perahu kecil. Namun, tidak mengurangi semangat mereka untuk menuntut ilmu.
Di sekolah, Rani orang yang pendiam. Berbeda dengan Rani, Ana adalah orang yang keras dan berani. Ana selalu membela Rani jika ada yang mengganggunya. Ana tidak suka melihat Rani yang disakiti oleh temannya yang jahat. Pagi itu Dino yang tidak pernah senang melihat Rani menjelek-jelekannya dengan cacian yang begitu menyakitkan.
“kau tidak pantas sekolah disini! Pergi sana!”
‘kenapa? Apa salahku?”
“aku tidak suka melihatmu di sini. Kau orang miskin!”
“ kenapa kau begitu jahat kepada ku?”
“kau lebih pantas membantu ayahmu di sawah!”
Rani hanya bisa menangis, karna tidak berani melawan perkataan Dino. Dino adalah anak orang kaya. Dino anak yang manja. Dino tidak suka melihat Rani karna Rani selalu melebihi Dino. Rani lebih pintar dan lebih disayangi gurunya. Dino iri kepada Rani.
“apa katamu? Tidak pantas? Semua orang berhak untuk sekolah. Sekolah bukan hanya untuk orang kaya”. (Ana menghampiri Dino yang sedang mencaci sahabatnya itu)
“kau tak usah ikut campur! Aku tidak ada urusan denganmu!”
“jangan pernah menghina temanku lagi! Atau aku akan melaporkanmu kepada Ibu guru!”
Ana selalu datang tepat waktu untuk membela Rani saat bertengkar dengan Dino. Ana sangat sedih melihat temannya yang dihina seperti itu. Ana berusaha menenangkan hati Rani.
Sesampainya di rumah setelah pulang sekolah. Rani langsung mengantarkan makanan kepada ayahnya. Rani menceritakan kejadian yang terjadi di sekolah. Pak Ali berusaha menghibur Rani agar tidak tersinggung oleh perkataan Dino.
Keesokan harinya, seperti biasa Rani pergi bersama Ana ke sekolah. Rani dan Ana akan ulangan biologi. Mereka sudah mepersiapakannya sejak kemaren.
Setelah Ibu guru membagikan soal, Rani langsung mngerjakan soal dengan serius. Namun, Dino terlihat gelisah. Dino tidak mempersiapkan diri untuk ulangan. Dino berusaha mencontek jawaban teman di sampingnya agar nilai Dino tidak jelek.
Satu jam berlalu, Ibu guru menyuruh semua siswanya untuk mengumpulkan jawaban dan soal ulangannya. Ibu guru langsung memeriksa dan membacakan hasilnya. Ternyata Rani dan Ana mendapat nilai tertinggi, dan yang mendapat nilai terendah adalah Dino. Namun Dino tidak terima nilai Rani lebih tinggi darinya. Karena tidak terima nilai Rani lebih tinggi darinya, Dino memfitnah Rani kepada Bu Guru.
“aku melihat Rani melihat contekan Bu.”
“apa kau yakin Dino?’
“ya, aku benar-benar melihatnya tadi,”
Ibu guru mempercayai perkataan Dinio, lalu memarahi Rani. Rani berusaha membela diri tapi Ibu guru tidak percaya lagi kepada Rani.
Sewaktu istirahat, Dino dan teman-temannya bermain dan berlari-lari di depan kelas menuju ke arah tangga. Dino tiba-tiba hampir jatuh, namun di sana ada Rani dan Rani langsung membantu Dino agar tidak jatuh.
Sejak saat itu Dino tersadar, Rani adalah orang yang baik dan Rani juga tidak pernah jahat kepada Dino. Hanya Dino iri kepada Rani, sehingga berbuat seperti itu. Lalu Dino meminta maaf kepada Rani. Dan memberitahu kepada Ibu guru kenyataan yang sebenarnya bahwa Rani tidak pernah melihat contekan saat ulangan. Namun, Dino lah yang mencotek saat ulangan kemaren. Dino berjanji tidak akan menghina Rani lagi.Walaupun Rani adalah anak dari seorang petani, tapi prilakunya lebih baik daripada Dino yang anak orang kaya.


















Akhirnya akan baik jika awalnya baik
Oleh : DERIZKI FAJRI

Di hari pengmuman hasil lamaran pekerjaan , Rola yang sangat yakin sekali bahwa ia akan diterima di perusahaan asing itu. Dan ternyata namanya tidak muncul  di deretan orang yang diterima di perusahaan asig tersebut. Kepala nya mulai penuh denga bayangan cacian hinaan dari orang orang sekelilingnya yang telah menasehatinya , karena melamar pekerjaan dengan mengeluarkan biaya yang sangat banyak atau masuk dengan cara menyogok orang yang dipikirnya bisa memasukkan nya dengan mudah ke perusahaan asing itu. Rola pun langsung berlarian keruangan tempat ia melakukan transaksi haram sogok menyogok itu. Setelah mendobrak pintu perusahan itu dengan kasarnya, ia tiba tiba jatuh lemah tak berdaya, orang yang ia cari itu tak ditemukan dan ia berusaha bertanya pada orang yang ada di kantor tersebut, dan ternyata orang yang dicarinya tersebut tak dikenal oleh siapapun, dan saking paniknya Rola pun jatuh pingsan, dan ia dilarikan kerumah sakit. Keluarga Rola pun dihubungi.
Tak lama kemudian keluarga Rola pun dating ketempat Rola dirawat, keluarganya padahal sering memperingati Rola apalagi ibu Rola yang sering mengatakan bahwa kalau awalnya baik, pasti hasilnya akan baik pula, tapi rola tak mendengarkannya, Rola sangat menyesal atas apa yang telah ia lakukan dan karena tidak menghiraukan kata ibunya itu. Rola sangat putus asa atas apa yang telah dialaminya itu, ia hamper mengakhiri hidupnya itu , tapi ibunya datang menemui Rola , ibu Rola sangat mengerti atas apa yang dialami anak nya,Rola langsung memeluk ibunya dengan rasa yang penuh penyesalan, dan ibunyapun membalas pelukan anaknya itu dengan penuh kasih sayang , sang ibu menegakkan kepala Rola dan memberikan motifasi pada Rola , agar rola kembali bangkit atas keterpurukannya itu,dan Rola pun menerimanya dengan baik dan ia berjanji bahwa ia tidak akan mengulangi tindakan itu dan ia akan memegang teguh perkataan ibunya yaitu “sesuatu yang diawali dengan yang baik baik pasti hasilnya akan jauh lebih baik pula, dan sebaliknya apabila sesuatu itu dimulai dengan yang buruk , pasti hasilnya akan lebih buruk”, ia berjanji akan menanamkan prinsip itu dihatinya.Rola  memulai kembali hidupnya , ia belajar dari yang kecil kecil, ia yakin ia akan berhasil di suatu saat nanti.
Dan disuatu hari terdengar kabar bahwa ada suatu perusahaan membuka lowongan pekerjaan, Rola berusaha melamar diperusahaan itu, dan rola sudah bertekat dihatinya bahwa ia akan memulai dengan yang baik baik. Sebelum pergi untuk melamar pekerjaan , Rola pergi untuk meminta restu ibunya agar ia berhasil dalam kesulitan yang akan ia jalani, dan ibunya berkata “semoga kau selalu berhasil dalam segala urusan apapun nak, amiin”
Setelah lama menunggu hasilnya, akhirnya tibalah saatnya untuk pengumuman hasil penerimaan karyawan baru di perusahaan itu, dan Rola pun melihat hasil pengumuman itu, dan tak disangka sangka
Namanya tercantum di deretan orangorang yang diterima di perusahaan itu, mungkanya yang gugup pucat seketika berubah menjadi wajah yang senang tiada tara. Rola pun langsung bersujut ke bumi dan berterima kasih kepada tuhannya dan langsung memperlihatkan kepada ibunya bahwa ia telah berhasil diterima di suatu perusahaan yang rumayan sulit untuk dimasuki oleh orang biasa. Sekarang Rola benar benar yakin atas apa yang telah ibunya katakan kepadanya bahwa “sesuatu yang diawali dengan yang baik baik pasti hasilnya akan jauh lebih baik pula, dan sebaliknya apabila sesuatu itu dimulai dengan yang buruk , pasti hasilnya akan lebih buruk”. Ia akan selalu memegang teguh kalimat itu dihatinya.
***






Oleh            : fitri juanggri
            Hari, minggu, bulan, tahun mulai berganti. Namun hati dan cinta mereka belum juga dapat disatukan. Begitulah Arya dan Senja hidup dengan kehampaan,  keegoisan, serta lika-liku hidup yang mereka hadapi semasa remaja.Mereka tidak dapat mengungkapkan perasaan mereka masing-masing. Setelah mereka dewasa dan memiliki pekerjaan ,mereka dipertemukan sang pencipta  disebuah tempat  sebagai momen terakhir perjalan cinta mereka.
***
Suara hiruk pikuk terjadi diantara keramaian peserta dan panitia MOS. Disana terdapat seorang siswi cantik ,lincah, dan pintar yang bernama Senja.Ia sedang dimarahi oleh kakak seniornya Arya. Senja memakai sepatu pink dan rok yang terlalu pendek, sehingga Arya memarahinya karena tidak mentaati peraturan.
“Apa kamu tau kesalahanmu?” Arya memelototi matanya kepada Senja.
“Saya tau kak, maafin saya ”, sambil menundukkan kepalanya .
“Kamu tau nggak peraturan sekolah ini?”
Belum sempat Senja menjawab pertanyaan Arya,bel  berbunyi  sebagai tanda adanya perkenalan guru-guru dengan siswa-siswi baru. Senja merasa gemetaran setelah dimarahi Arya,sejak itu Senja membenci Arya. Tiga hari sudah terlewati  MOS berakhir, sebab itu Senja merasa lega dan bebas. Akan tetapi ia agak merasa aneh dan salah tingkah ketika ada seorang pria yang memandangnya tanpa berkedip,ternyata pria itu Arya.Perasaan hati Senja merasa deg-deg’an ketika  Arya memperhatikannya ,lalu pura-pura berpaling ketika Senja melihat ke arahnya.
           Suasana bersalam-salaman dan bermaaf-maafan antara panitia dengan peserta MOS  berlangsung haru.Namun ,paling mengherankan ketika Senja bemaafan dengan Arya.Arya hanya bersalaman dengan memalingkan wajahnya kesamping tanpa memandang wajah Senja ,seakan wajah Senja ‚“Bagaikan wanita yang buruk rupa“.Diantara gerombolan siswa lain tampak keraguan dan penuh pertanyaan di kalbu Senja.
      
  “Mengapa dia menatapku begitu?“
 ‘‘Apakah ada yang dariku?‘‘.Tidak,tidak,tidak mungkin pasti ada sesuatu yang dia sembunyikan.
***
          Hari-hari Arya memperhatikan Senja dari kejauhan ,hatinya begitu bergejolak  ketika melihat Senja seakan ada bidadari yang jatuh dari langit.Disisi lain ia ingin mengutarakan isi hatinya yang penuh  kasih sayang dan penuh bintang untuk di persembahkan kepada Senja.Mengingat kejadian di waktu MOS hati Arya.“Apakah Senja mau menerimaku atau dia membenciku sejak kejadian itu“

***
           Dijiwa lain parasaan tak menentu juga dirasakan Senja yang makin hari makin heran melihat  tingkah laku Arya.Walau diluarnya Senja mengatakan Arya itu pemarah dan patut dibenci.Tak dapat disangka  perasaan seorang wanita bagaikan sutera jika diluarnya tampak kasar tetapi di hatinya sangat lembut Senja berperasaan tidak menentu ketika ia tau Arya menatapnya walaupun dari kejauhan.Perasan itu bertumbuh seiring berjalannya waktu serta menimbulkan benih-benih cinta di dalam kalbu perampuan itu.Senja sangat menutupi perasaannya itu agar tidak diketahui orang lain terutama Arya,karena jika diketahui orang lain ia pasti akan malu dan takut ingkar janji .Senja dahulu pernah berjanji di hadapan  sahabatnya Cakra bahwa dia tidak akan suka apalagi jatuh cinta kepada Arya.Cakra berpesan agar Senja ‚‘‘jangan membenci seseorang tanpa memahami diri  orang itu“.Itulah kata-kata yang tergiang dalam ingatan Senja.
          Malam diterangi kelap-kelip cahaya  yang tampak di langit hitam di iringi suara jangrik.Senja menatap kelap-kelip itu sambil membayangi wajah Arya .Ditempat lain Arya juga memikirkan Senja.Mereka memikirkan hal yang sama satu sama lain dari sebuah lubang berbentuk persegi yang dapat dibuka dan ditutup.
          Keesokan harinya di sekolah Arya  mau hubungannya dengan Senja  membaik,dengan tekad baja yang tak bisa dicegah siapapun Arya menghampiri Senja  lalu menceritakan bahwa ia tidak bermaksud untuk memarahi Senja di waktu MOS dan ia ingin bertemanan dengan Senja .Mendengar pernyataan Arya ,Senja mau memaafkan nya,Senja juga meminta maaf kepada Arya.Semenjak itu  mereka sangat dimana ada Senja disitu ada Arya, bak kata pepatah “Dimana Ada Gula Disitu Pasti Ada Semut“.Hal itu membuat Cakra iri“Sejak Senja akrab bersama Arya ,Senja tidak memiliki waktu lagi bersamaku“.
         
          Di tengah keramaian dan jiwa-jiwa  hidup  yang berkeliaran di sebuah tempat yang menjadi pusat untuk melepaskan lapar dan dahaga,di sana terdapat dua sejoli yang duduk berdampingan diiringi suara canda mereka.Dalam keadaan itu datanglah seorang yang bergegas menghampiri dua sejoli itu.
“Senja,kamu kenepa telah melupakanku sejak kamu sudah temanan sama Arya?”.Senja pun terlonjak kaget melihat Cakra,lalu Senja menceritakan ia tidak bermaksud begitu,ia hanya tidak memiliki waktu bersama Cakra.Cakra merasa sakit hati kepada Arya dan ia bertekad untuk memisahkan mereka dengan cara memfitnah Arya.”Senja kamu tau nggak?,sebenarnya Arya bertemanan dengan mu karena ingin mempermainkan mu”.
“Apa?,itu tidak mungkin,karena dia sudah minta maaf kepadaku dengan sungguh-sungguh,kamu pasti bohong!”.
“Tidak,mengapa aku bohong kalau kamu tidak percaya lihat sendiri nanti”.
          Kebetulan sepulang sekolah Senja melihat Arya bersama gadis cantik dan mereka berdua terlihat sangat dekat dan akrab.Perasaan hati Senja bagaikan api yang sedang membara melihat kejadian itu.Senja langsung meredakan gejolak hati itu dengan berfikir “untuk apa aku cemburu,aku bukan siapa-siapa Arya.Tidak bisa dipungkiri lagi Senja memang jatuh cinta pada Arya.Tapi melihat kejadian itu Senja merasa sedih,ternyata Arya sudah menduakannya.Senja bertekad untuk melupakan Arya.
          Di sekolah,setiap bertemu Arya,Senja cuek dan tidak menjawab pertanyaan Arya serta menghindar dari semua ajakan Arya.Arya bingung dan tidak tau ingin berbuat apa dengan perilaku Senja akhir-akhir ini.Segala cara Arya lakukan untuk membujuk Senja agar dia menceritakan masalahnya,tetapi Senja hanya diam.
***
          Sekarang Arya sudah tamat dari SMA,lalu ia akan melanjutkan sekolahnya ke PTN luar negri,sedangkan Senja masih duduk di kelas tiga SMA.Hubungan Senja dan Arya tidak juga membaik sejak Senja tidak mengacuhkan Arya pada waktu itu.Arya ingin melupakan Senja tetapi karena Senja merupakan cinta pertama Arya,Arya tidak bisa melupakan Senja dan tetap akan setia pada kata hatinya.Yang lebih menyakitkan hati Arya ketika Senja sudah memiliki teman dekat yaitu Cakra,Arya berprasangka Senja sudah melupakannya.Arya tidak ingin menganggu Senja dan memutuskan untuk pergi tanpa berpamitan kepada Senja.
                                                            ***                 
           Sebenarnya Senja juga masih setia kepada Arya,tetapi dia tidak ingin mengungkapkan perasaannya.Dan masih bersikukuh akan sikapnya yang mengacuhkan Arya.Dalam lubuk hati Senja ia masih menanti kabar dari Arya serta kemana Arya melanjutkan sekolahnya.Memang tidak bisa kita berkehendak sendiri,Arya tidak akan  pernah lagi datang ke Senja pada saat itu.Senja menyesal atas segala perbuatannya,ia telah mengambil keputusan sendiri tanpa mendengarkan penjelasan Arya pada waktu itu.Apalah yang akan ia lakukan karena Arya sudah pergi dan tak tau ada dimana.
***
            Beberapa tahun kemudian Senja sudah bekerja,dia mendengar kabar dari teman-teman alumni SMA bahwa Arya sudah lulus di PTN luar negri dengan gelar yang tinggi.Sekarang ini arya sudah pulang dari luar negri,kabar-kabarnya Arya pulang mengadakan acara perkawinan.Mendengar hal itu terengguk lah jiwa Senja.Senja mengangguk dalam hati”hari berbahagia Arya sudah datang aku harus mengucapkan selamat kepadanya dan meminta maaf atas kesalahanku di waktu sekolah.Pada hari perkawinan yang didengarnya.Senja memakai gaun yang sangat indah untuk menghadiri acara perkawinan itu.Sesampainya Senja diacara itu suasana disana sangat meriah dan penuh canda tawa.Senja berpikiran pasti Arya sangat tampan bersanding dengan pasangannya itu.Anehnya Senja merasa heran ketika sampai di dekat pengantin,dia hanya melihat pengantin perempuan saja yaitu orang yang ia lihat bersama Arya diwaktu SMA,sedangkan pengantin pria nya tidak Arya.
       Berjuta tanda tanya ada dikepala Senja,maka ia bertanya kepada pengantin perempuan itu.”Hai,kenapa kamu tidak berpasangan dengn Arya?”
  “Apa?,oh tidak.....,Arya adik saya,mana mungkin saya menikah sama dia,kamu siapa?”Senja terkejut karena selma ini dia menyangka itu adalah pacar Arya,dan ternyata itu adalah kakak Arya.
Senja menjawab pertanyaan kakak Arya sambil grogi”saaa..ya...,Senja kak,maaf ya kak,selama ini saya mengira klau kakak adalah pacarnya Arya.
“Tidak apa-apa,kamu Senja yang sering dibicarakan Arya itu kan?”.Belum sempat Senja menjawab pertanyaan kakak,tiba-tiba Arya muncul di samping Senja lalu ia berkata”ia kak,dia Senja yang sering Arya ceritakan sama kakak,cantik kan kak?”
“Iya,dia sangat cantik”puji kakak Arya.
         Wajah Senja yang manis bersemu merah ketika Arya bekata begitu.Arya menarik tangan Senja dan Arya meminta izin kepada kakaknya untuk bicara sama Senja.Arya mengajak Senja ke suatu tempat yang sangat indah dan romantis.Dimana di sana terdapat lilin-lilin yang telah disusun membentuk kata”SENJA I LOVE U”.Melihat itu,Senja sangat takjub dan tidak dapat berkata apa-apa.
         Disana,Arya mengungkapkan perasaannya kepada Senja sambil mengenggam tangan Senja lalu menyelipkan sebuah cincin ke jari manisnya dan berkata”maukah kamu menjadi pendamping hidupku?”
          Senja menangis bahagia mendengar perkataan itu,itulah yang ia tunggu-tunggu selama ini lalu ia mengangguk menerima tawaran Arya.










“Gara-Gara Tawuran”
Oleh            : Hesti afriani

           Di jalan Merdeka tepat pukul 14.00 WIB, Doni berjalan di atas trotoar dengan perasaan gembira, untuk pulang ke rumah Doni langsung menyebrang jalan. Sesampai Doni di tengah jalan, Doni melihat para remaja dari berbagai arah saling membawa senjata dengan cengkraman yang tajam. Ternyata para remaja itu akan melakukan aksi tawuran, Doni sangat cemas dan merasa takut karena aksi tawuran sangat berbahaya dan sangat mengerikan. Tetapi Doni juga ingin melerai aksi tawuran yang sangat mengerikan itu karena aksi tawuran adalah perbuatan yang tidak baik dan akan sangat merugikan bagi orang-orang yang ikut serta dalam aksi tawuran itu dan orang-orang disekitar.
        Doni langsung berlari dan bersembunyi di tempat yang aman. Setelah itu Doni bergegas pulang dan selalu memikirkan kejadian itu terus menerus, lalu Doni berfikir untuk melaporkan kejadian ini kepada guru nya esok hari di sekolah.
***
     
         Setelah itu,guru memanggil anak-anak tersebut, lalu bapak guru menanyakan dengan jelas kepada mereka setelah mereka mengaku ikut aksi tawuran kemaren, bapak guru langsung memberi hukuman dan akan melaporkan anak-anak tersebut kepada polisi. Anak-anak yang terlibat dalam aksi tawuran sangat marah dan tidak setuju karena akan dihukum dan dilaporkan seenak nya saja.
“Pak, saya dan teman-teman saya ikut aksi tawuran untuk membela nama sekolah kita yang diinjak-injak oleh anak sekolah sebelah, karna kami semua tidak setuju kalau bapak menghukum dan melaporkan kami dengan sesuka hati bapak saja.”
Dan bapak menjawab seribu alasan muridnya dengan tegas, “saya tidak mau tau alasan manis kalian, yang jelas kalian sudah berbuat kekerasan dan perbuatan yang sangat memalukan dan tidak mencerminkan nama sekolah ini!”
          
         Setelah guru BK menjawab dengan tegas, anak-anak tersebut memberontak dan tidak setuju atas jawaban bapak. Muridnya itu membalas jawaban bapak.
“Saya dan teman-teman saya susah payah dan bercucuran darah untuk membela nama    sekolah ini, tapi kenyataanya apa? bapak malah melaporkan kami kepada polisi, dimana letak pikiran dan hati nurani bapak yang jernih tak ternodai itu?”
“Jangan banyak alasan lagi, saya tidak mau mendengar sedikit pun kata-kata manis yang kalian ucapkan dari bibir kalian yang penuh dengan drama.” ujar tegas bapak guru.

        “Bapak sudah salah menilai kami yang telah berbuat apa yang seharusnya kami perbuat demi menjaga tempat belajar kami sehari-hari. Kami melakukan ini supaya tempat kami belajar, tempat kami bermain, dan tempat kami mengadu nasib ini aman dan tentram dan tidak ada lagi yang menghina tempat kami ini.”
“Sudah saya tegaskan sekali lagi bahwa saya tidak mau mendengar perkataan manis yang pahit itu dari anak yang tidak punya tata karma yang baik dan seenaknya melanggar kata-kata dan janji-janji tempat kalian belajar.” ujar bapak BK itu.
“Saya dan teman-teman saya tidak pernah berfikir bahwa seorang guru tega melaporkan muridnya  yang tak bersalah ini kepada polisi, saya juga tidak pernah berfikir bahwa siapa yang telah melaporkan aksi tawuran kami kepada bapak yang mempunyai hati nurani tetapi tidak memakai hatinya kepada murid nya yang telah berjuang, malah bapak yang berhati nurani itu malah memakai emosi yang tertanam dan dengkul untuk berfikir.”

         “Saya bilang saya sudah melakukan apa yang benar menurut peraturan untuk murid yang perkataannya manis namun menyakiti hati seorang guru. Saya bersyukur bahwa Doni, teman kalian telah memberitahu saya, bahwa perbuatan murid saya yang tidak punya akal sangat memalukan sekolah ini, dan saya tegaskan sekali lagi lebih baik kalian keluar dari ruangan saya.”
“Baiklah dengan kaki yang ringan, hati yang senang, pikiran yang jernih kami akan keluar dari ruangan yang berhawa neraka dan ruangan yang telah mengubur cita-cita dan harapan kami.”
***
       Rino dan teman-temannya pun keluar dari ruangan BK tersebut, saat Rino dan teman-temannya pulang Rino langsung mencari Doni temannya yang sudah tega melaporkan kejadian aksi tawuran.
“Doni, saya mau bicara dengan kamu yang manis di depan tetapi menusuk di belakang.”
 “Ada apa ya? Saya tidak punya waktu yang kosong untuk mendengarkan ocehan orang yang sudah berlaku kejahatan, dan saya harus segera pulang!” ucap Doni dengan sangat tegas.
“Kamu tau akibat apa yang sudah kamu lakukan terhadap saya?”
“Saya tidak pernah melakukan apapun kepada kamu dan saya haram melakukan apapun kepada kamu!”
”Sudahlah kamu jangan sok suci, berkata seperti kicauan burung yang tidak memiliki arti, yang jelas kamu akan mendapatkan balasan yang lebih atas perbuatan yang telah kamu lakukan!”
“Saya mau pulang, saya tidak ada urusan dengan kamu Rino!”
“Kamu harus rasakan penderitaan saya dan teman-teman saya rasakan.” Ujar Rino
“Minggir, aku mau lewat!”
“Kamu tidak akan keluar dari genggaman saya yang tajam ini yang akan membalas perbuatan kamu yang keji itu!”

      Dan secara tiba-tiba teman Rino pun menusuk punggung Doni dari belakang, Doni pun sangat terkejut dan jatuh pingsan dengan bercucuran darah yang sangat mengenaskan. Setelah Rino dan teman-teman membunuh Doni, mereka langsung pergi dan kabur dari tempat kejadian. Diperjalanan, Rino dan teman-temannya ditemui oleh polisi untuk ikut atas perbuatanya terhadap Doni dan atas perbuatannya aksi tawuran itu.

       Dan Doni pun ditemukan oleh gurunya dan langsung dibawa ke rumah sakit, setelah dokter berusaha memperjuangkan titik akhir nyawa Doni dan akhirnya Doni pun tidak bisa diselamatkan. Setelah orang tuannya Doni mendengar kabar atas meninggalnya Doni, orang tua Doni pun langsung berduka dan langsung melaporkan kejadian ini ke polisi bahwa anaknya dibunuh oleh orang. Dan ternyata yang membunuh nya memang benar Rino dan teman-temannya, dan orang tua Doni meminta kepada pihak yang berwajib bahwa Rino dan teman-temannya itu agar dipenjara seumur hidup. Tetapi kenapa pihak yang berwajib hanya memberi batasan waktu penjara nya itu 3 bulan untuk Rino dan teman-temanya? Ada apa ini?
*selesai*









Oleh             : Ilham Wahyudi amri
Dengan serakanya manusia yang mengubahnya menjadikannya  sebuah predator ulung yang selalu memakan setiap yg di laluinya.takragu sesama kodrat harus melepas roh.begitula yang menerjang negri tanjung yang semula daerah itu lapaknya para pedangang yang berpangkat dinegrinya sendiri.namun semenjak CAMPENIH orang naif yang datang dari ntah branta asalnya bagaimana cara mereka kesini munkin membesuk dari pusat bumi.”makin lama makin merajalela makin lama makin kuat” itu lah serendah kata bagi CAMPENIH.mereka menjamret apayang ada di mata cakrawalanya.apaboleh buat kurannya alusita yang di miliki tak sebanding denga orang naif itu.keadaan makin kacau di negri tajung yang malang ‘HAI KAPAN  KAMI MENGHIRUP AKAN MENCIU AROMA PERDAMAIAN KEMBALI SETELAH KALIAN MEREBUT HAK KAMI’ itulah isi hati dari umat yang bermukim di tanjung.tak disangka seorang ibu harus melahirkan di situasi yang mencakam” durdar dir dur” terdengar kina kemari takusai dari pagi hinga petang hanya .utungla dengan doa yang selalu di doa kan sembari dengan usahayag sepadan,ALLAH mengabulkanya hinga anak itu bernama ’zanki’dengan tak mampunya tuk betahan puluhan ratusa bahkan ribuan orang pergi dari tanah kediamannya untuk hijrah ke tempat yanngtak akan pernah mungkin di datangi CAMPENIH hati busuk itu.ada yang kesana ,kesitu                                              
***
Akhirnya mereka sampai disuatu kawasa di tepi hutan mereka mencium aroma kedamaian dari dalam kampung.dengan secercah semangat yang ada sekelompok kawanan yang putusasa akhirnya ada semangat untuk hidup tak lupapula banyi mungil zanki harus merasakan peri pada saat itu.kawasanitu taklai takbukan adalahkampung supoyo warga yang melihat kawanan manusia ter ongoh ongoh berpakayan angak kumal dan kurus ingin menghirup udara perdamaian yang ada di sana umat bingung dibuatnya kepada siapa mau bertanya.tampa berpikir tujuh keliling dengan ringan tangan mereka menyingsingkan lengan tuk menolong sesama mahluk tuhan mereka membantu orang pelarianitu.dengan senanghati umat yang ada di supoyo mau menerima orang pelarianitu .lama kelama an tejadi petukaran infomasi antar warga baik orang supoyo dan tanjung.lambat laut meraka dibaluri dengan budaya orang setempat.                        
***
zanki kecil kini tunmbuh besar dan siap tuk siram ilmu yang segar dikepala nya .ilmu tak tergantu pada usia dan usia tidak tergantung ilmu.yang pertamakali ditanam kan ilmu oleh ayah nya adalah ahlak.walau tak ada sekolah  untuk menuntuk ilmu secara pormal di tempatitu tapi untungla dia masih memiliki seorang ayahnya maklum ia seorang siak dulunya yangpandai dalam hal ibada.bocah kecil ini selau menghormati orang tuanya.walau hidupnya banyak badai menghadang lautan kehidupan diterjang itu yang sebenanya harus dilatih pada setiap diri.             
                                                                                                                                                                                                
         ia sering dibawah ayahnya ke tempat yang agak sunyi dengan maksud ilmu yang diterimanya maksimal.dunia memang fanah danhanya  tempat persingahan saja  oleh karnya  iya bentegi dir inya dengan ilmu tasauf sehinga ia sangup memuad idiologi sediri di usia yang masih belia.pria kecil teranguk sambil memadamkan matanya selepas menerima ilmu dari ayanya tak seperti biasannya ia merenung apa  mungkin ia mecari tujuan hidupnya mungkinsaja tak seperti biasanya begitu potongan kata demikata muncrat muncrat di benaknya  ‘keadaan tiak akan berubah jika   tidak yang melakukan perubahan itu’kata kata apa ini dari mana kalian berasal,dia selalu bertanya setiap sisi dalam kepalanya,apa yang harus kulakukan didalam keadaan tidak akan berubah jika tidak ada yang merubahnya,sipakau tunjukan dirimu janganhnya  berbicaraseperti penecut,akulah tujuan mu dan kau harus melampaui  ku ,dimanakau tujuan  aku merasa hilang bila jika tidak ada yang mau melakukan perobahan yang kan mempertemukan kebenaran yang abadi.aku tergamang melihat sebuah pintu besar yang tak mungkin terbangun megah di dalam neoronku dak ada mahluk bernyawa menemaniku hanya aku dankau tujuan,disana terpangpang gambaran aroma perdamaiyan yang ingin diluncurkan bagi ham ba yang melakukan perubahan yang terbaik.aku harus bisa bangun dari kepulan asap hitam tebal yang menghalagi ku dalam mengarung samudra kehidupan yang ku arunggi sehinga kompas yang terbuat dari tujuan memberikan berubahan besar dalam dunia ku.jauh dari kepulan asap hitam pekat itu terjadi aku akan melakukan merubah keadaan itu.yang diselimuti doa yang didorong dengan tenaga  semangat yang mengenjolak yang membangunkan si raja tidur dari ranjangnya.Ia tancapkan sesemboyan itu di dalam kalbunya di tengah-tengah cekungan besar di hatinya.
          Tukang siak adalah seonggok keahlian bapaknya,sehingga dia mantap menjalani hidup sesederhana mungkin yang membuat kapal kehidupannya tidak oleng dalam menghadapi gelombang dan hantaman karang yang sesekali dapat membuat ia risau dalam menghadapi aroma kehidupan yang ia hadapi.                             ***
          Suatu yang tak terduga tanpa arahan atau pun pemberitahuan datang pada suatu masa yang kelam,dengan iringan-iringan suara bergemuruh dan berketutuh merangkak seperti angin yang menerjang kaki bukit.Sebuah bala yang datang di desa kecil itu.Tak seorang pun tau kapan dan bagaimana tanah merah-merah itu sedikit bercampur lumpur yang begitu menggelondong besar menuruni bukit yang agak tinggi.Tak ragu gelondongan-gelondongan itu menggiling dan menutupi setiap yang dilalui tak ada segan bagi mereka untuk menghancurkan di sekitarnya.Tak ada satu kekuatan apapun hewan bernyawa untuk menahan tanah bergegas itu.Suasana makin mencekam dibaluti awan hitam yang menangis dan mengeluarkan api.Isak tangis pun keluar dari mata air di tugu,umat-umat yang melihat bala yang begitu akbar melanda,menimbun,dan mendatarkan tempat hunian para kaum.Tak ada sedikit pun yang bisa diselamatkan,kecuali nyawa yang melekat di dalam diri.
          Tak terfikir olehku  Zanki malang itu dapat membuat terowongan keselamatan baginya dalam bala tesebut,tak lama berselang nada-nada tinggi sayup-sayup pelan ataupun keras hinggap ke kuping-kuping pendengarnya yang member kode SOS gali dan gali.Dengan rasa sayang yang ada pada saudara yang tersimpan dan menyuruh untuk gali.Harapan besar tapi disertai hati yang sedih berpijak di tanah agak liat itu mulai membuka satu persatu bagian dari tanah yang telah berhenti yang berselempang energi dengan kesedihan yang bertahan lalu bertahan yang di bataasi dengan tangisan awan hitam,menyelimuti setiap pikiran umat yang terpaku pada para pengali yang bersedih hati mendayungkan cangkulnya.Perlahan demi perlahan ujung pangkul menemukan titik terang yang menerangkan pasti ada onggokan-onggokan daging yang bernyawa atau telah pergi ke sisi tuhannya.Satu persatu kerangka kaku sedikit daging dikumpulkan dari perut bumi sehingga membuat gunung kecil dihamparan para umat yang berdiri.Zanky yang melihat kakinya terbujur kaku terlentang di atas bumi yang agak berair secara tak langsung Zanky kecil yang tak tau apa-apa haru berpisah dengan mereka untuk waktu di dunia tak dipanggil dan tak dibawa, mata air kecil menetesi pipinya, lututnya terhujat ke bumi yang memberi isyarat bahwa ia tak terima bala dari tuhan itu. Tapi apa boleh buat jiwa mereka yang pergi itu telah tenang untuk pergi kehadapan sang khalik. Bisa di majaskan nasi berpulang ke pariuak
          Berlama-lama bersedih juga tak baik bagi kesehatan ntah kemana ia harus di asuh ntah kemana ia pergi, yang terpikir olehnya memulai hidup baru tanpa kasih sayang dari keluarganya, ia menyeru mengetutuh tak tahan lagi hidup di dunia. Berhari-hari, berpekan hingga berbulan ia mengharapkan kasih sayang dari orang lain, maklum ia telah di tinggal pergi oleh orang-orang yang mencintainya.
          Ia tersintak dari tidurnya yang mengkelamkan relung hatinya, akhirnya ia mengerti apa rahasia tuhan yang di berikan kepadanya. Ia berkata pada dirinya “jadi,apa-apa an yang aku lakukan selama ini. Ah.. bodoh” ia terdiam sejenak, lalu meloncat seperti roket yang meluncur. “Tidak. Lalu apa artinya yang telah aku lakukan slama ini tuk mengarungi samudra kehidupan ini. Jadi, apa artinya gelombang besar yang menghempasku, lalu menenggelamkanku selama aku hidup ini. Aku telah menjawab berbagai soal-soal kehidupan yang rumit, lalu aku jatuh dengan rintangan yang melatiku ini. Lalu kenapa hal ini dapat merubuhkan benteng kokoh yang bertahun-tahun aku bangun oleh kejadian ini, cepter-cepter kehidupanku masih banyak, banyak ritme yang tak kusangka akan menanyaiku disretai aroma kebahagiaan,tawa,sedih,tangisan, lalu kemenangan. Tampaknya ini sangat menarik karena aku di beri pangkat pengalaman bila melalui deraan-deraan kehidupan yang spekta kuler ini. Ini hidupku bukan hidup orang lain,ini duniaku bukan dunia siapa-siapa. Mmmm.. jadi aku ini apa ? seorang pengecut yang takut pada ketakutan,yang tunduk pada keadaan. Dengan menggunakan kekuatan waktu akanku preteli bahasa-bahasa loyo itu untuk dibuang dalam hidupku”.Dia pun segera  berdiri tegak di atas pagu dan berkata “akulah pelayar kehidupan yang tangguh” serunya pada diri, menghentakkan kakinya  tanpa heran ia memijak .
***
          Apakah mungkin pelayar ulung itu dapat mengarungi lagi rentetan badai yang ia hadapi, bisa jadi ia atau malah ia hancur diselimuti kegelapan dalam hati. Kini ia telah menjelma menjadi matahari pagi yang segera menyonsong siang dengan bahagia, reaksi ini mungkin di analogikan melalui bersamaan 2X90 atau 80X2 dan apa mungkin 360X3 hanya dia yang akan menjawabnya, dengan meletakkan kompas tujuannya ia segera bergegas ke pulau cita-citanya di balik samudra di balik kriterianya yang tak di sebutkan di dalam peta pelayarannya. Semenjak itu, ia menjadi motor penggerak yang menghangatkan orang-orang di sekitarnya.Seiring dengan kekuatan waktu dijid demi dijid ia naiki untuk menjadikan hidup yang lebih baik di antara yang terbaik, jantungnya terpompa lebih dari biasanya,oto yang bekerja berbagai sendi-sendi tulang yang menggerakkan tubunya, mata yang slalu menatap diiringi dengan doa bahwa ia akan melakukan perubahan . Zaman terus berubah, kampung yang dulu kumuh kini disulap olehnya menjadi taman-taman yang indah. Hidup mereka  disana mulai membaik.
          Berita kegembiraan yang datang dari tepi hutan berbaur menyebar. Tak disangka pendengaran CAMPENHI mendengar dan menerima dengan baik berita tersebut. Dan mereka tergiur untuk memiliki daerah kecil yang sejahtera. Mata CAMPENHI pun hijau dan haus dengan 3G nya yang akan mengakses kekayaan kesegala pelosok-pelosok daerah yang ia pijakkan. Ntah kapan CAMPENHI pernah puas terhadap daerah jajahannya, tak cukup satu yang mereka mau hanya seribu, begitulah CAMPENHI yang mewabah di lokasi pijakannya.
Zanki kecil yang terlalu banyak mengecap pahit asamnay kehidupan yang lebih banyak dari pada anak-anak seumurannya. Dengan kekuatan waktu ia rubah dirinya menjadi lebih jernih dan bersih sehingga membuatnya berinkernasi menjadi pelayar kehidupan yang tangguh yang menantang arah angin sehingga ia mengubah kekuatan angin itu menjadi pengayuh kapalnya, tak penting seberapa besar gelombang yang di hadapi, yang penting ialah bagaimana cara melawan gelombang besar itu sehingga tak tertutupi mata hati.
          Remaja kecil itu telah tau inti kehidupan duniawi ini, siapa yang lebih kuat bekerja dan memahami keadaan ialah pemenang. Kini ia menjadi peria yang semangat yang tak ragu dalam menghadapi parah ombaknya, itulah saatnya untuk mengumpulkan yang telah tertumpah walaupun ia tidak berasal dari daerah tersebut, tapi ia menghargai tanah kebesarannya. Tak penting seberapa canggih senjata untuk melawan namun perlu besarnya semangat untuk melawan kejahatan.
          Denagn cepat CAMPENHI menyusun langkah-langkah sistematis tuk melumpuhkan sejengkal demi sejengkal daerah yang di bidik mereka. Seprti biasa warga di desa tidak terima dengan kekejaman CAMPENHI berdarah dingin itu, seluruh pemuda sepakat tuk melawan predator, namun tidak pendapat para sesepu desa, mereka malah memilh dengan cara yang halus,tampaknya air akan mengalahkan api. Semangat yang telah meluap-luap berkobar dalam jiwa yang ingin tukdihargai sejak tadi kini mulai menurun. Sesepu menyeru buat apa perlawanan , tak terfikir oleh kalian barapa besar dampak dari reaksi itu. Apakah kalian masih sayang pada orang yang kalian sayangi, haruskah kami kaum tua yang bau tanah ini barkata kasar kepada kalian. Peria Zanki yang di balut dengan baju semangat ziranya yang menutupi badannya berdiri, “bukan maksudku lancang kepada mu tapi coba kau pikir apa takutnya mati semua orang akan mati  kan kugemgam roh ini dengan nyaman dan tak ku siasiakan itu apakah kita mau bersujut lantaran kita di injainjak matabat kita.fatur pun menuturkan pendapatnya di siding yang amat tegang itu ‘sebelum kami pergi ke sisi NYA,lebih baik kami membuat orang disekitar kami menjadi bahagia adakah salah melawan jika harga diri  di injak injak.aku selalu siap sejak aku dilahirkan.camkan itu’.pemuda lain menegaskan dengan lantang’hidup hanya sekali tak ada yang dua kali olehkarna itu bualah hidup itu bahagia’.kaum sesepuh pun menjawab sambil tertegun mendengar perkataan para pemudah sejati itu ‘ji ji jika itu harapan kalian lakukanlah jangan membuat kami ini kecewa dan ingat lah nyawa itu berharga,lawanlah manusia monter yang kaparat itu tampaampun karna tlah meinjak injak martabat kita,janglah pula sebelum menang jika masih ada sisa nyawa bawalah dengan semangat torehkan sejarah kalian semapukalia.kami di sini hanya dapat membantu kalia denga doa jangan pernah takut tatap lah pelawanan mereka seperti elang nenatap cakrawala.’’pegilah para perubah keadaan’’
***
BY;
;















Perubahan yang tak diduga
Oleh             : Indah Triana Putri
          Sabtu lalu siswa SMA Cendrawasih selesai melaksanakan ujian semester, jam 12.00 WIB terdengar bel sekolah berbunyi menandakan ujian berakhir. Setelah bel berbunyi, terdengar pengumuman dari aula “assalamualaikum wr.wb diberitahukan kepada seluruh siswa agar berkumpul di aula“. Seluruh siswa pun melangkahkan kaki ke aula sekolah dan meninggalkan ruang ujian masing-masing. Semua siswa bertanya-tanya untuk apa mereka di kumpulkan di aula, rasa penasaran itu pun akhirnya terbayar ketika kepala sekolah cantik itu mengumumkan tentang kegiatan camping bersama yang akan diadakan seminggu lagi, sekalian memberitahu apa saja yang perlu dibawa oleh siswa, mendengar pengumuman itu ada yang bersorak gembira dan ada yang menggerutu karena tidak suka dengan kegiatan seperti itu, karena ada yang tidak setuju, terjadilah perdebatan antar siswa. “sekian pengumuman dari ibuk, semua sekarang boleh pulang“ di tengah-tengah  perdebatan terdengarlah suara merdu bu Sarah membubarkan para siswa. Mereka pun beranjak meninggalkan ruangan besar satu pintu itu. Di gerbang sekolah terlihat beberapa siswa yang masih memperdebatkan pengumuman tadi, di sana tampak ada 5 orang remaja yang berdebat  “kalian setuju nggak sih sama kegiatan camping-camping kayak gitu ? “ tanya Mia pada 4 temannya. “aku sih setuju-setuju aja“ jawab Ica. “aku juga setuju“ jawab Rio dan Ari berbarengan. “hhhhmmm....gimana ya, kalau aku sih kurang setuju sama kegiatan camping-camping kayak gitu“ jawab Ani agak sedikit ragu. “nah...itu dia jawaban yang aku tunggu-tunggu dari tadi, aku setuju tuh sama si Ani, ngapain sih kita camping-camping gitu, mending juga tidur di rumah“ jawab Mia begitu antusias.  “dasar anak manja kalian berdua‘’ ledek Ica. “biarin aja“ jawab Mia santai. “udahlah nggak usah berdebat, toh setuju nggak setuju kalian harus ikut juga, ini kan kegiatan wajib dari sekolah “jawab Rio menyudahi perdebatan itu.
          Setelah perdebatan itu selesai, mereka pun membicarakan tentang apa saja yang harus dibawa untuk kamping, di tengah-tengah perdebatan terdengarlah suara yang memanggil nama Mia, ternyata itu Ayah Mia yang memang menjemput anak manja itu setiap hari. Mia pun berpamitan kepada teman-temannya dan berlalu meninggalkan gerbang sekolah. Karena Mia sudah dijemput Ayahnya dan sekolah kelihatan sudah sepi mereka berempat pun memutuskan untuk pulang.
          Sesampainya di rumah, Mia pun menceritakan tentang kegiatan kamping yang akan diadakan minggu depan kepada Ayahnya, karena Mia sangat manja Ayahnya sedikit cemas dengan kegiatan itu, tapi pria tinggi berkulit putih itu tidak melihatkan kecemasannya pada Mia, tak lama kemudian anak manis itu beranjak meninggalkan Ayahnya. Di ruangan yang cukup besar dan di penuhi oleh dekorasi serba pink itu Mia merenung dan memikirkan bagaimana dia di alam bebas tanpa Ayahnya, cewek manis ini memang sangat dimanja oleh Ayahnya karena sejak umur 2 tahun anak manja ini telah kehilangan Ibunya. Mia masih merenungkan apa saja yang harus ia persiapkan untuk kamping, ia berdiri dan membuka kotak besar berisikan baju-baju kesayangannya yang terletak di kiri tempat tidurnya. Melihat lemarinya itu tak satu pun baju yang bisa ia bawa ke perkemahan karena semua isi lemari itu adalah dress selutut kesukaannya. Gadis itu tambah pusing memikirkan tentang kamping, ia merasa lelah dan merebahkan tubuh mungilnya ke kasur empuk di belakangnya.
          “Mia....Mia.....bangun sayang...“ suara lembut nan merdu itu perlahan membangunkan Mia dari mimpi indahnya. “Hhhhmmmm.......Ayah“ jawab gadis itu masih setengah mengantuk. “sudah malam sayang, ayo turun kita makan malam dulu“ ajak Ayahnya dengan lembut.  “Iya Ayah, Ayah duluan saja ke bawah Mia mau mandi sebentar “ jawab Mia. “Jangan lama-lama ya“ jawab Ayahnya sambil mengecup kening anak kesayangannya itu dan berlalu meninggalkan Mia di kamarnya.
          Dengan malas-malasan Mia bangun dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi, selesai mandi Mia turun dan makan malam bersama Ayahnya, selesai makan malam Mia mengatakan pada Ayahnya tentang baju-baju yang akan dibawa ke perkemahan, pria berkulit putih itu mengerti apa maksud anaknya dan mengatakan akan memberikan uang untuk membeli pakaian dan kebutuhan Mia untuk kamping, Mia merasa senang dan berterimakasih sambil mencium pipi pria yang sangat memanjakannya itu.  Beberapa lama bercerita dengan Ayahnya Mia melihat jam dan ternyata telah menunjukkan pukul 22.00 WIB, gadis itu pun pamit untuk tidur kepada Ayahnya dan berlalu meninggalkan pria itu sendiri.
          Keesokkan paginya Mia bangun kesiangan dan terburu-buru pergi ke sekolah, pulang sekolah seperti biasa si manja ini dijemput oleh Ayahnya, tapi bedanya hari ini ia dan pria tinggi itu tidak langsung pulang, karena mereka pergi ke Mall untuk membeli semua keperluan Mia untuk kamping, tak tanggung-tanggung gadis mungil itu menguras dompet Ayahnya, setelah selesai membeli semua keperluannya, Mia mengajak Ayahnya makan ke resto kesukaannya, setelah makan mereka pun pulang.
          Hari yang di takuti Mia pun datang, pagi itu Mia diantar Ayahnya ke sekolah, di sekolah tampak orang sudah ramai dengan tas ransel yang besar, Mia pamit sambil mencium tangan pria yang paling di sayanginya itu dan berlalu meninggalkan Ayahnya di mobil, di gerbang Mia langsung bertemu dengan Ani, Ica, Rio dan Ari yang memang telah menunggu Mia dari tadi. Keempat temannya terdiam melihat penampilan Mia karena sangat berbeda dengan karakter cewek manja itu, “kenapa ? ada sesuatu di wajah aku ? “ tanya Mia kebingungan dan merasa aneh. “kamu beda banget hari ini ngil“ komen Ari tanpa menghiraukan pertanyaan Mia. Ngil adalah nama panggilan buat Mia di sekolah karena badan nya yang mungil dan wajah nya yang lucu. Mendengar kata-kata Ari Mia hanya diam dan membalas dengan senyuman ringan.
          Bus mereka pun datang, semua siswa naik ke bus masing-masing, menempuh perjalanan yang cukup jauh akhirnya mereka semua sampai ke tempat perkemahan yang telah disiapkan oleh sekolah, tempatnya ternyata tidak separah yang dibayangkan oleh Mia, tempatnya ternyata terawat dan jauh dari hutan . “ yyuuuhhuuu.......akhirnya nyampe juga “ sorak Ica penuh semangat. “ternyata tempatnya nggak terlalu kotor ya, tempatnya terawat kayaknya deh“  kata Mia pada teman-temannya. “Ya jelas terawat lah ngil, ini kan tempat perkemahan nasional, bukan sembarang tempat kamping tau..“ balas Rio menjelaskan pada Mia. “Hhhmmm......“ Mia hanya terdiam dan mengangguk-ngangguk.
          “Baiklah anak-anak, semuanya berkumpul ke tengah-tengah lapangan“ kata guru berkumis yang tak pernah lupa dengan kaca mata bulat berantai yang menggantung di lehernya, semua siswa pun berkumpul di lapangan, pak Indra membagi kawasan anak kelas 1, 2 dan 3. Setelah itu kami pun memilih tenda yang memang telah disediakan dan didirikan oleh guru. Mia, Ica dan Ani memilih tenda di tengah-tengah. Mereka pun meletakkan barang-barang di dalam tenda dan keluar untuk berkeliling, tak terasa hari sudah sore mereka pun mengambil peralatan mandi dan pergi ke tempat mandi seadanya yang telah di buat oleh guru dan panitia kegiatan.
          Malam pun tiba, suasana mulai mencengkram dan menakutkan, setelah makan malam bersama-sama semua siswa kembali ke tenda masing-masing, jam telah menunjukkan pukul 23.00 WIB, tapi mata Ani belum bisa tidur, sedangkan kedua temannya sudah tertidur, Ani merasa ketakutan dan menangis, Mia yang mendengar tangisan Ani pun terbangun dan berusaha menenangkan Ani, tak disangka gadis manja yang tadinya hanya bisa merepotkan orang lain sekarang malah berubah lebih dewasa dan bisa menenangkan temannya, sungguh perubahan yang begitu menakjubkan bagi Mia.  Akhirnya gadis manja itu berhasil menenangkan Ani, sekarang mereka kembali tidur dengan cukup nyenyak.
          Keesokkan paginya semua bangun dengan senyuman seperti sang surya yang menyinari pagi itu dengan sangat cerah, pagi itu sebelum mandi semua siswa berkumpul untuk melakukan senam pagi, ntah apa yang salah dengan Mia saat di perkemahan itu tapi ia menjadi lebih dewasa dan tak mengeluh dengan yang nama nya olahraga lagi, pagi itu Mia dengan semangat melakukan senam. Temannya yang melihat Mia berubah merasa senang dan bangga pada si mungil itu. Setelah senam semuanya mandi secara bergantian dan mulai melakukan kegiatan yang mereka suka, ntah itu berkeliling, main games atau pun berfoto.
          Hari itu pun terasa tak begitu lama, karena Mia, Ica, Ani, Rio dan Ari bermain games. tak terasa hari sudah siang, semua bersiap-siap untuk makan siang, saat makan siang nasi Ica terjatuh melihat hal seperti itu Ica hanya pasrah dan tertawa kecut, Ani yang di kenal sangat pelit itu tidak mau dan tidak berniat ingin membagi makan siangnya dengan Ica. “Ya udah, kamu makan sama aku aja ya“ kata Mia santai. “Makasih ya ngil, kamu banyak berubah di kamping ini“ jawab Ica kagum. Mia hanya tersenyum manis pada Ica.
          Malam pun tiba, malam ini lah yang paling ditunggu saat kamping malam api unggun, semua berkumpul untuk bernyanyi di sekeliling api unggun itu. Disaat-saat seperti ini lah semua kedekatan terasa lebih berarti bagi Mia. kehangatan bersama teman-temannya sangat berarti bagi Mia, inilah yang membuat Mia ingin menjadi lebih baik. Malam telah larut, seluruh siswa beranjak ke tenda masing-masing.
          Pagi pun tiba, pagi itu semua siswa bersiap-siap untuk pulang, semua mengemaskan barangnya masing-masing. setelah selesai semua naik ke bus dan kembali ke sekolah.
         
         





















Nama: Intan Kumala Dewi
Kelas: XI. Mipa 5
Menulis Cerpen
INDAHNYA GUNUNG MERAPI
Setelah ujian semester genap selesai, Dina pun mendapat libur panjang. Dina dan beberapa orang sahabatnya berencana untuk pergi mendaki gunung merapi. Mereka berkumpul disebuah kafe kecil, disana Dina dan sahabatnya merencanakan kapan waktu yang tepat untuk pergi. Seorang sahabat Dina bernama Agus mengusulkan untuk pergi pada saat cuaca cerah. Karena jika mereka pergi pada saat hari hujan maka jalan akan sangat licin.  Mereka pun setuju jika mereka pergi pada saat cuaca cerah.  Mereka akan pergi setelah selesai melaksanakan ujian semester genap yang hanya tinggal 1 haru lagi.
Ujian semester pun selsesai. Mereka memutuskan mendaki gunung saat malam hari karena mereka memperkirakan akan sampai dipuncak gunung saat sang surya mulai terbit. Selsesai menyiapkan keperluan mereka langsung mulai mendaki gunung bersama-sama. Ketika berjalan seperempat perjalanan mereka berhenti untuk beristirahat dan melemaskan otot-otot mereka. Setelah beristirahat cukup lama, akhirnya mereka melanjutkan perjalanan mereka. Namun, ketika mereka melewati jalanan yang sangat curam Dina terpeleset dan hampir masuk jurang yang dalam dan untungnya dia bisa diselamatkan karena berpegangan disebuah akar pohon yang sangat besar. Dan seketika Dina berteriak mintak tolong dan sahabatnya mendengar teriakan itu pun langsung menolong Dina. Sahabat Dina pun berusaha sekuat tenaga untuk mengangkat Dina, dengan perjuangan yang cukup lama akhirnya Dina bisa diselamatkan. Setelah Dina bisa diangkat terlihat jelas diwajahnya putih pucat dia pun terlihat sangat lemas karena kejadian yang dialami tersebut. mereka memutuskan untuk berhenti sejenak sambil mengobati luka Dian yang lumayan parah dibagian kaki dan tangannya.
Tidak beberapa lama. Dina dan sahabatnya segera melanjutkan perjalanan untuk mendaki gunung. Selama diperjalanan Dina selalu dipapah oleh sahabatnya yang bernama Rina dan Agus karena kakinya yang terkilir dan masih belum bisa berjalan dengan cukup baik.
Setelah mereka mendaki tigaperempat gunung mereka kembali beristirahat, karena sangat kelelahan. Saat mereka melihat jam tangan yang sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB pagi jadi mereka memilih istirahat dan makan untuk mengembalikan energy mereka yang sudah banyak terkuras habis. Setelah mereka makan dan beristirahat sejenak mereka segera melanjutkan kembali pendakian mereka. Namun setelah sampai di derah yang terjal Dina meminta ditinggalkan kerena dia merasa akan membuat repot para sahabatnya.
Tapi sahabatnya menolak untuk meninggalkan Dina sendirian dan menginginkan Dina untuk ikut naik ke puncak gunung karena mereka sudah memulainya bersama mengakhirinya pun harus bersama. Walaupun itu memerlukan perjuangan yang sangat besar dengan bujukan sahabatnya akhirnya Dina ikut juga walaupun itu dengan bantuan sahabatnya untuk berjalan mendaki gunung. Beberapa saat kemudian Dina merasa kelelahan dia meminta Rina dan Agus yang membantunya berjalan beristirahat di dekat pohon besar yang ada disana.
Disanalah meraka baru menyadari bahwa dua sahabatnya lagi yaitu Kiki dan Tio terpisah dari mereka. Seketika Rina langsung kaget karena mereka terpisah dari sahabatnya. Agus pun menyarankan agar Dina dan Rina tetap beristiraht didekat pohon besar itu, sedangkan Agus sendiri akan turun kembali kembali ke bawah mencari dua sahabatnya yang terpisah tadi dengn ditemani oleh Rino. Sebenarnya Dina tidak ingin ditinggalkan dia pun ingin ikut mencari sahabatnya itu, tapi mau tidak mau Dina harus tinggal ditempat itu karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk ikut mencari Kiki dan Tio
Agus pun segera mencari sahabatnya itu dengan melewati pepohonan besar dan semak belukar. Setelah mencari cukup lama dan melewati medan yang curam Agus dan Rino pun berhasil menemukan sahabatnya yang tersesat dan hampir saja sahabatnya itu memasuki kawasan yang dilarang untuk para pendaki melewatinya
Mereka pun kembali kedekat pohon besar dimana Agus menyuruh Dina dan Rina tadi beristirahat. Melihat sahabatnya yang telah ditemukan Dina pun merasa bahagia. Merekapun segera melanjutkan perjalanan mereka untuk mendaki gunung.
Sesampainya dipuncak gunung mereka sangat lega dengan hembusan angin segar yang melegakan perasaan, sepertinya tidak ada tempat yang lebih menyenangkan selain disini. Pemandangan indah gunung yang berdiri kokoh, hamparan sawah hijau yang tertata rapi dan aliran sungai dengan batuan besar dan kecil yang berserakan. Betapa indahnya pemandangan dari atas ketika mereka berada diatas awan dan melihat langsung kota dibawahnya.












Kebiasaan Membawa Apes
Oleh             : Jefonni meffral
Sang fajar pun perlahan-lahan muncul di langit menerangi sebuah kelompok manusia yang diikat dengan janji suci dan dianugrahi satu orang anak yang bernama Neni,Neni ini anak yang besifat tidak bias menerima kenyataan atau bisa disebut sombong atau tidak tau malu,Pagi itu jarum panjang menuju angka 12 dan jarum pendek menuju angka 7,bertanda mulai nya mencari ilmu untuk menentukan masa depan dan menggapai cita-cita yang diinginkan nya.
Setibanya di depan gerbang,Neni bertemu dengan sahabat nya,dan mereka menuju pintu peperangan untuk menggapai cita-cita. Setibanya di dalam kelas,ada sekelompok siswa yang sedang menceritakan hp keluaran terbaru yang harga nya sangat mahal. Ayu sahabat Neni berkata “oiya besok aku mau beli hp keluaran terbaru itu lohhh”,dan sahabat Neni satunya lagi juga berkicau “aku juga mau belii” ,sedangkan Neni hanya bisa diam dan mendengar kicauan-kicauan mereka saja.
Dikelas nya, Neni adalah bendahara kelas, Neni eminta uang kas etip satu minggu sekali sebesar 20.000. Nni memegng uang bgitu banyaknya. Krna selama ini, Neni terbiasa meminja uang kas yang Ia pegang untuk keperluannya endiri dan menggantinya kembali. Neni berfikir”kalau begitu, aku pinjam saja uang kas ini, kan lumayan banyak, biasanya akan ku ganti uang ini”. Setelah beberapa jam dan waktunya pulang Neni langsung pergi menuju konter HP dan membeli HP keluaran terbaru itu.
Dan keesokan harinya Neni memamerkan HP yang ia beli kemaren di depan teman-temannya, dan teman-teman selokalnya tercengang melihat Neni memegang HP canggih itu. Hari demi hari telah berlalu  dan ternyata uang ka yang dipinjam oleh Neni tak kunjung digantinya.
Pada hari Senin, Wali Kelas Neni meminta uang kas untuk membeli perlengkapan kelas dan uangnya lumayan banyak, lalu Wali Kelas Neni bertanya kepada Neni “Neni, uang kas kelas masih adakan sama kamu?Ibu mminta agar kamu membeli perlengkapan lokal! Neni  terkejut dan terdiam lalu Wali Kelas Neni merasa ada tidak beres dengan Neni. Kemudian, Wali Kelas Neni bertanya kepadanya”Neni kamu kenapa? Uang kas nya masih uth kan?” Neni menjawab dengan terbata-bata”uuuuuuangnya udah ku pakai untuk beli HP baru ini bu” Wali Kelas Neni tercengang” kenapa kamu pakai uang itu untuk membeli HP ini? Kan ini bukan hak kamu,sekarang kamu ibuk hukum membersihkan WC selama 2 bulan.
























Karena Mimpi Itu
Oleh            : Mardiyah hadiyati
Gadis itu terbangun di saat matahari tidur di peraduannya, karena hanya mimpi yang sama,  yang membuatnya tak mampu berpikir, ”Mengapa diriku ini,apa yang terjadi, apakah ini sebuah peringatan atau ancaman, hal ini membuat ku gila” gumam Zhela gadis manis saat ia berbaring di atas gundukan kapuk berlapiskan kain. Dia tidak tahan dengan semua yang terjadi pada dirinya, dia merasa kesepian.“ Untuk apa aku hidup di dunia yang fana ini, aku ingin pergi ke tempat ayah dan ibu, aku kesepian!” ujarnya setiap kali bermimpi.
Dia tidak mampu berpikir jernih.Gadis itu berusaha mengakhiri hidupnya dengan meneguk cairan keras, saat itu juga terdengar suara ketukan pintu yang keras. Zhela melangkah kearah pintu, secara perlahan-lahan Zhela membuka pintu, ia melihat beberapa orang yang berdiri dihadapannya yaitu Paman Kris,Vinny dan Venus anaknya.
Mereka melihat cairan yang di pegang di tangan Zhela, “Apa yang kau lakusan Zhela, jangan lakukan itu!” ujar Paman kris. “Aku kesepian paman , aku tak tahan dengan semua ini, aku ingin ke tempat ayah!” ucapnya sambil belutut. “Berdirilah Nak, kau tidak sendiri , paman ada di sini untuk menemanimu!” ucap pamannya. Karena ada paman dan sepupunya yang menemaninya, ia merasa tenang dan tidak kesepian lagi.
Ditengan kelamnya malam ia terbangun. Gadis itu mengambil segelas air dan meneguknya, kemudian ia kembali berbaring. Dalam tidurnya ia bermimpi didatangi seseorang yang muncul dibalik sinar yang terang. ”Hiraukan mimpimu sebelumnya,cermati kata-katanya, ungkapkan semuanya, buat yang jauh disana bahagia!” katanya.Ia menghilang secara perlahan-lahan dan cahaya itu pun sirna.
Gadis itu bangkit dari tidur yang melelahkan.Mentari secara perlahan-lahan muncul di hadapan Zhela.Ia duduk diatas akar yang tersusun memikirkan arti bunga tidurnya. Vinny muncul tiba-tibamengejutkan Zhela. ”Mengapa kamu melamun?” tanya Vinny. “Ahhh, tak apa-apa!” kata Zhela.Karena Vinny memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dia terus berusaha membujuk Zhela untuk mengutarakan semuanya.Zhela pun mengutarakan semuanya kepada Vinny.Vinny mengambil secarik kertas dan sebatangpena. “Pecahkan semua ini, tulis mimpi-mimpimu di atas kertas ini” ucap Vinny sambil memandang Zhela. Zhela pun memejamkan mata dan mulai mengoyang-goyangkan pena tersebut. Perlahan-lahan ia membuka mata dan melihat apa yang ditulisnya. Zhela memikirkan yang ditulisnya dan pandangannya tertuju pada sebuah kotak.Ia membuka kotak tersebut, darahnya tersentak melihat arloji pemberian ayahnya sebelum ia meninggal.
“Zhela ,Vinny ayo kebawah!” panggilan Paman Kris yang membawa mereka ke meja makan. Vinny menceritakan apa yang terjadi pada Zhelakepada Paman Kris. “Di mataku terbayang-bayang wajah ayah, mungkin ada sesuatu yang tidak beres tentang kematian ayah!” semua yang ada di sana kaget.Venus langsung meninggalkan mereka. ”Apa yang kau bicarakan Zhela ?” bentak Paman Kris. Zhela berpikir panjang, “Ada yang tidak beres, apakah aku harus mengungkapkan kematian ayah? “Apa yang kau bicarakan ini!,berjanjilah kepada ku, kau tak mengungkapnya kembali, aku sudah kehilangan ayahmu dan tak mau kehilanganmu!” katanya. Mendengar kata-kata pamannya membuat hatinya tersentuh. Gadis manis itu berjanji kepada orang tua keduanya. Gadis itu kembali kekamarnya yang berantakan.
Malam pekat tanpa rembulan, mendung yang menggantung di langit kelam.Hujan yang menyembur dari langit, Zhela duduk disudut kamar, termenung memandangi kaca jendela kamar yang basah tertimpa hujan. Kesahnya berharap kepada hujan dan menitipkan sebait rindunya untuk yang jauh disana, ayahnya.
Tangisnya pecah,air matanya mengalir perlahan-lahan di sela-sela pipinya sambil memandangi arloji itu.“Pasti ada sesuatudi arloji ini” ucap Zhela sambil memperhatikan arloji dari ujung ke ujung.Ia tidak menemukan sesuatu yang aneh kecuali beberapa digit angka di bagian belakang arloji itu. “Brangkas itu pasti ada hubungannya dengan arloji ini!” katanya.Ia tidak pernah mengetahui ataumendengar tentang sebuah brangkas. Karena itu, Zhela berharsat untuk mengungkap teka-teki ini,  walaupun Zhela dan Paman Kris sudah ada perjanjian.
Ketika fajar sidiq mulai menampakkan diri, Zhela datang menemui orang terdekat ayahnya yaitu Paman Leo.”Brangkas” ucap Zhela.Paman Leo terkejut,            ”Apakah kau tidak mengetahui tentang brangkas itu? Brangkas itu diruang bawah tanah rumahmu.” Terdengar suara tembakan yang mengenai dada Paman Leo. Zhela terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Zhela melangkah menjauhi Paman Leo.Langkahnya penuh ketakutan dan putus asa.“ada yang tidak ingin aku mengetahui semua ini, siapa yang melakukan itu kepada paman leo. Mungkin yang membunuh paman Leo sama dengan pembunuh ayah”.Gadis itu melihat arlojinya.Langkah demi langkah dia mengarah pada ruang kerja ayahnya.“Apakah di sini ruangnya?” tanyanya dalam hati.Zhela mencari sesuatu yang bisa membawanya ke ruang itu.Karena lelah mencari, Zhela pun duduk dikursi kerja ayahnya. Zhela meneteskan air mata melihat foto keluarganya dan melihat sebuah tombol di bawah foto tersebut .Zhela menghela nafas panjang dan menekan tombol itu, secara perlahan-lahan terbukalah sebuah pintu dibalik lukisan.Dengan langkah tergesa-gesa Zhela masuk ke dalam dan melihat sebuah kotak penyimpanan yang lumayan besar.“ Apakah mungkin kata sandinya adalah angka ini?” sambil melihat angka dibalik arlojinya.Zhela pun menekan tombol sesuai dengan angka pada arlojinya.Mimpinya benar-benar nyata.Zhela membuka secara perlahan dan tak menyangka ayahnya meninggalkan benda peninggalan yang begitu banyaknya.Ia melihat sebuah tas yang pernah dibawa ajudan ayahnya sebelum ia meninggal. Zhela membuka tas tersebut dan ternyata isinya adalah sebuah rekaman.Gadis itu memutar rekaman tersebut, ia mendengarkan kata demi kata dari rekaman tersebut. Ternyata ayah meninggal bukan karena serangan jantung tapi dibunuh.
Paman Kris dan kedua anaknya datang, mereka melihat keponakan kesayangannya menangis tersedu-sedu. “Mengapa kau menangis mendengarkan rekaman itu?”tanya Paman Kris.Zhela terus menangis dan memutar kembali rekaman itu. Tak diduga orang yang membunuh ayahnya adalah orang yang terdekatnya , Venus. Semua orang kaget, Venus hanya tersenyum sinis. “Mengapa kau membunuh ayahku?” tanya Zhela dengan nada yang keras. “ Aku ingin semua yang ada di dalam ruangan ini dan aku benci pada kau Zhela!”ucapnya dengan mata yang liar. “kenapa kau benci pada ku, apa kesalahan ku yang membuat mu begitu marah ku?” Tanya zhela, “karena kau Ibuku dan Ibumu pergi meninggalkan ku, itu semua karena kau, andai saja waktu itu kau tidak terjebak saat kebakaran , mungkin mereka berdua masih hidup”. Ia melihat ke sekeliling ruangan tersebut. “Ini alasan mengapa aku pindah ke sini, untuk mencari semua ini, aku telah telusuri semua ruangan di rumah ini, termasuk kamar kau Zhela, tapi hasilnya tetap saja nihil!”ucapnya. ”Ada apa dengan kau Venus, apa yang kau  lakukan, mengapa kau bisatahu tentang peninggalan ini?” tanya Paman Kris dengan nada keras. “Saat dikantor aku mendengar dia berbicara dengan ajudannya tentang sebuah brangkasdiruang tersembunyi di rumah ini dan belum ada yang mengetahui selain mereka bertiga, paman, ajudannya dan Paman Leo , itu adalahalasan mereka aku bunuh. Aku memberikan racun kepada paman dan ajudanya”, dengan wajah yang sedikit senang.“Aku membunuh mereka agar tidak terbongkar semua rahasia ini, dan sekarang yang ingin aku bunuh adalah kau”, sambil mengeluarkan sebuah revolver ke arah Zhela. Secara perlahan-lahan ia menarik pelatuk revolver, terdengarlah sebuah suara tembakan yang keras.
Ternyata polisi yang lebih sigap mendahuluinya. Zhela tak menyangka apa yang dilakukan sepupunya dan tak menyangka polisi datang disaat yang tepat.                   “Aku tak menyangka, anakku sendiri dalang semua ini”, kataPaman Kris.Mereka melihat Venus berlumuran darah. “Maafkan aku, aku yang menelepon polisi, karena sudah tahu semua ini, saat kau pergi ke kamar Zhela, kau gugup saat Zhela menceritakan tentang ayahnya, aku curiga, akudiam-diam mengikutimu dari belakang, maafkan aku” kata Vinny sambil menangis.
Karena berlumuran darah Venus dibawa kerumah sakit. Dan dia ditahan dipenjara atas apa yang dia lakukan. Beberapa bulan dipenjara, ia tidak tahan dengan semua yang terjadi pada dirinya, dia pun mengakhiri hidupnya dengan cara yang tidak wajar.

           



Marriage Not Dating
Oleh: Nasya Saniyah Darma

Sayup-sayup terdengar hiruk pikuk pesta keluarga di apartement sebelah. Tawa canda bahagia mereka tidak akan mengalahkan kebahagiaanku pada hari ini. Sungguh tak sabar aku dengan rencana
“Kau dimana? Apa sudah sampai?” tanyaku.
“Ya, baiklah. Aku segera kesana.” jawab Sabian singkat dan langsung menutup telponnya.
Kelihatan di cermin, berulang kali aku menata rambut sebahuku. Sambil menunggu kedatangan Sabian. Seperti rasa bosan yang diungkapkan vla cake vanilla yang meleleh ke tepian piring. Bersama helaan nafas yang membuat diriku yakin untuk setia menunggu kedatangannya.
“Ting tong!“
“Selamat ulang tahun, Sabian. Ayo tiup lilinnya.” Kuberikan sebuah cake dengan lilin spiral berwarna merah muda dan biru.
“Uhm..ya?”
“Kau pasti tidak mengerti ya? Aku tau kau gugup.” ujarku tertawa geli sambil mengelus pundaknya.
“Aku ingin ke toilet.” 
“Uhm..ok.”
Kembali, helaan nafas menemani diriku yang setia menunggu. Memandangi langit-langit ruangan. Berfikir kenapa ekspresi  itu yang muncul dari Sabian. Apa dia tidak menyukai pesta ini?
“Tok..tok.. Apa kau baik-baik saja? Kenapa lama sekali?”
“Ya, sebentar.” jawab Sabian singkat.
“Baiklah.”
Jelmaan awan yang kugantikan dengan balon-balon putih menghiasi langit ruangan. Lampu orange redup dan lilin-lilin yang setia berdiri di pojok jendelanya. Ruang makan yang telah kutata ala restoran klasik bernuansa romantic. Ditambah roses yang menghiasi meja berbaris rapi membentuk lambang hati. Pesta sederhana untuk Sabian. Tidak sabar ingin aku dan Sabian nikmati.
“Ting tong!”
Lekas kubuka pintu. Hadir sesosok priaberjas abu-abu. Kemeja dan begitupun jasnya basah. Masuk begitu saja ke dalam apartement.
“Dimana Sabian?”
“Hei! Siapa kau?”                                                                                                                 Lelaki berbadan lunglai itu tak menghiraukanku sedikit pun. Ia mengelilingi seluruh sudut apartement bak orang mabuk. Ia mengancurkan cake vanillaku, mengacaukan balon-balon, membuat meja makan berantakan. Pesta ini kacau. Tanda tanya dipikiran bersinergi dengan amarahku.                                                                                          “Kalian sedang berpesta ya? Haha. Lucu sekali. Untuk apa semua ini?”                                  Tidak tinggal diam. Aku mengambil sebuah botol kaca di dekat meja. Lelaki aneh yang sedang mabuk itu lantas berlutut di depanku. Langsung aku memukulnya. Sudut matanya menatapku geli. Ia langsung berdiri dan menyeka cairan merah di bawah hidungnya. Lalu, ia berjalan dan mengetuk pintu kamar mandi.                                                   “Ken, apa yang terjadi?” tanya Sabian yang baru saja keluar dari kamar mandi.                   “Haha. Aku akan pulang. Kau bersenang-senanglah.” si pengacau itu berjalan keluar.
“Sabian, apa dia temanmu?” tanyaku kesal.                                                                                 “Aku tidak bisa membiarkan kawanku dengan keadaan seperti itu.” Sabian berlari keluar mengejarnya.                                                                                                                         “Ta..tapi?”                                                                                                                             Aku hanya diam. Seperti lelucon. Sabian meninggalkanku sendiri begitu saja. Tanpa pikir panjang, ku kirimkan pesan ‘maaf’ kepadanya.                                                                     Malam semakin larut, lilin-lilin di sudut ruangan berangsur padam, seolah malu dan memilih bersembunyi dibalik langit hitam. Singkat sekali rasanya malam ini. Aku hanya duduk termenung memandangi jendela. Aku mengirim banyak pesan dan menelpon Sabian berkali-kali. Namun tak ada satu pun telepon yang dijawab apalagi pesan.
***
                        Muncul seribu tanda tanya di benakku. Aku memutuskan untuk pergi menemui Sabian ke restoran Perancis miliknya.                                                                                      “Dimana Sabian?”                                                                                                                “Dia belum datang kesini hari ini.” jawab salah seorang pelayan.                                            “Oh, baiklah.”                                                                                                                                   Aku memesan segelas jus apel dan langsung pulang. Tetap dengan seribu tanda tanya di benakku. Sembari mendorong sepeda, tiba-tiba aku melihat si pengacau malam itu.           
“Hei! Dimana Sabian?”ujarku tegas.                                                                                  “Beraninya kau memanggilku seperti itu.”                                                                            “Dimana Sabian?”                                                                                                                “Baiklah. Akan kujelaskan. Kau dan Sabian tak ada hubungan apa-apa kan? Jadi, mulai sekarang Sabian ingin kau untuk tidak menemuinya lagi. Dia membencimu. Dan kau bukanlah siapa-siapa.” tutur si pengacau.                                                                                             Aku langsung menyiramnya dengan jus apel di tangan kananku dan pergi meninggalkan tempat itu.                                                                                                                              Rasa kecewa bercampur pikiran tentang perkataan lelaki aneh tadi tumbuh menjadi lamunan. Entah apa maksudnya. Aku mengirim pesan kepada Sabian ‘Apa semua itu benar? Aku harap kita bertemu langsung. ‘
***
Begitu hari selanjutnya, aku kembali datang ke restoran milik Sabian. Namun, dia seolah menghilang.                                                                                                                        
“Hei, kau belum juga mengerti ya? Sudahlah, lupakan saja dia.” Lelaki aneh itu muncul lagi di hadapanku.                                                                                       
“Hei! Kau tidak perlu mengurusku. Ini urusanku dengan Sabian.”      
“Sabian yang menyuruhku memberi tahumu.”                                                                 Aku langsung pergi meninggalkan tempat itu.                                                       Kemudian hari aku kembali ke restoran milik Sabian. Aku melihat Sabian. Dia seolah ingin menghindar.                                                                                                                                 “Apa semua itu benar?” tanyaku.                                                                                                   “Ya, memang benar.” jawabnya membuang muka.                                                                     “Baiklah. Sekarang aku sudah mengerti. Aku hanya perlu melihat matamu untuk mengerti semua ini. Ok.”                                                                                                    Amarah, kesal, kecewa, seluruhnya, dibendung air mata yang berusaha ditahan sudut mataku. Aku langsung pergi meninggalkan tempat itu.
***
“Ting tong!”                                                                                                                          Lekas kubuka pintu. Ada seorang petugas memberikan sebuah amplop coklat muda. ‘Surat Panggilan Untuk Bersaksi’                                                                                                   Mengenakan blazer hitam dan sepatu bootsku, aku siap untuk bersaksi di pengadilan.             
“Apa benar kau melakukan penganiayaan pada malam itu?” tanya Yang Mulia Hakim.
“Aku memang sudah gila.”                                                                                                  Tiba-tiba seorang lelaki membuka pintu ruang sidang.                                                           “Aku yang melakukannya.” sambil mengangkat tangan kanannya.                                           Aku dituduh telah melakukan penganiayaan terhadap kawan Sabian pada malam itu. Memang benar, aku dan emosiku memukul kepalanya dengan botol anggur. Ya,dia Ken. Ia membayar seluruh denda atas kelakuanku itu.
Ketika sedang berjalan di trotoar dekat sebuah pusat perbelanjaan, tiba-tiba,
“Hei! Berterima kasihlah aku sudah membayar denda itu.”                               
“Aku akan carikan uang untuk mengganti seluruh uangmu.”               
“Haha. Sudahlah. Kau masih memikirkan Sabian ya?”                                      
Aku tak menghiraukan.                                                                              
“Apa kau ingin balas dendam padanya? Aku bisa membantumu.”                   
Aku diam saja. Benar, kebencian itu mulai muncul. Begitu aku ingin membuat dia menyesal.                                                                                                          
“Baiklah, aku akan membantumu.Sekarang aku ingin kau ikut ke rumahku. Menyamarlah seolah kau menjadi kekasihku. Lakukan saja semua yang kau inginkan. Jadi, kita impas. Aku akan membantumu untuk balas dendam pada Sabian.”                                   Semenjak itu, aku dan Ken sengaja mengumbar kedekatan kami. Bibinya Ken yang selalu menjadi mata-mata membuat aku dan Ken lebih sering bersama. Begitupun rencana balas dendamku, rasa penyesalan pada diri Sabian mulai tampak.                                          Banyak celaan dan konflik membuatku lelah dan berfikir, kenapa aku harus terlibat bahkan menjadi pemeran utama dalam skenario bodoh ini. Begitu setiap harinya aku ingin mengakui bahwa semuanya hanyalah akting, terutama pada keluarga Ken. Demikian pula Ken. Dia hanya menginginkan hidup sendirian. Hanya itu. Dia benci dengan pernikahan. Begitu tutur setiap amarah Ken. Sepertinya semua ini sudah kelewatan batas.
***
Berawal dari rasa khawatir. Hingga diriku merasa tidak baik-baik saja. Kebersamaanku dan Ken, membuatku kami lupa bahwa semua ini hanyalah skenario. Kesungguhan itu muncul sendirinya dariku, demikian pula Ken.
***
Enam bulan kemudian, Ken melamarku. Kami mempersiapkan konsep pernikahan, fitting baju, dan mengundang seluruh keluarga serta kerabat kami.                                                          Hari pernikahanku dan Ken.Tamu-tamu sudah berada di taman lokasi pernikahan kami yang berkonsep outdoor.
“Hai, selamat ya. Ternyata kau juga sangat cantik. Tentu saja Ken begitu terpikat dengan dirimu” ujar sesosok perempuan berambut coklat terang.                                                 Aku penasaran. Siapa wanita ini? Kenapa sepertinya dia begitu mengenal Ken.
“Aku banyak belajar dari Ken. Dia memang sangat spesial bagiku. Haha. Namun, sekarang aku berhasil mendapatkannya. Baiklah, sampai jumpa diluar.” ujarnya manis.
Aku langsung pergi meninggalkan ruang make up untuk mencari Ken. Aku langsung menemukannnya sedang berdiri di ujung teras beralaskan kayu.
“Siapa perempuan itu? Kau yang mengundangnya?” ujarku pada Ken.                                  “Apa maksudmu?”
“Apa dia mantan kekasihmu?
“Benar. Tapi aku sungguh tidak ada hubungan apapun dengannya. Ayolah semua tamu sudah menunggu kita.” jawab Ken sambil menarik tanganku.
Dia benar-benar tidak bisa dipercaya. Disaat seperti ini bahkan ada saja yang membuat kami bertengkar. Lihat saja Ken, aku ragu padamu. Lihatlah aksi terbaikku nanti.
 Upacara pernikahan dimulai.
“Tunggu.” kataku menghentikan Ken.
“Hei! Apa yang kau lakukan?” Ken kaget.
Aku melihat kepada seluruh tamu undangan. Aku melihat perempuan tadi duduk bersama lelaki bule yang tampak sangat mesra dengannya. Aku menatap Ken, dan ia hanya tertawa geli.
“Dia Hyori. Dia baru saja menikah bulan lalu.” ujar Ken menganggapku lucu.
Hujan lebat mengguyur lokasi pernikahan kami. Pernikahan kacau. Semua tamu pergi menyelamatkan diri. Aku dan Ken panik.                                                                         “Bagaimana ini?”                                                                                                                  Sedih dan terdiam sesaat. Walaupun tidak ada lagi tamu di lokasi pernikahan kami, Ken tetap memasangkan cincin pernikahan di jari manisku. Moment yang membuatku terharu bercampur tetes hujan di sudut mataku sambil memandangi lokasi pernikahan ini.          “Hahaha. Inilah kita. Kacau.”
























The Power Of Hijab
By :Novita Sari Irdiyan


“Buukkkkk…” begitulah bunyi pukulannya, seperti batu besar yang jatuh dari pesawat dan mengenai tangki besar berisi cairan yang menyebabkan  tengki itu pecah dan mengeluarkan cairan kental berwarna merah dan mengakibatkan lingkungan di sekitarnya terselimuti cairan kental tersebut. Sonya pun berteriak dan berlari untuk mengejar anak SMA sebelah yang menggebuki anak SMAnya, akan tetapi Sonya tidak berhasil mengikuti jejak nya dan memutuskan untuk menolong temannya yang telah babak belur tadi dan membawanya ke sekolah
***
Keesokan harinya Sonya menemui bang Boy untuk memberitahukan kejadian kemaren.Ya ... bang Boy adalah mantan ketua genk reman yang telah menunjuk         Sonya sebagai penerusnya untuk melindungi SMA mereka dari gangguan SMA sebelah yang merupakan musuh bebuyutan mereka. Bang Boy memilih Sonya karena Sonya adalah cewek tomboy berhijab yang pemberani yang waktu itu pernah menolongnya dari kekalahan melawan SMA sebelah yang menyababkan ia terluka parah dan pingsan. Oleh karena itu, bang Boy mempercayai Sonya sebagai penerusnya. Selain Sonya itu cantik dan baik hati, bang Boy juga yakin kalau Sonya bisa mengatasi masalah ini dan kelak Sonya bisa  memperbaiki kembali hubungan mereka dengan SMA sebelah yang telah retak selama 10 tahun belakangan ini. Setelah Sonya memberitahukan kejadian itu, Sonya pun langsung memasuki kelasnya dan tidak lama setelah itu seseorang mengantarkan surat dari SMA sebelah  kepadanya yang berisi menyuruh Sonya untuk pergi ke lapangan bolakaki seorang diri dan bertujuan untuk berdamai dengan SMAnya. Sonya pun langsung mengambil tas dan cabut melalui tembok tinggi yang ada di belakang sekolahnya, tiba-tiba seseorang berteriak memanggilnya dari belakang, Sonya pun berhenti dan melihat ke belakang, ternyata Ronalah yang memanggilnya dari kejauhan, tapi Sonya tidak menghiraukan dan melanjutkan niatnya untuk cabut dari sekolah. Sonya pun memanjat tembok itu dan berhasil sampai di luar sekolah lalu melanjutkan misinya ketempat yang dimaksud surat tadi.
Beberapa menit kemudian, Sonya sampai di tempat itu dan tiba-tiba seseorang memukulinya dari belakang, Sonya pun melihat ke belakang dan membalas pukulan orang tersebut lalu tiba-tiba seseorang memukulinya lagi dari arah depan dan kemudian dia di keroyok oleh orang-orang tersebut. Tanpa sepengetahuan Sonya, tiba-tiba bang Boy beserta anak buahnya datang menolongnya, dan akhirnya mereka pun tawuran. Disaat mereka tawuran, polisi pun datang sehingga mereka semua melarikan diri terkecuali Sonya dan Arie. Polisi pun membawa mereka ke kantor polisi untuk di introgasi.
Sesampainya di kantor polisi.
“Kenapa kalian tawuran pada saat jam pelajaran berlangsung dan masih memakai seragam sekolah ?” (polisi bartanya kepada mereka dengan tegas), tapi mereka hanya diam dan tak berani menjawab. Polisi bertanya lagi “kenapa hanya diam saja ?, baiklah kalau kalian tidak mau menjawab, saya akan menghubungi orang tua kalian untuk menyelesaikan permasalahan ini”. Sonya dan Arie pun memberikan nomor hp orang tua mereka dan polisi menghubungi kedua orang tua mereka. Tidak lama setelah itu, kedua orang tua mereka pun datang dan terkejut melihat anak-anak mereka yang telah babak belur. “Baiklah bapak dan ibuk kami  menyuruh bapak dan ibuk ke sini  bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan anak bapak dan ibuk. Tadi anak-anak bapak dan ibuk tawuran di jam sekolah dan masih berpakaian sekolah. Karena itulah kami memanggil bapak dan ibuk kesini.” Arie pun berkata “dia yang salah pak !”(mencoba membela diri), lalu polisi menanyakan kebenarannya kepada Sonya, kemudian Sonya menceritakan kejadian yang sebenarnya dan memberikan bukti kepada polisi tersebut, yang menyebabkan Arie tidak bisa memungkiri kejadian yang sebenarnya. Akhirnya Arie pun di proses oleh polisi. Setelah permasalahan itu selesai, Sonya dan orang tuanya pun pulang ke rumah, dan Ibunya mengobati luka yang ada di tangan dan di muka Sonya.
***
Keesokan harinya, di gerbang sekolah semua orang menunggu Sonya, dan saat Sonya dating ia terkejut dan jadi salah tingkah. Tapi, Sonya tetap menyembunyikannya dan seolah-olah tidak mempedulikan mereka semua, Sonya tetap melanjutkan langkahnya untuk memasuki sekolah. Akan tetapi, mereka semua bersorak dan terpesona dengan gadis tomboy yang sudah berhasil membuat anak kepsek SMA sebelah di proses oleh pihak kepolisian. Sonya pun terkejut dan seolah-olah tak percaya dengan apa yang ia lihat. Tiba-tiba bang Boy pun keluar dari gerbang dan menuntun gadis tomboy tersebut ke dalam sekolah sambil mengepalkan tanganke langit dan meneriaki nama Sonya. Sonya pun merasa senang dan tak percaya kalau akan jadi seperti ini, semuanya tak seperti yang ia bayangkan. Bang Boy sangat bangga atas apa yang di lakukannya dan tak sia-sia rasanya bang Boy memilih Sonya sebagai ketua genk reman penerusnya. Tapi, Sonya sadar bahwa perjuangannya belum selesai sampai di sini. Karena misi yang sebenarnya akan ia lakukan adalah mendamaikan SMAnya dengan SMA sebelah yang telah bermusuhan selama 10 tahun belakangan ini.
***
Beberapa minggu kemudian, Arie kembali mengirim surat kepada Sonya, dan isinya sama dengan surat yang dulu ia kirim. Sonya  langsung menemui bang Boy dan bilang kalau Arie kembali mengirim surat dengan maksud yang sama kepadanya. Telinga bang Boy pun panas dan berkata “belum puas juga dia, masih saja ingin melanjutkan tawuran. Padahal kemarin udah masuk penjara” (berkata dengan suara yang lantang dan keras), Sonya pun menjawab “mungkin dia benar-benar ingin berdamai,karena telah sekian lama bermusuhan”. Bang Boy pun membantah dan berkata “gak mungkin, itu hanya omong kosong dia aja... Ya udah biar nanti aku susun rencana untuk nolongin kamu”. “gak usah bang, insya Allah aku bisa mengatasinya sendiri. Kalau seandainya abang datang dan tawuran lagi bisa-bisa kita semua masuk penjara”. (meyakinkan bang Boy kalau dia bisa mengatasinya sendiri), “kamu yakin bisa mengatasinya sendiri ?”.(bertanya kepada Sonya) “aku yakin”.(meyakinkan bang Boy) “ya udah hati-hati ya, tapi kalau seandainya dia nyentuh kamu apalagi ngeroyok kamu, mau nggak mau aku akan datang dan tawuran lagi”. Sonya pun menjawab “ya bang, insya Allah aku nggak akan biarin itu semua terjadi lagi.” (pergi meninggalkan bang Boy).
***
Beberapa menit kemudian, Sonya sampai disana dan berdiri di tengah lapangan hijau seorang diri. Cuaca mendung pun mulai menghampirinya perlahan-lahan, dan angin pun ikut serta untuk menemaninya dalam pertemuannya kali ini. Angin yang terus melambai-lambaikan hijabnya membuat ia merasa sedikit cemas, akankah permusuhan ini bias ia atasi sekarang atau malah permusuhan ini akan berlanjut sampai kapan pun bahkan sampai  ia menutup mata dan menghembuskan nafas terakhir. Sonya pun bergumam di dalam hatinya (tidak… tidak… permusuhan ini harus selesai  dan berakhir sekarang, aku tidak  mau permusuhan ini terus berlanjut, Aku yakin permusuhan ini bisa di atasi).
Tidak lama setelah itu, Arie pun datang dan menatapnya dalam-dalam. Petir yang mulai menyambar membuat titik-titik api di dalam hatinya semakin besar dan terus berkobar yang membuat Arie ingin segera membalaskan dendam yang telah tumbuh dan kini bersarang di hatinya. Arie pun melayangkan pukulannya kepada Sonya sepert imelayangkan bola boling, dan untungnya Sonya bias menangkis tangan Arie dan berkata “Santai man.. gak usah marah gitu dong, hati boleh panas tapi kepala harus tetap dingin.” Arie pun menjawab “udah… gak usah banyak bacot deh lo, kalau takut bilang aja..” Sonya pun berusaha untuk meredakan amarah Arie dan berkata “bukannya gw takut. Tapi jujur, gw gak mau lagi musuhan tanpa ada ujungnya. Jadi, gw mau sekarang kita damai.” (mengulurkan tangannya). Arie pun menepis tangan Sonya dan berkata “sampai dunia kiamat pun gw gak bakalan mau damai sama lo, sekalipun gw harus menyerahkan nyawa gw untuk balas dendam, ingat itu!”. Dan Sonya pun menjawab “oke, kalau itu yang lo mau. Kita lihat aja nanti, bias gak lo nepatin janji lo itu”. Sonya pun pergi meninggalkan Arie yang tengah memendam rasa sakit hati karena di tantang oleh gadis tomboy tersebut.
***
Namun, semuanya tak seperti yang Arie bayangkan. Seminggu setelah kejadian itu, Arie di keroyok oleh preman kolong jembatan yang ada di dekat rumah Sonya hingga babak belur. Sonya pun melihat kejadian itu dan berlari untuk menolong Arie tanpa memperdulikan bahwa Arie adalah musuhnya. “lo gak apa-apakan Rie ?”. Arie pun menjawab dengan pandangan sinis “gw gak apa-apa kok, ngapain lo sok jadi pahlawan kesiangan?!”. Sonya tersenyum dan berkata “gw cuman mau nolongin lo, gak ada maksud lain. Tapi, kalau lo gak butuh gak masalah, gw pergi” (meninggalkan Arie dengan perasaan kesal). Arie pun berusaha bangun dan berkata “yaudah, pergi sana.” Preman yang mengeroyok Arie pun merasa kesal dan kembali memukul Arie hingga Arie tumbang. Arie pun terjatuh dan berteriak kesakitan. Sonya yang mendengar teriakan Arie pun memutarbalik badannya dan melihat salah satu dari preman  tersebut mengeluarkan pisau untuk menusuk Arie, tanpa berfikir panjang Sonya pun langsung menghadang laju preman tersebut hingga pisau menancap di perutnya. Preman itu pun langsung lari ketakutan dan meninggalkan mereka berdua.
Arie yang melihat Sonya tak sadarkan diri dan berlumuran darah pun langsung menghampiri Sonya dan membawanya kerumah sakit. Saat Arie melihat Sonya yang tengah kritis Arie pun sadar bahwa ia telah keterlaluan kepada Sonya dan berkata “Sonya maafin gw ya, gw udah bikin lo celaka dan masuk rumah sakit, tidak hanya itu gw juga udah bikin lo babak belur dan di tangkap polisi. Ya.. walaupun gw yang masuk penjara sih tapi, kan tetap aja gw salah. Gw sadar bahwa dendam gw itu bukan sama lo tapi, kepada SMA lo. Jadi, Sonya gw mohon lo bangun dan jawab perkataan gw” (sambil menangis dan menyesali perbuatannya).
***
Dua minggu berlalu, Sonya masih terbaring lemah di rumah sakit dan selama itulah Arie menyadari bahwa selama ini dia menyukai Sonya. Arie pun putus asa dan menyalahkan dirinya sendiri “gw memang bodoh, kenapa gw bias melupakan perasaan gw selama ini dan terjebak dengan dendam yang tidak ada hubungannya dengan gw, gw menyebabkan wanita yang gw cintai terluka parah dan bahkan nyaris meninggal”. Arie pun memegang tangan Sonya hingga air matanya jatuh ketangan Sonya. Tiba-tiba tangan Sonya pun bergerak dan ia mulai membuka matanya, Arie terkejut danberkata  “akhirnya lo bangun juga, gw minta maaf sama lo, dan gw saying sama lo Sonya” (sambil tersenyum bahagia). Sonya membalas senyuman Arie dan berkata “gw senang lo udah sadar, dan gw udah maafin lo dari awal”.
Sejak saat itu, sekolah mereka pun damai. Sedangkan Sonya dan Arie menjadi sahabat dekat dan seakan-akan tak terpisahkan.
THE END











Jawabnya ada diUjung Langit
Oleh            : Rama nak bedrul

Didaerah yang kental akan budaya , terdapat suatu perlombaan yang berjalan setiap tahunnya . akan tetapi di setiap tahunnya daerah yang melakukan perlombaan sering kali terjadi pembunuhan , pembunuhan ini mengakibatkan banyak orang enggan untuk mengikuti lomba ini walaupun hadiah lomba sangat menggiyurkan. Pada waktu itu Roger yang terkenal sebagai kriminal yang kejam merasa tertantang untuk menyelesaikan lomba ini karena membutuhkan nyali yang kuat dan tentunya hadiah yang menggiyurkan tadi . Tak berselang lama kelompok bajing loncat yang menguasai daerah tersebut mendengar ada seseorang yang tidak takut akan perlombaan ini yakni Roger atau nama panjang nya  Gol D Roger, mendengar berita ini Sikhi  ketua dari bajing menyuruh anak buahnya untuk membunuh Gol D Roger pada perlombaan ini “Hei anak-anak ku , aku ingin kalian membunuh orang yang bernama Gol D Roger dan mengacaukan lomba ini”, anak buah nya menjawab “Kenapa kita harus membunuhnya ayah ?” Sikhi pun menjawab “Kalian pasti akan mengetahui nya nanti”.
2 hari sebelum lomba dimulai anggota bajing loncat sudah meletakkkan ranjau untuk mengacaukan perlombaan dan tentunya membunuh Gol D Roger, tapi Roger tidak akan kalah dengan semudah itu karena dia merupakan criminal yang sangat kejam dan terkenal didunia, tetapi ketua dari bajing tidak mengetahui hal itu, karena Sikhi hanya bias mengenali wajah dari kriminal-kriminal dunia.
1 hari sebelum lomba dimulai , persiapan emmbunuh Roger sudah tercapai 80% “Sepertinya malam ini kita akan berpesta” sahut Sikhi ketua dari bajing tersebut, dilain sisi ternyata Roger juga membawa anak buahnya untuk memantau perlombaan agar mendapatkan hadiah tersebut dengan mudah. Ketika Roger bersiap-siap untuk mengikuti lomba besok, Roger dikejutkan dengan perkataan anak buahnya yang mengatakan “Ketua…ke…kee..tua ternyata yang membuat terjadinya kerusuhan dan pembunuhan merupakan tindakan dari kriminal rendahan Sikhin dan anggotanya”, mendengar ini Roger menyuruh anak buahnya untuk menyamar menjadi anggota kelompok Sikhi yang khas dengan baju putih,celana biru,dasi biru dan topi, dalam melakukan penyamaran anggota Roger memberitahu rencana Sikhi terhadap Roger kepada pemimpinnya itu, dan Roger merasa mantap karena sudah mengetahui rencana-rencana Sikhi terhadap nya.
Pada hari lomba Sikhi menyuruh anggota nya bersiap diposisi masing-masing “Kepada yang bertugas menjaga pos, bersipalah diposisi masing-masing” , tak lama kemudian perlombaan dimulai dengan berlari sejauh 8km, pada saat berlari gangguan belum terlihat , tetapi ditempat penonton sudah ada anggota Roger bersiaga untuk segala ancaman , sesampai di akhir etape yaitu bersepeda sejauh 30km, sampai lah Roger difinish dan mendapatkan juara pertama dengan hadiah tabungan senilai 500 juta rupiah.
Malam harinya Roger mulai berpikir tentang perlombaan tadi “Kenapa bajing itu tidak mengincar kita tetapi peserta lain” ucap roger dalam hati, tak lama Shanks mengejutkan Roger “kok ngelamun bos,padahal pesta ini untuk kemenangan mu, tapi Roger menjawabnya dengan senyuman.
3 hari setelah lomba Roger mulai menghilangkan rasa ke ingintahuan nya itu dan memutuskan pergi melanjutkan perjalanannya, tak lama setelah berkemas terlihat lah Sikhi dan anak buahnya , kelompok Roger pun mulai bersiap bila ada serangan dari anggota Sikhi, dan “Dorrr…” serangan pertama dari anggota Sikhi dan anggota Roger pun juga melawan hingga peluru-peluru seperti hujan dan perang pun tidak bisa dihentikan, namun Sikhi berteriak “DIAMM..!!!” semua pun terdiam mendengar perkataan itu, tak lama kemudian keluar lah pengakuan dari Sikhi “(menarik nafas) Hei Roger apakah engkau mengenal ku ?” Roger pun menjawab “hmmm… Seperti nya tidak“ tanpa basa-basi Sikhi mengatakan bahwa dia sepupu Roger “Hei Roger, inilah aku Gol D Shiki sepupumu” dengan bingung Roger menjawab “Mungkin aku sudah lupa” tak lama mereka berdua berjabat tangan dan tertawa bersama “hahahha sepertinya aku harus berpesta satu hari lagi” kata roger.
Setelah pesta berjalan 22jam nonstop anggota dan Roger pun tertidur pulas karena terlalu capek, tak lama SIkhi pun bangun untuk menangkap Roger dan memenjarakan nya untuk diserahkan kepada Polisi karena Roger memiliki harga buronan yang tinggi dan membuatnya orang paling dicari.
Pagi harinya Roger dan anggotanya terkejut karena terbangun sudah ada dipenjara, tak lama bangun datang lah sikhi bersama anggota nya “Hahahha sudah bangun engkau putri tidur, sebenarnya aku bukanlah sepupu mu hahaha ” Roger pun membalas dengan wajah marah, “percuma engkau marah karena kau akan dieksekusi besok hari oleh polisi maka berdo’a lah dari sekarang, hahahah” sahut Sikhi
Hari eksekusi pun datang semua anggota Roger menangis karena ketua yang biasanya baik dan contoh bagi anak buahnya akan meninggalkan nya dengan cara dipengal tetapi sebelum dieksekusi, seseorang warga berteriak “Hei Roger diamana kau meninggalkan hartamu ?” Roger pun menjawab “Carilah hartaku, aku meninggalkan nya diujung langit, maka bergegaslah menyarinya” akhirnya Roger dieksekusi dan mati dalam keadaan senyum.
Kabar Roger dieksekusi dan meninggalkan hartanya disuatu tempat menyebar dengan cepat, menggugah para pemburu harta untuk mencari harta tersebut. Air mata pun satu persatu jatuh membasahi wajah yang penuh akan petualangan, petualangan yang dilakukan dengan Roger maupun petualangan sendiri, air matapun membasahi bak banjir bandang menyapu daratan, air mata ini bukan hanya menangisi kepergian Roger akan tetapi petunjuk terakhir Roger bahwa harta itu berada diujung langit.











Tugas Bahasa Indonesia, oleh :
SHABRINA ANITHA PUTRI
XI. MIPA 5
Menulis cerpen


Si Jenius

            Pagi itu seorang lelaki berwajah ganteng membuka dua bola matanya yang indah ketika sang langit tampak terang menyinari bumi. Pancaran sinarnya yang menyilaukan mata makhluk ciptaan sang kuasa. Ia termenung dengan kain rajutan benang kesayangannya. Seketika tatapan mata seorang lelaki itu beralih ke benda yang ada di dinding kamarnya yang masih berputar pada lintasannya. Tatapan buyar itu membuatnya tersentak dan berdiri dari tidurnya semalam.
            “Siaaalllll, Aku telat!!!” teriak seorang lelaki ganteng. “Rifqi”. Yaaaa namanya Rifqi. Pagi ini Rifqi terbangun ketika wekernya berdering tepat pada jam tujuh. Benda kecil itu sangat berarti dihidupnya, seumpama ibunya yang membangunkan Rifqi disetiap pagi. Namun pagi ini Rifqi terbangun ketika sang Surya telah menampakkan sinarnya. Rifqi berdiri dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Rifqi siswa sehalus benang sutra, sikapnya yang patuh dan takut saat melanggar.
“Ma, Pa Aku berangkat dulu ya” sapa Rifqi pagi itu.
“Sarapan dulu sayang...” balas Ibunya dengan lembut.
“Enggak deh ma, Aku udah telah nih ma” jawab Rifqi.
“Oooh iya hati-hati ya nak” sapa ayah Rifqi pagi itu.
            Rifqi berangkat dan tidak menyantap sarapan yang sudah ditata rapi oleh Ibunya. Aroma makanan yang mengunggah selera itu pun tak disapanya.  Rifqi pergi dan meninggalkan kapal pecah yang membuat ibunya sangat marah.  Ia mengendarai mobil sport putih dengan kecepatan tinggi.  Selayaknya tinggal di kota-kota besar, jalanan macet sudah menjadi tradisi disetiap pagi.  Pagi itu dia akan belajar dengan guru killer di sekolahnya.  Guru yang seperti hantu di mata semua siswa.  Sosok jenius itu sangat khawatir jika telat datang ke sekolah.  Bagi Rifqi hal ini tak wajar dihidupnya.  Seperti besi bersih yang diberi warna, akan mencoreng namanya sebagai siswa yang patuh pada aturan hingga menurunkan pamornya sebagai siswa jenius.  Filosofi barupun terlukis dihidup Rifqi. 
            Ketika Rifqi mengarahkan tatapan bola matanya yang indah ke tempat biasanya ia menuntut ilmu, rasa khawatir itupun semakin mencekam.  Suara salam Rifqi menghentikan tatapan mata siswa lain yang sedang menatap layar lebar putih di kelas itu.  Guru killer yang ada di benak Rifqi menoleh ke sosok jenius yang berdiri di depan pintu ruangan kecil yang sangat berarti.  Terdengarlah celotehan yang tak diinginkan Rifqi sebagai siswa teladan.  Akhirnya bincangan itupun terhenti, kesalahan Rifqi menuntunnya untuk membersihkan toilet di sekolahnya.  Hukuman yang sangat mengesalkan bagi siswa jenius itu.
            Dengan rasa bersalah, Rifqi melaksanakan perintah gurunya.  Ia melakukannya saat perut kosong.  Sering terdengar nada-nada tak berirama dari perutnya.  Perutnya sangat keroncongan dan Rifqi juga pernah dirawat di rumah sakit karena terserang penyakit magh.  Dengan tidak berfikir panjang, siswa jenius itu pergi ke kantin untuk mengisi perut.  Ini mimpi bagi siswa lain, tak mungkinlah sosok jenius itu di kantin ketika jam pelajaran sedang berlangsung.  Selesai makan, dia kembali ke tempat yang menjadi neraka baginya di hari itu.  Ia mengucek-ngucek matanya, terlihatlah sosok guru berbadan tegap dihadapannya, badannya gemetar seperti getaran handpone.  Dipikirannya, si killer itu seperti bertanduk merah, emosinya yang semakin menggebu.  Karena pekerjaannya belum selesai, guru killer itu menambahkan hukuman bagi Rifqi.  Ia meminta Rifqi untuk membersihkan lapangan upacara yang luasnya bisa menjadi sebuah perkampungan, tentu sangat luas! Hari ini Rifqi tak lagi selembut sutera, Rifqi semakin kesal.  Sekarang, ia bagaikan terjatuh dan tertimpa tangga pula.  Neraka dunia yang sedang menghampirinya.
            Benda berjarum yang ada di tangan lelaki itupun terus berputar pada lintasannya, ruangan yang sangat dekil itupun tuntas dibersihkannya.  Ia pun berlalu dan tak menghiraukan suara derapan kedua kakinya.  Dua bola matanya yang indah menatap ke arah tanah kosong yang sangat sepi tanpa sosok manusia yang lain.  “ini neraka dunia ke dua dalam hidup ku!”.  Lelaki bernyawa yang jenius itu menyapu tanah kosong yang luas dengan kendaraan nenek sihir yang terikat puluhan lidi di tangannya.
            Terik matahari di siang itu membuat tubuhnya basah, wajahnya yang sangat pucat membuat ia menghentikan pekerjaannya.  Rifqi melangkah menuju tepi tanah kosong yang luas itu.  Derapan sepasang sepatunya yang mengkilap itu pun terhenti, ia jatuh dan pingsan.  Kejadian ini membuat Rifqi menjadi perhatian setiap orang di sekolah.  Guru killer berbadan tegap itupun cemas.  Rifqi dibawa ke rumah sakit yang jaraknya lumayan jauh dari sekolahnya.  Ayah dan ibunya datang dengan rasa khawatir melihat kondisi anaknya.  Setelah Rifqi diperiksa dokter, Rifqi sadar.  Rifqi menceritakan semua kejadian di sekolah tadi.  Dengan tidak berfikir panjang, ayah dari siswa jenius itu mendatangi guru killer di sekolahnya.  Suasana semakin menegang.   Ayah  Rifqi kemudian menemui Lembaga Perlindungan Anak untuk menindak lanjuti masalah ini. 
“Ini sangat berlebihan!” kata ayah Rifqi dengan nada tinggi. 
            Guru itu hanya diam dan tak mengakui kesalahannya.  Seakan lempar batu sembunyi tangan.  Emosi ayah Rifqi yang memanas membuat suasana semakin tegang.  Singkat cerita guru itu dihentikan mengajar.  Duka tersembunyi bagi guru itu.  Namun ini suatu kebahagiaan bagi siswa lain di sekolah Rifqi.  Tak akan ada lagi hukuman-hukuman tak wajar bagi siswa-siswa di sekolah itu.  Di lain pihak ibu guru yang killer itu tidak menerima hukuman yang dikenakan padanya.  Dan diapun melakukan pembelaan dengan menemui seorang pengacara yang ada di kota.  Pengacara tersebut bersedia dan akan membantu untuk pembelaan terhadap guru killer tersebut.
            Kejadian ini pun berlalu sesaat. Ayah si jenius itu kembali ke tempat anaknya dirawat. Butiran-butiran air mata terjatuh dari dua bola mata ibu Rifqi yang cantik, begitu juga dengan ayahnya. Ayah Rifqi menghentikan langkah kakinya dan menangis tepat di depan pintu kamar anaknya dirawat. Kondisi anaknya yang manja itu pun semakin kritis.  Dan semua orang yang berada dirumah sakit itu semakin panik dengan kondisi Rifqi yang tiba-tiba memburuk itu.  Tapi untunglah setelah menunggu selama satu jam dalam penanganan dokter ahli, akhirnya Rifqi siuman dan masa kritis itu berhasil dilewatinya.  Tanpa disadari orang-orang yang berada di rumah sakit itu seperti dipandu dan berucap “Alhamdulillah ya Allah”.
            Hari ke hari dilewati Rifqi di rumah sakit dengan kemajuan yang semakin membaik. Dan pada akhirnya setelah masa perawatan kurang lebih lima hari, maka Rifqi pun dibolehkan pulang. Sore itu semua teman-teman sekelas Rifqi ke rumah sakit dan ikut mengantar Rifqi pulang ke rumahnya.  Semua teman-temannya berusaha untuk menghibur Rifqi dan banyak bercerita tentang rencana kegiatan akhir sekolah nantinya yang bertepatan di akhir bulan Juni.  Seketika Rifqi bangkit dan mengangkat kedua jempolnya dan berkata “Wow that’s we’re wating for, aren’t we? and I’ll be the guide of that trip, because the destination of the trip is my home bro”.  Tentu… tentu teman, kami semua sangat berharap akan keikut sertaanmu. Hari pun beranjak malam dan teman Rifqi pun berpamitan sama Rifqi dan kedua orang tuanya.

           










Muhabbad cinta persahabatan

Oleh           : shofiati irbah
Burung-burung berkicau merdu, diimbangi oleh suara gesekan dedaunan yang dihembus oleh angin dari ufuk Timur, melengkapi pagi dan melengkapi hati Aisyah dan sahabatnya Anisa untuk pergi ke sekolah. Mereka sudah lama bersahabat, Aisyah dan Annisa juga sering berangkat kesekolah bersama-sama, seakan-akan mereka seperti saudara kandung. Tapi dua sahabat ini sangat berbeda. Aisyah seorang gadis kaya, cantik dan tidak sombong, sedangkan Anisa yang hanya gadis biasa namun sangat digemari oleh kaum adam, dan sangat pintar, namun perbedaan diantara mereka itu tidak menjadi penghalang persahabatannya, melainkan mereka saling melengkapi satu sama lainnya.
Mulai dari kelas X-XI mereka  selalu sekelas namun pada kelas XII mereka pisah kelas, namun persahabatan mereka itu tidak berarti berpisah juga, malahan dengan pisah kelas itu mereka  semakin dekat, mereka masih tetap pergi hunting, pergi makan dan menghabiskan waktunya bersama-sama.
Pada suatu pagi di kelas Aisyah, terdengar informasi bahwa akan ada seorang murid baru yang akan bergabung dikelasnya, Aisyah  penasaran siapakah gerangan murid baru itu, Aisyah berbicara di dalam hati, dengan raut wajah yang begitu penasaran sekali.
Bel tanda pelajaran akan segera berbunyi, tak lama setelah bel berbunyi, terdengar suara seperti yang memuku lantai, suaranya tak sama seperti biasanya,sekarang tidak hanya terdengar suara Hyhill ibuk guru, tapi juga terdengar suara sepatu yang masih asing terdengar, ternyata tak salah lagi itu ibu guru dengan seorang murid baru yang sangat ganteng dan membuat semua murid wanita di kelas tersebut tidak terhenti memandanginya, tanpa terkecuali Aisyah, dia merasakan cinta pada pandangan pertama, perkenalan diripun dilakukan oleh murid baru yang memikat itu, dan ternyata namanya adalah Radit.
Dua hari berlalu, Radit langsung menjadi idola di sekolah tersebut, seluruh murid menggaguminya terkhususnya kaum hawa. Anisa sahabat Aisyah diam-diam juga menyukai Radit, akan tetapi dia tidak mau menunggapkannya, hanya menyimpannya di dalam hati sebagai beban yang sangat berat demi menjaga hati sahabatnya Aisyah.  
Jam istirahat, Radit pergi makan ke kantin, disaat makan, dia melihat cewek cantik yang membuatnya langsung jatuh hati padanya, yah dia adalah Annisa cewek yang paling cerdas di sekolah itu, melihat kecantikan Annisa  Radit berniat untuk berkenalan dengan cewek cantik itu. Dia begitu setia memandangi hingga satu titik bayangan ini tak terlepas.
Bel masuk pun berbunyi Radit dan teman-temannya masuk ke kelas, sesampai di kelas radit menanyakan cewek yang dia lihat tadi kepada teman sekelasnya, dan ternyata Radit bertanya kepada  Aisyah yang tak lain dan tak bukan adalah sahabat Anisa cewek yang dicari-cari Radit, ternyata radit tidak salah tanya , dia bertanya kepada orang yang tepat. Radit memberikan ciri-ciri cewek yang dia lihat tadi kepada Aisyah, dan Aisyah menjawab “ ohh…. Itu adalah sahabatku, namanya Annisa, dia adalah sahabat terbaikku”. Ujar Aisyah, emanya kenapa kamu menanyakan tentang sahabatku? Tanya Aisyah lagi. “ oh tidak , tidak apa-apa, aku hanya menggaguminya saja, apa kau menggaguminya? Aisyah terkejut mendengar pernyataan  yang dilontarkan oleh Radit, karena Aisyah juga mengggumi Radit. Tanpa ada perkataan lagi, Aisyah pergi meninggalkan Radit dengan perasaan kecewa, dengan wajah bertanya-tanya, Radit terdiam melihat perilaku Aisyah yang tiba-tiba meninggalkannya disaat dia menanyakan perempuan yang dia kagumi.
Bel pulang berbunyi, Aisyah segera menghampiri Annisa ke kelasnya, karena tidak sabar ingin mengatakan apa yang terjadi di kelas tadi. Sampai di kelas Anisa,  Aisyah segera memanggil Anisa dengan nada yang tinggi, karena tidak biasanya Aisyah berkata seperti itu, Anisa pun bingung melihat tingkah Aisyah begitu aneh, Anisapun bergegas menghampiri Aisyah, “kamu kenapa memanggil aku  seperti itu?” ujar Anisa “ aku sakit hati padamu” ujar Aisyah. “ sakit hati? Emang apa salahku hingga kau sakit hati kepadaku?” Aisyah menjawab dengan wajah yang begitu marah” aku sakit hati karena orang yang aku sukai ternyata menyukaimu”. Anisa terkejut “ apa? Maksud kamu Radit?” siapa lagi kalau bukan dia, orang yang aku impi-impikan untuk menemani hidupku, tapi sekarang dia menyukaimu, sahabatku sendiri” sambil membelkangi Aisyah dengan perasaan yang sangat kesal. “ Ais nggak mungkin aku menggambil orang yang kamu sukai, lagian aku juga tidak suka dengan dia” sebenarnya di dalam hati (Anisa berkata sebenarnya aku juga menyukainya Ais, karena kamu begitu mencintainya, biarkanlah aku menggorbankan perasaan ku ini demi sahabat yang paling aku cintai). Mendengar perkataan Anisa Aisyah sangat senang, karena ternyata dia tidak menyukai cowok impiannya itu, yaitu Radit.
Hari demi hari Radit berusaha untuk mendekati Anisa, tapi  Anisa tidak pernah merespon apa yang dilakukan Radit. Setiap malam minggu Radit mengirimkan bunga dan selembar surat dengan tertuliskan I LOVE YOU setiap minggunya, namun apa yang dilakukan Radit tidak pernah di acuhkan Anisa, Anisa sebenarnya pengen membalas apa yang dikirim Radit, tapi karena sahabatnya begitu mencintai Radit, oleh karena itu Anisa berusaha untuk menutup hatinya untuk Radit walaupum terasa berat. Dilain sisi Aisyah yang begitu mencintai  Radit berusaha mendekati Radit,namun apa yang dilakukan Aisyah tidak pernah di respon oleh Radit karena di dalam hati radit hanya ada Anisa.
Suatu hari ketika Radit mengirim bunga dan selembar surat kepada Anisa, karena sudah begitu banyak  Radit mengirimnya, Anisa bersedia menerima kiriman Radit dan mereka juga janjian untuk ketemuan di taman belakang sekolahnya.
Hari yang ditunggupun datang, dengan hati yang begitu bahagia,karena dia bisa bertemu dengan orang yang dia sayangi,  Radit mempersiapkan pertemuan itu dengan sebaik-baiknya untuk menyatakan rasa yang dimilikinya, 15 menit pun berlalu, Anisa berjalan menghampiri Radit,melihat Anisa dari kejauhan Radit langsung berdiri untuk menunggu kedatangan Anisa , melihat situasi disekitar taman yang berbeda dari biasanya Anisa menyakannya kepada Radit “ Radit ada apa ini? Kok taman ini begitu indah dari pada yang biasanya”  dengan wajah tersenyum Radit menjawab sambil memegang tangan Anisa “ Sa  aku ingin mengungkapkan perasaanku kepadamu” tiba-tiba terdengar suara dari kejauhan yang tak lain adalah suara teriakan Aisyah karena melihat sahabatnya berpengangan dengan cowok impiannya, mendengar teriakan Aisyah,Anisa melepaskan tangannya dari genggaman Radit. Aisyahpun menghampiri mereka dengan deraian air mata sambil berkata “ kau kejam, kau bilang kau tidak menyukainya, tapi kenyataanya ? di belakangku kau bermesraan dengan orang yang kau tau bahwa aku menyukainya, sahabat macam apa kau itu? Kejam sekali” setelah berbicara seperti itu Aisyah pergi meninggalkan mereka, “ tunggu Ais, aku mau jelasin semuanya ke kamu, ini tak seburuk apa yang kau lihat Isy” berlari mengejar Aisyah.
Keesokan harinya Aisyah tak lagi menjemput Anisa untuk pergi sekolah, mereka tak sama seperti dulu lagi, yang biasanya berteman dekat bagaikan para warna pelangi di angkasa, sekarang telah menjadi kegelapan beracun yang memendam rasa sakit hati yang amat berat. Tak sengaja di depan gerbang sekolah mereka berbarengan berjalan ke arah kelas, setelah lama berjalan mereka baru menyadari bahwa mereka berbarengan berjalan, dengan hati penuh bersalah, Anisa langsung memegang tangan Aisyah dan berkata “ maafkan aku Ais aku tak bermaksud merebut Radit darimu , aku ingin menjelaskan semuanya kepadamu” “ hisskkk, aku tak perlu penjelasan dari orang yang dulu aku anggap sahabat terbaiku, tapi malah menjadi iblis yang membunuh sahabatnya sendiri” kata Aisyah keras sambil menghentakan genggaman Anisa dan langsung berlari ke kelasnya. Dengan perasaan yang sangat sedih,  Anisa berjalan menuju kelasnya yang berada di samping  kelas Aisyah.
Tepat pukul 10.00 WIB bel istirahatpun berbunyi, Anisa langsung bergeser menuju kelas Aisyah untuk kembali menjelaskan apa yang sebenarnya yang terjadi dan berharap mereka bisa menjadi sahabat lagi, “ Aisyah aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Radit, aku hanya merasa segan dan aku menemuinya untuk menjelaskan kalau aku tidak ada perasaan apa-apa kepadanya” tegas Anisa. Parrr suara pukulan meja yang di pukul Aisyah dengan penuh emosi “ tak usah pura-pura baik di depanku, siapa sih yang nggak suka sama cowok yang gantengnya melebihi orang lain, dasar munafik, kau tak lebih dari seekor anjing yang berkeliaran di tempat sampah” hinaan Aisyah dan keluar meninggalkan Anisa yang terdiam mendengar ucapan Aisyah, dengan perasaan yang sangat sedih bercampur menyesal.
Cuaca sore  itu mendung dengan angin sepoi-sepoi yang membuat bulu kuduk merinding dan suara gesekan dedauanan menemani Anisa berjalan pulang sekolah menuju rumah, “ siapa itu?” tanya Anisa di dalam hati sambil melihat dan mendekati seorang  cowok yang berdiri di depan gerbang sekolah, seperti ada yang ditunggunya, ternyata cowok itu adalah Radit yang sengaja menunggu Anisa untuk menyelesaikan masalah kemaren di taman dan melanjutkan niatnya untuk mengungkapkan isi hatinya secara langsung ke Anisa
Anisa terhentak dan menjadi sangat binggung harus berjalan atau tidak ke gerbang itu, dengan melawan kata hatinya yang ingin dekat dan bebicara  dengan Radit, Anisa berbelok arah dan pulang lewat gerbang belakang sekolah yang jaraknya sangat jauh.  Melihat Anisa pergi menjauhinya, Radit mengejar Anisa  dan memegang tangannya, “ aku mencintaimu, aku ingin bersamamu selamanya, tak peduli mau bagaimanapun masalah pada saat ini “ ucap Radit mengungkapkan isi hatinya yang sudah lama ingin diungkapkan secara langsung, Anisa terdiam, pipinya memerah yang diiringi kerutan dikeningnya seperti berfikir suatu hal yang besar,  Anisa juga mencintai Radit, tetapi ia juga tidak mau mengikuti kemauannya  yang membuat persahabatanya dengan Aisyah terputus. Hmmm hufff, Anisa menarik nafas, “maaf Radit aku tidak bisa, aku tidak mencintaimu sama sekali, aku juga tidak suka dekat denganmu” balas Anisa dengan mata mulai berkaca-kaca, kemudian pergi meninggalkan Radit. “ Anisa tunggu...” aaaaaaa teriakan Radit kecewa dan rasa sakit hati.
Hari demi hari telah berlalu, luapan emosi Aisyah terus melebihi batas normal, sampai terfikir debenaknya untuk memburuk-burukan sahabanya ke orang lain. Pada saat jam istirahat, Aisyah makan di kantin bersama teman-temannya,  “ kalian tau tidak,sama Anisa? Pusat penyaluran zakat keluarganya aku”  tanya Aisyah ke teman-temanya sambil meminum segelas jus  lemon. “Oow Anisa sahabat kamu itu?” teman Aisyah berbalik tanya “ iya, tapi sebenarnya dia bukan sahabat aku, dia hanya orang yang dibantu oleh keluarga ku, seluruh hidupnya dibiayai oleh keluargaku karena kasihan dan aku berteman dengannya karena aku ibah, akan kemiskinan dia, dan satu lagi yang perlu kalian tau, dia hidup di keluarga yang tidak beres, ayahnya hanya bisa mabuk-mabukan dan ibunya hanya seorang pelacur, kalian fikirkan saja bagaimana anaknya kalau orang tuannya seperti itu” kata Aisyah dengan  wajah yang sangat senang karena bisa membalaskan sakit hatinya. Hahaha mereka tertawa terbahak-bahak tanpa mereka sadari bahwa mengunjing dan memfitnah itu adalah dosa dan sangat di benci oleh Allah.
Pandangan demi pandangan orang terus memburuk kepada Anisa, cemoohan dan cacian ikut menyertai perih hidup Anisa, badaipun setiap hari hadir menghampirinya dan air mata turun bercucuran jatuh membasahi pipinya, tapi alangkan kuatnya Anisa, ia tetap sabar menghadapi semua itu, dengan hati yang sangat remuk ia tetap berprasangka baik kepada orang yang telah menyakitinya, itu dikarenakan ia sangat menyayangi sahabat sejatinya itu, walau Anisa rela melakukan apa saja demi Aisyah, tetapi tidak dihargai oleh Aisyah, karena Anisa yakin di setiap kesabaran dan kejujuran Allah akan memberikan yang terbaik baginya dan berharap bisa bersama dengan Aisyah seperti dulu lagi.
Pukul 06.30 Anisa langsung berangkat ke sekolah dan menunggu Aisyah di depan gerbang untuk menjelaskan kembali masalah yang sebenarnya  terjadi dan sekaligus meminta maaf kedapa Aisyah. Tidak lama Anisa menunggu Aisyah di gebang sekolah, Aisyah datang diantarkan orangtuanya, setalah Aisyah turun dari mobilnya, Anisa langsung menghampiri dan memegang tangannya, seraya berkata “ aku minta maaf Ais , aku telah membuat kamu marah , aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Radit, dan demi kamu dan persahabatan kita aku akan menjauhi Radit, juga tak akan meladani dia bicara lagi”  “ hmmm, iya aku maafin kamu, tapi mulai sekarang kita cuma teman biasa saja, bukan sahabat seperti dulu lagi, ya sudah aku pergi dulu, bosan aku melihat wajahmu” ujar Aisyah sambil tersenyum benci meninggalkan Anisa, dan kembali Anisa terdiam dan kali ini dia berusaha tersenyum dengan keadaan yang ada seraih berkata di dalam hatinya” aku akan selalu sabar dan akan selalu mempertahankan persahabatan kita ini , dan takkan terputus hanya karna orang yang baru kita kenal “.
Karena kekecewaan yang sangat besar Raditpun menemui Aisyah dan  berkata kepadanya bahwa dia mencintai Aisyah dan memintanya menjadi pasangan hidupnya, tanpa berfikir panjang Aisyah menerima permintaan Radit dan akhirnya mereka menjalin hubungan, dibalik itu Anisa hanya tersenyum melihat sahabatnya bahagia , walau hatinya sangat sakit, namun demi sahabatnya, Anisa merelakan itu semua.
Hari demi hari dilalui Radit dan Aisyah berdua, mereka selalu bersama, dimanapun dan kapanpun itu, suatu hari Aisyah tidak ikut dengan Radit untuk pergi ke kantin karena dia disuruh oleh guru mengisi data, dan Radit pergi  bersama teman-temannya, di saat tugas yang di berikan guru itu selesai Aisyahpun menghampiri Radit ke kantin, dan di tengah perjalanan Aisyah mendengar pembicaraan Radit dengan teman-temannya , “ sebenarnya  aku sangat mencintai Anisa , aku juga sangat ingin bersamanya  dan ingin mengakhiri hubungan ku dengan Aisyah karena aku sebenarnya sama sekali tidak menyukainya, aku fikir dengan aku dekat dengan Aisyah akan membuat Anisa cemburu, tapi nyatanya tidak, dan setelah aku putus dengan Aisyah nanti aku akan berusaha lagi untuk mendekati Anisa lagi” ujar Radit ke teman-temannya, mendengar perkataan Radit tersebut, Aisyah terdiam , Aisyah sudah sangat menyayanggi Radit, dia juga sadar bahwa persahabatnya juga terputus karena egoisnya, dengan air mata yang membasahi pipinya,Aisyah menghampiri Radit yang sedang berbicara dengan teman-temannya “aku sudah mendengar semuannya, sekarang lebih baik hubungan kita sampai di sini saja, dan jika kamu sangat mencintai Anisa, aku tidak peduli lagi “ ucap Aisyah dengan air mata yang mengairi pipinya, kemudian pergi meninggalkan Radit dan teman-temannya.
Anisa.... Anisa... Anisa ..Aisyah berlari beruraian air mata menghampiri Anisa, dan kemudian Aisyah memeluk dengan eratnya, melihat Aisyah menangis, Anisa bertanya kepada Aisyah “ kamu kenapa? Kenapa kamu nagis? Siapa yang membuatmu seperti ini? Bilang ke aku Ais, biar  aku kasih pelajaran orang yang membuat kamu seperti ini” dengan wajah bersalah Aisyah menjawab pertanyaan Anisa “ tak ada yang jahat kepadaku Sa, aku mau minta maaf kepadamu”  “ minta maaf?” wajah Anisa yang bertanya-tanya “ maafin aku Sa, aku banyak salah kepadamu, aku hanya mementingkan ego ku saja, dan aku juga mengiginkan kita seperti dulu lagi, dengan sekarang aku ikhlas kamu bersama dengan Radit, orang yang sangat aku cintai, tetapi hatinya hanya tertuju padamu Sa, dia hanya menyayangi dan mencintaimu saja Sa” kata Aisyah sambil menagis di pelukan Anisa
Anisa melepaskan pelukan itu dan menghapus air  mata Aisyah, kemudian tersenyum dan berkata “ aku dulu memang mencintai Radit, tapi sekarang sudah tidak lagi, aku telah ikhlas dan aku hanya ingin kita bersahabat seperti dulu lagi, aku tidak ingin kita terpisahkan karena ego kita masing-masing dan karena seorang cowok yang baru kita kenal beberapa bulan lalu”
Dari luar kelas, dengan sedikit hati-hati dan perasaan kecewa Radit mengintip pembicaraan dua sahabat itu, hingga dia berfikir bahwa tidak mungkin dia memaksakan kehendaknya dengan merusak persahabatan orang lain, lalu Radit menenagkan hatinya, dan kemudian berjalan menjauhi kelas itu, berharap hatinya akan kembali tenang dengan melupakan cinta yang dimilikinya.
Anisa dan Aisyah pun akhirnya  kembali bersama dan kompak kembali tanpa ada yang bisa mengganggu mereka, karena kunci kesetiaan itu adalah hati kita masng-masing.









“Berjuang dan Pergi”

Oleh            : Tesya mulia saver
Genta berhasil menapakkan kakinya di puncak gunung Semeru, dataran tertinggi di pulau Jawa. Ia pun bergumam
          “Ini adalah negeriku, negeri yang kaya dengan hasil alam dan dengan seluruh keindahannya. Negeri yang setiap hari ku nikmati udaranya, airnya dan juga tanahmya. Di negeri ini aku tumbuh dan berkembang. Akan tetap ku jaga keindahanmu, wahai negeriku”
Genta merupakan seorang putra bangsa yang mengabdikan diri untuk negeri yang sangat dicintainya, Indonesia. Ia merupakan seorang aktifis lingkungan hidup yang sangat menghargai nilai dari sebuah keindahan.
***
          “Uhuk.. Uhuk..” terdengar suara batuk Ayah Genta.
          “Semakin hari kabut asap ini semakin tebal saja, padahal semalam hujan sudah turun sangat lebat” kata Ayah Genta.
          “Benar, Ayah. Jika tidak segera ditangani, kabut asap ini bisa memakan korban. Kasihan sekali, jika ada orang yang mati perlahan karena bencana ini” balas Genta
          “Negeri yang sangat memprihatinkan. Ketika semua rakyat menjerit dan menderita, mereka hanya sibuk memperkaya diri sendiri” lanjut Ayah Genta, sambil mematikan televisi.
          “Negeri kita memerlukan gebrakan, Ayah” jawab Genta dengan tegas.
          “Ayah akan memperjuangkan hak-hak rakyat untuk hidup aman dan damai di negaranya sendiri” balas Ayah Genta.
          “Tapi Ayah, kini saatnya generasi muda lah yang harus bergerak. Lebih baik Ayah diam dirumah saja” balas Genta.
          “Tak apalah nak, ini terlalu berbahaya bagimu nak. Jalanmu masih panjang, Genta” jawab Ayah.
          “Tapi Ayah..” bantah Genta, lalu terdiam.
          “Ayah akan baik-baik saja, kamu tidak perlu mengkhawatirkan Ayah. Percayalah” Ayah Genta mencoba meyakinkan anaknya sambil menepuk bahu Genta dan terlukis sebuah senyuman penuh percaya diri diwajahnya diantara kerutan yang sudah tampak karena sang Ayah sudah hampir berkepala tujuh.
***
Disaat terjadinya pemberontakan, Ayah Genta berada dibarisan paling depan, dan menjadikan dirinya sebagai tameng, yang siap melindungi orang-orang yang ada dibelakangnya, jika tiba-tiba sebuah timah panas datang atau apapun itu, yang mengancam keselamatan mereka yang bisa kapanpun menembus barisan sang pemerhati masyarakat tanpa pernah mereka duga. Tanpa sepengetahuan Ayahnya, Genta juga mengikuti gerakan pemberontakan dibarisan belakang, sambil mengawasi Ayahnya. Aparat keamanan dikerahkan untuk melindungi orang-orang kaya ber-uang yang menamai dirinya sebagai orang terpandang dengan title pemimpin. Aparat keamanan mencoba untuk membubarkan barisan pemberontakan, namun tak kunjung membuahkan hasil. Hingga akhirnya, sebuah peluru tepat mengenai kepala Ayah Genta. Ayah Genta terjatuh, dengan darah yang mengucur dari sebuah lubang dikepalanya. Genta terkejut karena menyaksikan penembakan sang Ayah dengan mata kepalanya sendiri. Genta langsung berlari ke tempat Ayahnya, dan memeluk sang Ayah
          “Ayah....” teriak Genta.
          “Maafkan Ayah, nak. Ayah tak bisa menemanimu untuk waktu yang lebih lama lagi. Maafkan Ayah” kata Ayah Genta dengan suara tersendat-sendat.
          “Genta yakin Ayah masih kuat, Genta yakin Ayah bisa bertahan” jawab Genta dengan penuh harapan.
          “Sepertinya Ayah tak sanggup lagi menahan rasa sakit ini, nak” balas Ayah Genta.
          “Tapi Ayah, Genta masih membutuhkan Ayah, Genta masih butuh bimbingan Ayah, Genta masih membutuhkan kehadiran Ayah disisi Genta, yah” jawab Genta, dengan air yang mengalir dari sudut matanya dan membasahi pipinya.
          “Kamu sudah dewasa, nak. Kamu sudah bisa memilih jalanmu sendiri Genta. Akan ada banyak orang yang akan kamu temui diluar sana, yang lebih dari Ayahmu ini, nak” lanjut Ayah Genta dengan suara yang semakin hilang.
          “Tapi Ayah, asalkan Ayah tau, sosok Ayah tak bisa digantikan oleh siapapun. Ayah harus tau itu, Genta sangat menyayangi Ayah. Ayah..” sambung Genta terisak-isak.
          “Asyhaduallailahaillallah, waasyhaduannamuhammadarrasullah” terdengar kalimat syahadat keluar dari mulut Ayah Genta. Ayah Genta menghembuskan napas terakhir didalam dekapan anaknya. Genta terdiam melihat Ayahnya yang saat ini sudah tak bernyawa.
          “Aku kira, aku hanya akan kehilangan udara segarku.
            Aku kira, aku hanya akan kehilangan langit biruku.
            Aku kira, aku hanya akan kehilangan langit malam indahku yang penuh bintang dan
            dihiasi rembulan.
            Tapi, sekarang kalian pun dapat melihat, Aku juga kehilangan sosok berharga yang menginspirasi hidupku, sosok yang selalu berusaha membangkitkanku disaat aku jatuh dan terpuruk, dialah Ayah. Yang saat ini sudah terbujur kaku dalam dekapanku. Mengapa orang yang bertujuan baik, malah disalahkan? Mengapa? Kalian tidak suka? Bukan begini caranya. Berbuat seenaknya dengan semua yang kalian punya” gumam Genta, yang membuat mata yang menyaksikan peristiwa itu ikut terharu.
          “Sudahlah, wahai anak muda. Kembalilah kerumahmu, kuburkan jasad Ayahmu yang sudah kaku itu. Semuanya akan kembali seperti semula, dan kau tidak perlu ikut campur dengan masalah ini. Pergilah..” kata seorang pejabat yang baru saja keluar dari  tempat perlindungannya.
          “Apa katamu? Semua akan kembali seperti semula? Kamu salah, pecundang. Mungkin udara segarku, dapat kau kembalikan. Mungkin langit biruku, dapat kau kembalikan. Mungkin langit malam berbintangku, juga dapat kau kembalikan. Tapi kau tidak bisa mengembalikan Ayahku. Tidak akan bisa, pecundang?” balas Genta dengan tegas.
          “Pencundang kau bilang? Saya ini bukan orang sembarangan, saya punya seribu kaki tangan yang bisa saya perintah untuk menghabisi kau, kapanpun yang saya mau. Asalkan kau tau itu” balas pejabat itu dengan nada suara yang tinggi disertai emosi.
“Memang, kau memang pecundang. Memang seperti itu kenyataannya. Disaat rakyat ini menjerit dan menderita, apa yang kau lakukan? Kau hanya sibuk memperkaya dirimu sendiri, bukan. Hahaha.. lucunya negeri ini. Orang yang berbuat baik, sekarang malah jadi korban” jawab Genta meremehkan pejabat itu.
          “Sudahlah, semua kata-kata kau itu hanya omong kosong. Pengawal, habisi orang ini, agar dia dapat menyusul Ayahnya, ke neraka” perintah pejabat tersebut.
Seketika Genta segera berlari sambil menggendong mayat Ayahnya.
          “Ayah.. Aku akan tetap bejuang, Ayah” gumam Genta.
Tak berselang lama setelah itu, sebuah timah panas melesat dengan cepat, menembus kulit dan daging kaki Genta. Tapi Genta tetap berlari dengan langkah tertatih.
          “Biarkan saja dia lari, dia tidak akan bisa bertahan. Lihat saja, dia telah kehilangan banyak darah. Sebentar lagi dia juga akan mati. Lebih baik segera kembali” sahut seorang pengawal kepada pengawal lainnya. Mereka pun pergi
***
          “Aku akan tetap berjuang, aku pasti bisa. Aku masih kuat, Ayah. Aku akan buktikan pada mereka, jika aku bukan orang lemah yang bisa dihabisi semudah itu” Genta membulatkan tekad diatas makam Ayahnya.
Semakin hari, kabut asap semakin tebal hingga menimbulkan korban jiwa. Hal ini membuat Genta sebagai seorang aktivis lingkungan berpikir lebih keras. Telah banyak cara yang Genta cobakan tapi hampir semua tak membuahkan hasil. Hingga akhirnya, Genta menyerah dengan keadaan.
          “Hah... aku memang tak bisa memperbaiki semua” kata Genta kepada dirinya sendiri sambil menghempaskan tubuhnya yang lelah diatas tumpukan kapas berbentuk persegi panjang yang empuk dilengkapi kain bermotif polkadot.
Dalam pikirannya yang kosong, perlahan Genta pun berpindah ke alam mimpinya. Didalam mimpinya, Genta didatangi oleh sang Ayah. Ayahnya berpesan:
          “Anakku Genta, bangkitlah nak. Ayah yakin kamu bisa mengatasi semua masalah ini. Belajarlah dari kegagalanmu yang sebelumnya. Karena, pengalaman adalah guru yang terbaik. Genta yang Ayah kenal bukanlah Genta yang mudah berputus asa seperti ini. Genta yang ayah kenal adalah Genta yang tak Gentar menghadapi setiap kesulitannya. Berjuanglah Genta, bukankah Genta sudah berjanji kepada Ayah untuk terus berjuang. Meskipun Ayah sudah tiada, Ayah selalu mengawasimu. Ayah selalu menjagamu Genta. Sekarang bangunlah, mulailah bekerja, mulailah berjuang untuk kepentingan orang banyak. Banyak yang membutuhkanmu diluar sana. Bangunlah Genta, bangun..”
Seketika Genta pun terbangun dari alam mimpi yang memberinya inspirasi dan motivasi dari sang Ayah. Ayah yang selalu membangkitkannya ketika ia merasa sangat terpuruk.
          “Belajarlah dari kegagalan, karena kegagalan adalah guru yang terbaik. Hmm.. sekarang aku tau apa yang harus aku lakukan” gumam Genta ketika ia tersadar.
Akhirnya Genta berhasil membuat kabut asap yang menutupi keindahan negerinya benar-benar hilang. Genta sekarang dikenal oleh semua orang sebagai orang yang sangat berjasa yang bekerja dengan tangannya sendiri dari titik terbawah hingga akhirnya ia mencapai titik puncak kesuksesan.
          “Terima kasih, Ayah. Ini semua berkat jasamu, hingga aku bisa menjadi seperti ini” pintanya sambil mengirimkan untain do’a untuk Ayahnya.
Tiba-tiba datang seorang lelaki separuh baya yang menghampiri Genta sambil menepuk bahu Genta, pertanda bangga. Genta terkejut.
          “Sekarang kau sudah sukses nak, aku tak menyangka hal ini bisa terjadi” ucap lelaki itu kepada Genta.
          “Ohh.. yaa.. semuanya memang tak terduga” balas Genta
          “Tunggu, sepertinya aku mengenalmu” sambung Genta. Genta pun terdiam sejenak.
          “Bukankah kau seorang pecundang yang telah membunuh Ayahku?” lanjut Genta.
          “Ternyata kau masih ingat. Bukan aku yang membunuh Ayahmu, tapi pengawalku” jawab lelaki itu.
          “Kau ataupun pengawalmu, itu sama saja. Mereka bekerja atas perintah mu” balas Genta dengan nada suara tinggi mengingat pedihnya kenangan masa lalu ketika kahilangan Ayahnya.
          “Sudahlah, Genta. Semua itu masa lalu. Masa lalu biarlah berlalu, marila kita menatap masa depan. Aku ingin kau bergabung dengan perusahaanku, kita akan bekerja sama. Aku akan membayar jerih payahmu dengan harga yang fantastis, berapapun yang kau minta akan ku beri” tawar lelaki itu kepada Genta.
          “Hah.. ternyata kau masih sama seperti dulu. Dulu kau bilang, kau yang akan mengembalikannya seperti semula, tapi lihat sekarang akulah yang mengembalikannya, dengar itu aku..”  balas Genta merendahkan lelaki itu.
          “Kau pikirkan baik-baik Genta, kesempatan tak datang dua kali. Lebih baik kau bergabung saja denganku, kau yang mengembalikan semua atau aku, itu sama saja. Yang penting semuanya telah pulih, bukan” bujuk lelaki itu.
          “Kesempatan tak datang dua kali, cuih.. kesempatan kau yang tak datang dua kali pengecut” jawab Genta dengan tawa lepas.
          “Apa maksudmu Genta? Apa yang akan kau lakukan?” tanya lelaki itu penuh kebingungan.
          “Kesempatan mu untuk hidup, tak datang dua kali, itu maksudku. Aku akan melakukan hal yang sama seperti yang telah kau perbuat kepada Ayahku” jawab Genta untuk menjelaskan yang membuat lelaki itu semakin bingung dan ketakutan.
Lelaki itu semakin terpojok, ia tidak tau harus berbuat apa dan lari kemana. Perlahan Genta mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya.
          “Selamat jalan pengecut. Menderitalah di neraka sana” kata Genta dengan senyum sumbringah.
          “Jangan Genta, Jangan lakukan itu.. Jangan Gen..taa”
Sebuah timah panas bersarang tepat dikepala lelaki itu, Ia pun tewas dengan kondisi bersimbah darah dan lubang bekas tembakan di kepalanya. Kondisi yang sama seperti yang terjadi pada Ayah Genta.
          “Hahaha... Sekarang aku puas. Selamat tinggal, pengecut” sahut Genta sambil berlari lalu pergi.
-The End-






Tidak ada komentar:

Posting Komentar